Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Begini Cara PSG Lumat Lyon dan Lanjutkan Catatan Tak Terkalahkan

    Pandit Football Indonesia - detikSport
    Reuters/Gonzalo Fuentes Reuters/Gonzalo Fuentes
    Jakarta -

    Paris Saint-Germain masih belum terkalahkan di Liga Prancis. Yang teranyar, tim besutan Laurent Blanc itu menang telak 5-1 atas Olympique Lyon. Beginilah cara mereka meraih kemenangan tersebut.

    Bagi Lyon sendiri, musim buruk mereka masih terus berlanjut. Performa naik-turun yang tampak sudah berakhir dengan tiga kemenangan beruntun sejak pekan kesebelas ternyata malah diikuti oleh lima pertandingan tanpa kemenangan.

    Dengan kekalahan ini Lyon tertahan di peringkat keenam dengan jumlah poin 26, di antara OGC Nice dan AS Saint-Etienne yang memiliki jumlah poin sama. PSG sendiri makin mantap di puncak klasemen dengan jumlah poin 48; 17 poin lebih banyak dari pengumpul poin terbanyak berikutnya, Angers SCO dan AS Monaco.

    PSG memenangi pertandingan melawan Lyon dengan menguasai bola sebanyak mungkin. Statistik mencatat penguasaan bola PSG mencapai 64,4%. PSG menorehkan catatan tersebut bukan semata dengan memainkan umpan-umpan pendek ke arah samping atau belakang (yang kemungkinan gagalnya lebih rendah) dan membiarkan Lyon mengejar-ngejar bola. Malah, adalah PSG yang mengejar. PSG terus mencari bola dengan bermain menekan.

    Namun, tekanan ini hanya PSG lakukan di area permainan Lyon. Grafis umpan Lyon di sepertiga pertama (area pertahanan) mereka menunjukkannya. Mayoritas umpan Lyon di area tersebut adalah umpan mengarah ke belakang atau ke samping. Dan kebanyakan umpan tidak tepat sasaran di area tersebut adalah umpan mengarah ke depan. Grafis umpan lini tengah Lyon pun menunjukkan bahwa umpan-umpan yang berasal dari sepertiga pertama (di mana PSG menekan) adalah umpan-umpan tidak tepat sasaran.





    Di area permainan mereka sendiri PSG melakukan pendekatan tanpa bola yang berbeda. Di daerah permainannya PSG tidak menekan, namun memainkan pola pertahanan zonal marking yang disiplin.

    Tidak hanya pemain belakang yang bekerja di sini, namun ketiga gelandang PSG juga – Adrien Rabiot, Blaise Matuidi, Thiago Motta. Hasilnya terbukti ampuh. Tercatat hanya sedikit umpan tepat sasaran Lyon di sepertiga pertama PSG. Di dalam kotak penalti PSG bahkan Lyon hanya memiliki dua umpan tepat sasaran.



    Kebanyakan umpan PSG adalah umpan mengarah ke samping di lini tengah. Ini karena Lyon ketika tidak menguasai bola memainkan pola pertahanan zonal marking dalam formasi 4-5-1, dan mereka tidak melakukannya di kedalaman seperti PSG.

    Permainan umpan pendek di lini tengah ini bertujuan membuat Lyon terpancing dan karenanya membuka celah. Ketika celah terbuka, PSG menyerang dengan umpan-umpan langsung mengarah ke depan, bukan membangun serangan dengan umpan-umpan pendek.

    Jumlah umpan sepertiga akhir PSG sebenarnya lebih sedikit dari Lyon (PSG 84-85 Lyon) dan nyaris separuhnya berakhir dengan kegagalan. Namun jika pada akhirnya PSG berhasil membuat empat umpan kunci dan satu assist, itu karena para pemain PSG nyaris tidak pernah kalah jumlah di area pertahanan Lyon. Alasan lain, ada bantuan dari kesalahan pemain Lyon.

    Cacat Sistem Bernama Jeremy Morel

    Menyalahkan individu sama saja dengan mencari kambing hitam dari kegagalan sistem. Namun pada kasus Lyon memang begitu adanya. Kedua gol pertama PSG dapat tercipta karena bek tengah Lyon, Jeremy Morel, gagal menjalankan tugas. Tentu kesalahan Morel bukan satu-satunya alasan terciptanya dua gol pertama PSG, namun Morel vital dalam proses keduanya.

    Pada proses gol pertama PSG tidak kalah jumlah di lini pertahanan Lyon karena Adrien Rabiot membantu serangan dengan berlari ke arah kotak penalti. Selain menemukan cara untuk tidak kalah jumlah, PSG juga menemukan cara untuk mengantarkan bola ke lini pertahanan Lyon tanpa harus melewati lini tengah lawan yang padat: Thiago Silva mengirim umpan langsung dari lini belakang PSG.

    Pilihan Silva untuk mengirim bola kepada Rabiot juga tepat, karena dengan berlari dari kedalaman Rabiot memberi efek kejut kepada lini pertahanan Lyon. Andai bola dikirim kepada Zlatan Ibrahimovic yang memang beroperasi di lini depan, para pemain Lyon tentu akan lebih siap memotong umpan panjang Silva.

    Umpan panjang Silva tidak mencapai Rabiot karena Mapou Yanga-Mbiwa memotongnya dengan sebuah sundulan. Namun pada prosesnya Yanga-Mbiwa malah mengarahkan bola kepada Ibrahimovic yang seharusnya mendapat kawalan Morel namun pada nyatanya tidak.



    Morel kembali melakukan kesalahan pada proses gol kedua PSG, dengan berada di posisi yang tidak tepat ketika mengawal Serge Aurier. Alih-alih berada di antara bola dan Aurier serta berada lebih dekat dengan gawang ketimbang lawannya, Morel malah berada di antara Aurier dan bola serta lebih jauh dari gawang ketimbang Aurier. Hasilnya Aurier menyambut umpan tendangan bebas Angel Di Maria dengan sundulan jarak dekat. Kombinasi antara jarak dari gawang dan kebebasan membuat Aurier menyundul bola dengan kekuatan dan ketepatan yang membuat Anthony Lopes tidak mampu membendung bola.



    Lyon tidak selalu ceroboh dan PSG tidak selalu mendapat kebebasan. Pada proses terciptanya gol tunggal Lyon, adalah PSG yang melakukan kesalahan – dengan bermain menekan di area permainan sendiri – sehingga Lyon mendapat kebebasan. Padahal dari apa yang terlihat sepanjang pertandingan dapat diterka bahwa instruksi Laurent Blanc adalah menekan di area permainan lawan, bertahan di kedalaman area permainan sendiri.

    Adrien Rabiot, Blaise Matuidi, dan Thiago Motta mengunci lawan mereka masing-masing di dekat garis tepi sebelah kanan. Hasilnya Jordan Ferri berdiri sendiri di lini tengah. Ketika mendapat bola, Ferri cukup bebas untuk melakukan apa saja. Pilihan yang ia ambil pada akhirnya terbukti tepat. Tendangan jarak jauhnya, walau tidak mulus masuk ke gawang, berbuah gol.



    Tidak Kalah Jumlah dan Menang Kualitas

    Permainan menekan PSG tidak hanya membatasi penguasaan bola Lyon. Dengan sendirinya permainan menekan juga meningkatkan peluang terciptanya gol.

    Gol ketiga PSG bermula dari lepasnya bola dari penguasaan Lyon sebagai hasil dari tekanan yang PSG berikan. Karena bermain menekan, PSG memiliki banyak pemain di sepertiga pertama Lyon. Umpan silang pertama Angel Di Maria memang berhasil digagalkan Rafael namun penumpukan pemain di area pertahanan lawan membuat bola yang digagalkan Rafael jatuh ke penguasaan pemain PSG lagi (Di Maria) dan pada percobaan keduanya umpan silang Di Maria menemui sasarannya.

    Terlepas dari situasi tidak kalah jumlah (yang tercipta dari permainan menekan) dan penguasaan bola (sabar memainkan bola di lini tengah hingga celah terbuka), PSG juga mampu berpikir cepat dan mencetak gol dengan melibatkan pemain dalam jumlah sedikit. Gol kelima PSG adalah hasil dari serangan cepat (gol keempat berasal dari tendangan penalti) yang hanya melibatkan dua pemain saja: Angel Di Maria dan Lucas Moura.

    Begitu sepak pojok Lyon yang dieksekusi Rachid Ghezzal gagal dan bola jatuh ke dalam penguasaannya, Di Maria menggiring bola memasuki area permainan Lyon sebelum melepas umpan terobosan kepada Lucas Moura, dengan ketepatan umpan yang tidak menyulitkan kawan. Lucas Moura hanya membutuhkan satu sentuhan sebelum melepas tendangan yang menjadi gol. Dengan kata lain, di area pertahanan Lyon, PSG tidak hanya nyaris tidak pernah kalah jumlah. Mereka juga unggul kualitas.

    Kesimpulan

    Pendekatan tanpa bola PSG yang berbeda di area permainan lawan dan di area permainan sendiri menjadi kunci kemenangan. Itu menyulitkan Lyon dan mencegah Lyon mencetak peluang-peluang berbahaya. PSG juga memaksimalkan serangan mereka dengan nyaris tidak pernah kalah jumlah di area pertahanan Lyon.

    Walau tidak selalu terjadi, gol kelima adalah bukti bahwa selain tidak pernah kalah jumlah, PSG juga menang kualitas. Lini depan PSG bukan tandingan lini belakang Lyon. Lyon bisa saja mengatasi situasi ini dengan bermain sebagai kesatuan namun mereka tidak berhasil melakukannya.

    Sedikit banyak ini dapat dimaklumi karena Jeremy Morel yang bermain sebagai pasangan Mapou Yanga-Mbiwa di pertandingan ini posisi aslinya adalah bek sayap kiri.

    ====

    *dianalisis oleh @panditfootball, profil lihat di sini.



    (roz/din)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game