LIGA INGGRIS: CHELSEA 3-3 EVERTON
Drama Enam Gol di Stamford Bridge yang Saling Memanfaatkan Sisi Kanan Pertahanan Lawan

Setelah bermain 0-0 pada paruh pertama, Everton unggul melalui dua gol yang berasal dari bunuh diri Terry di menit 50. Usai itu Kevin Mirallas menggandakan kedudukan saat laga berjalan 56 menit. The Blues kemudian dengan cepat menyusul melalui gol dari Diego Costa dan Cesc Fabregas.
Di menit 90, Ramiro Funes Mori mencetak gol memanfaatkan situasi sepak pojok. Dia yang berdiri bebas, bisa menceploskan bola ke gawang Thibaut Courtois, sekaligus membawa The Toffees unggul dengan skor 3-2.
Kemenangan yang sudah di depan mata akhirnya sirna setelah kapten Si Biru, Terry, berhasil menyamakan kedudukan pada detik-detik terakhir injury time walau menyisakan kontroversi.
Dominasi Serangan Melalui Sisi Kiri Penyerangan
Everton yang membuka parade enam gol dalam pertandingan ini melalui dua gol cepat yang terjadi pada awal-awal babak kedua. Setelah membuat Terry menyarangkan bola ke gawangnya sendiri dengan kesalahan mengantisipasi umpan Leighton Baines dari sisi kiri. Everton mampu menambah gol usai Mirallas membobol gawang Chelsea memanfaatkan umpan Baines dari sisi kiri.
![]() |
Begitu mudahnya The Toffees membombardir sisi kanan pertahanan Chelsea yang dikawal Branislav Ivanovic. Dia memang sangat sering naik untuk membantu serangan. Bek asal Serbia tersebut bahkan dalam beberapa kesempatan sampai jauh merangsek hingga kotak penalti lawan.
Namun setelah membantu serangan, Ivanovic sering terlambat untuk turun, ruang kosong yang ditinggal Ivanovic inilah yang akhirnya dimanfaatkan oleh Everton. Bahkan di kesempatan lain, Ivanovic tertinggal ketika akan menghadang laju dari Baines yang juga melakukan overlap.
Bukan hanya karena pergerakan dari Ivanovic saja yang membuat Chelsea kecolongan dari sisi kiri. Tetapi ini juga disebabkan lini bertahan Chelsea terpancing oleh pergerakan Romelu Lukaku dan lebih fokus menjaga penyerang asal Belgia tersebut.
Chelsea yang memasang garis pertahanan yang tinggi, tentunya akan selalu waspada apabila Lukaku melakukan gerakan cepat yang bisa saja membuat mereka tertinggal. Dan kondisi inilah yang dimanfaatkan oleh Everton. Lukaku terus merangsek masuk ke area tengah untuk memancing lini pertahanan Chelsea untuk mengawalnya sekaligus membuat lini kedua Everton bisa bergerak lebih bebas.
![]() |
Ditambah lagi pergerakan yang dilakukan oleh Mirallas yang membuat lini pertahanan Chelsea semakin kesulitan membagi konsentrasi dalam melakukan pengawalan. Mirallas akan melakukan gerakan memotong ke area kotak penalti yang membuat seakan Everton bermain dengan dua penyerang sekaligus, hal ini juga membuat Baines bisa lebih bebas untuk melakukan overlap dan mengirim umpan ke jantung pertahanan Chelsea.
Sementara untuk tim tuan rumah juga lebih banyak melancarkan serangan dari sisi kiri. Bisa dilihat di gambar di bawah ini, operan-operan sepertiga akhir penyerangan Chelsea lebih banyak diarahkan ke sisi kanan pertahanan Everton.
![]() |
Skuat asuhan Guus Hiddink memanfaatkan area Bryan Oviedo yang ditempatkan di posisi bek kanan. Roberto Martinez memasang Oviedo yang berkaki kiri dan berposisi natural sebagai bek kiri di posisi tersebut. Niatnya awalnya adalah sebagai antitesis untuk menghadang pergerakan Pedro dan bek sayap Cesar Apzilicueta yang berperan sebagai pemain-pemain sayap yang inverted.
Pemain-pemain sayap yang inverted atau dengan kata lain ditempatkan di posisi bukan kaki terkuatnya, harus dihadapi oleh pemain inverted pula. Dengan tidak terbiasanya Oviedo di posisi tersebut, itulah yang kemudian dieksploitasi oleh Chelsea.
Lalu ketika akhirnya Oviedo digantikan karena mengalami cedera, sisi kanan semakin bisa dieksploitasi oleh Chelsea. Hal ini disebabkan setelah Oviedo digantikan oleh Funes Mori, kemudian Stones bergeser ke posisi bek kanan. Bek asal Inggris tersebut bermain merapat, bahkan lebih banyak berdiam di area kotak penalti. Hal ini menyebabkan ada ruang yang luas di sisi kanan pertahanan Everton.
Bukan saja melalui Pedro dan Azpilicueta, Chelsea juga memanfaatkan pergerakan melebar dari Costa. Bahkan dalam beberapa kesempatan lain di babak kedua, Fabregas yang ditempatkan sebagai gelandang serang juga ikut melebar ke sisi kiri.
Sama seperti yang dilakukan oleh Lukaku dalam skema serangan Everton, pergerakan Costa dan Fabregas memungkinkan terbukanya ruang dan membuat pemain-pemain lain bisa melakukan gerakan memotong dan merangsek masuk ke jantung pertahanan lawan.
Kesimpulan
Chelsea banyak melakukan serangan dari sisi kiri, dengan mengincar Oviedo dan terlalu merapatnya pergerakan Stones di area pertahanan. Dari kiri, bola kemudian dikirimkan ke tengah di mana sebanyak 57 persen tendangan Fabregas dan kawan-kawan berasal dari area tengah lapangan.
Lini pertahanan juga menjadi pekerjaan rumah yang harus cepat-cepat ditangani oleh Hiddink. Termasuk dalam tiga gol yang bersarang ke gawang Thibaut Courtois pada pertandingan ini, Chelsea total sudah kemasukan 34 gol dalam 22 laga Liga Primer Inggris.
Peforma bek kanan Ivanovic disebut-sebut sebagai salah satu penyebab merosotnya peforma Chelsea musim ini. Terbukti dalam pertandingan kali ini, kebobolan Chelsea berasal dari area yang ditempati oleh bek asal Serbia ini. Gol ketiga Everton yang dicetak oleh Funes Mori dikarenakan Ivanovic kurang fokus dalam mengawal pergerakan bek asal Argentina tersebut.
(cas/cas)