Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Liga Spanyol: Barcelona 2-1 Atletico

    Cara Barcelona Meredam Agresivitas Atletico

    Pandit Football Indonesia - detikSport
    Getty Images/Alex Caparros Getty Images/Alex Caparros
    Barcelona -

    Duel panas terjadi di Camp Nou pada Sabtu kemarin (30/1). Dua kesebelasan penghuni papan atas La Liga, Barcelona dan Atletico Madrid, saling berjibaku. Pertandingan ini berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Barca.

    Meski skor akhir tampak mencerminkan pertandingan yang ketat, sejatinya pertandingan ini agak timpang, khususnya pada babak kedua. Hal ini dikarenakan Atletico harus bermain dengan sembilan pemain usai Filipe Luis dan Diego Godin mendapatkan kartu merah.

    Meski kalah jumlah pemain, nyatanya pada babak kedua Atletico cukup berhasil menebar ancaman bagi lini pertahanan Barca. Karena itulah pada babak kedua Barca bermain hati-hati dan tak terlalu bernafsu menambah gol.

    Atletico Menyerang Satu Sisi Barca untuk Menciptakan Ruang Kosong di Sisi Lainnya

    Atletico turun dengan formasi 4-4-1-1 pada laga ini. Antoine Griezmann ditemani Yannick Carrasco yang bermain sebagai gelandang serang di lini depan. Ini artinya Luciano Vietto yang biasanya menjadi tandem Griezmann di lini depan harus rela duduk di bangku cadangan.

    Namun pada praktiknya, Carrasco lebih sering bermain melebar. Sisi kiri bahkan menjadi area yang lebih sering ia tempati. Perubahan pola ini terjadi ketika Atletico menguasai bola. Saat membangun serangan dan hendak memasuki area sepertiga akhir, Atleti mengubah formasinya menjadi 4-3-3.

    Saat Carrasco menguasai bola di sisi kiri atau arah bola serangan mengarah ke sisi kiri, maka Koke yang pada pola dasar bermain sebagai sayap kiri akan bergeser ke tengah, mendekati Augusto Fernandez dan Gabi. Pun begitu saat Saul Niguez di sisi kanan menguasai bola di mana Koke merapatkan jarak dengan Fernandez dan Gabi.


    Perubahan posisi para pemain Atleti saat menyerang

    Menyerang lewat sayap sendiri tampaknya dilakukan untuk menciptakan ruang kosong di area berlawanan. Hal ini terkait gaya bertahan Barca yang bermain begitu rapat (narrow) saat bertahan. Gaya pertahanan rapat ini diikuti oleh pergerakan yang terstruktur dari setiap para pemain Barca. Sehingga ketika bertahan, para pemain Barca akan terlihat mengikuti bola.

    Namun kelemahan dari strategi Barca ini adalah terciptanya ruang kosong di sisi sayap yang tak sedang mendapatkan tekanan. Jika Atleti menyerang lewat sisi kiri pertahanan Barca, maka sisi kanan pertahanan Barca akan kosong, begitu juga sebaliknya.

    Dan inilah yang terjadi pada gol pertama Atletico yang diciptakan Koke. Niguez, Griezmann, dan Carrasco merapat di sisi sebelah kiri pertahanan Barca. Hal ini membuat para pemain Barca merapatkan jarak antarpemain di sisi kiri pertahanan mereka sehingga terciptalah ruang kosong di sisi kanan pertahanan. Koke yang muncul dari lini kedua masuk dan tanpa pengawalan menyambut umpan silang Niguez.


    Proses sebelum terjadinya gol Koke

    Pada gambar di atas terlihat bagaimana para pemain Barca merapatkan jarak antarpemain untuk mengunci Niguez, Griezmann, dan Carrasco. Namun, Niguez berhasil melepaskan diri dan mendapatkan keleluasaan untuk memberikan umpan silang. Dari situ, Koke masuk ke area jatuhnya umpan silang. Karena jarak yang merapat tersebut membuat Koke tanpa pengawalan bisa menyambutnya dan menjadi gol.

    Karenanya setiap menyerang Atletico selalu berusaha masuk dari sayap untuk kemudian mengganti arah serangan dengan umpan silang. Pergerakan Griezmann dan Carrasco sendiri membuat lini pertahanan Barca kesulitan membendung serangan Atletico.

    Pada babak pertama, Atletico berhasil melepas lima tembakan. Jumlah ini tak jauh dari jumlah tembakan yang diperoleh Barca, enam kali. Ini artinya Atletico cukup mampu mengorganisir pertahanan dan serangan.

    Ketika bertahan, Atletico sendiri kembali pada pakem 4-4-1-1 atau 4-4-2. Koke akan kembali bermain melebar sementara Griezmann dan Carrasco bergiliran memberikan tekanan pada Barca yang membangun serangan dari lini pertahananan dengan umpan-umpan pendeknya.

    Pola empat pemain sejajar berjumlah dua baris ini untuk meredam Barca yang menyerang lewat samping. Penempatan Koke di sisi kiri pun cukup efektif di mana ia cukup berhasil mencatatkan delapan tekel, terbanyak pada laga ini, sehingga membuat Barca kesulitan menyerang lewat sisi kanan. Disiplinnya Koke membuat tugas Filipe Luis menjadi lebih mudah.

    Lini pertahanan Atletico pun tak kaku menghadapi serangan cair Barca. Mereka coba menahan alur serangan Barca dengan garis pertahanan tinggi, lalu karena Barca terkesan lambat dalam menyerang para pemain Atletico secara terorganisir turun lebih ke dalam dan merapatkan jarak antarpemain.


    Atletico menahan serangan Barca dengan menaikkan garis pertahanan

    Variasi Serangan Barca

    Barca berhasil mencetak dua gol pada laga ini. Sempat tertinggal lebih dulu lewat gol Koke pada menit ke-10, Barca baru bisa menyamakan kedudukan 20 menit kemudian lewat gol Lionel Messi. Gol pembalik keadaan terjadi delapan menit kemudian lewat gol dari Luis Suarez.

    Garis pertahanan tinggi yang diperagakan Atletico sempat membuat Barca mengalami kebuntuan. Apalagi ketangguhan Koke di sisi kiri membuat alur operan pada Messi dari Daniel Alves yang beroperasi di sisi kanan penyerangan kerap terputus.

    Namun, Barca berhasil memecahkan kuatnya pertahanan Atletico ini dengan dua cara. Cara yang pertama adalah dengan membuat Messi lebih beroperasi di area tengah, dan cara kedua dengan memberikan umpan langsung ke jantung pertahanan.


    Heatmap pergerakan Messi pada 15 menit pertama (kiri) dan pada menit ke-15 sampai 30 (kanan)

    Pada gambar di atas terlihat bahwa pada awalnya Messi ditempatkan di sisi kanan penyerangan. Namun, karena Koke dan Filipe Luis, ditambah Gabi, membuat Barca kesulitan menembus lini partahanan Atletico, Messi pun dipindahkan ke area tengah. Strategi yang berhasil karena saat Messi mencetak gol pertama Barca pada laga ini, ia menerima bola cutback Jordi Alba dari tengah.


    Pergerakan Messi sebelum mencetak gol penyama kedudukan Barca yang mulai bermain di tengah

    Lantas bagaimana dengan gol kedua? Gol kedua terbilang cukup mengagetkan Atletico. Pasalnya, mereka tampak tak mengira bahwa Barca memainkan umpan direct dari belakang ke jantung pertahanan. Pada gol kedua, Alves memberikan umpan panjang pada Suarez yang merupakan pemain terdepan Barca.


    Situasi sebelum Alves memberikan assist pada Suarez

    Gol kedua dari Barca tentunya merupakan bagian dari risiko Atletico menaikkan garis pertahanan. Barca sendiri sebenarnya cukup jarang memainkan umpan-umpan direct karena khas dengan umpan-umpan pendeknya. Namun, menghadapi lini pertahanan lawan dengan garis pertahanan tinggi seperti yang dipraktikkan Atletico, Barca berusaha menciptakan peluang dengan memanfaatkan area kosong di belakang garis pertahanan terakhir lawan.

    Babak Kedua Barca Mengendalikan Tempo

    Saat tertinggal satu gol, Barca bermain dengan tempo cepat. Bola bergulir dari kaki ke kaki pemain dengan cepat. Bola diupayakan sesegera mungkin ke kotak penalti.

    Namun Atletico punya cara khusus untuk menghentikan serangan Barca, yaitu merebut bola seagresif mungkin. Tak heran para pemain Atletico banyak yang dihadiahi kartu kuning pada laga ini.

    Petaka bagi Atletico sendiri lahir pada menit ke-44 atau jelang babak pertama berakhir. Filipe Luis melanggar Messi dengan keras, di mana kaki bek asal Brasil itu terangkat terlalu tinggi. Atas pelanggaran ini, dia langsung diganjar kartu merah.

    Pada menit ke-65, giliran sang kapten, Diego Godin, yang diganjar kartu merah. Kali ini Godin dikartu merah setelah mendapatkan kartu kuning kedua. Atletico pun harus bermain dengan sembilan pemain di sisa 25 menit pertandingan.

    Atletico tercatat melakukan 18 pelanggaran pada laga ini, berbeda dengan Barca yang hanya tujuh kali melanggar dalam 90 menit. Tak ada satu pun pemain Barca yang menerima kartu kuning. Sementara untuk Atletico, wasit memberikan enam kartu kuning.

    Dengan lawan yang kalah jumlah pemain, Barca bermain aman pada babak kedua. Tempo cepat tak lagi dipraktikkan. Bahkan Barca cenderung memberikan keleluasaan bagi para pemain Atletico untuk keluar dari sarangnya. Setelah kalah jumlah pemain, Atletico menggunakan formasi 4-3-1 dengan menumpuk pemain di tengah lalu mengandalkan serangan balik.

    Serangan balik ini sempat mengancam gawang Barca yang dikawal Claudio Bravo. Umpan silang dari Niguez nyaris bisa dimaksimalkan Griezmann untuk mencetak gol penyama kedudukan. Namun bola yang hendak mengarah ke gawang masih membentur kaki Bravo di mana kemudian hanya melahirkan sepak pojok.

    Barca tampak menyadari bahwa potensi serangan balik Atletico yang mengandalkan kedua sayapnya masih berbahaya meski kalah jumlah pemain. Karenanya tempo diperlambat agar para pemain Barca tetap berada pada posisinya, sehingga ketika menghadapi serangan balik, Barca tak kalah jumlah atau tetap unggul jumlah di lini pertahanan sendiri.

    Kesimpulan

    Pertandingan dengan tempo yang tinggi terjadi pada babak pertama. Atletico menyerang lewat kedua sayap berhasil mencuri gol melalui Koke setelah memanfaatkan ruang kosong di sisi kanan pertahanan Barca berkat menitikberatkan serangan di sisi kiri.

    Namun, Barca berhasil mengubah strateginya termasuk membuat Messi bermain di area tengah setelah awalnya beroperasi di area kanan. Gol kedua lahir berkat Barca yang berhasil menaklukkan garis pertahanan tinggi Atletico.

    Pada babak kedua, Barca memang jarang menguasai bola meski unggul jumlah pemain. Namun hal itu dilakukan untuk menjaga kemenangan dan meredam serangan balik Atletico yang berbahaya. Strategi itu berhasil di mana skor 2-1 tak berubah hingga akhir pertandingan.

    (mfi/nds)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game