Liga Spanyol: Real Madrid 0-1 Atletico
Pertahanan Solid dan Serangan Balik yang Kuat oleh Atletico
Real Madrid dan Atletico Madrid sama-sama memiliki hasrat besar untuk memenangi laga derby pada Sabtu (27/02) malam WIB. Satu gol yang tercipta di menit 52 membuat tim tamu meraih kemenangan.
Pada pertandingan yang digelar di Estadio Santiago Bernabeu itu, gawang tuan rumah Madrid dibobol oleh Antoine Griezman.
Danilo dan James Rodriguez menjadi nama yang dipilih oleh pelatih Real, Zinedine Zidane, untuk menempati posisi Marcelo dan Gareth Bale yang harus absen karena cedera. Khusus untuk James, ini adalah pertama kalinya ia bermain bersamaan dengan Isco, karena biasanya hanya satu dari mereka yang dijadikan gelandang serang dalam skema Zidane.
Sementara yang berbeda dari tim tamu adalah bagaimana Diego Simeone menempatkan empat pemain yang berposisi asli sebagai gelandang tengah dalam empat pemain tengah di formasi 4-4-2 yang yang diusungnya dalam pertandingan kali ini.
Bertahan Dengan Rapat dan Penjagaan Ganda Yang Sulitkan Real
Sejak kedatangannya ke Atletico pada tahun 2011, Simeone memang melakukan banyak perubahan. Revolusi pertahanan yang diusungnya bukan saja membuat Atleti bersaing dengan Real, bahkan dalam beberapa kesempatan berhasil menjungkalkan rival sekota mereka tersebut, termasuk kali ini.
Pertahanan berlapis yang rapat kembali menjadi andalan Atleti untuk menghadapi Real. Mereka menempatkan banyak sekali pemain di area pertahanan sendiri ketika diserang. Simeone memberikan instruksi kepada para pemainnya untuk menumpuk banyak pemain di jantung pertahanan yang kemudian menyulitkan Real untuk mengembangkan permainan.
[Operan sepertiga lapangan akhir bagian penyerangan Real Madrid lebih banyak diarah ke sisi lapangan – Sumber : StatsZone FourFourTwo]
Penumpukan pemain yang diterapkan Atleti memaksa Real untuk mencari celah agar bisa membuat peluang. Bermain melebar menjadi opsi yang dipilih oleh Real, bahkan dalam beberapa kesempatan Luka Modric yang ditempatkan sebagai gelandang tengah, bergerak melebar agar bisa memborbardir pertahanan baja Atleti.
Penjagaan ganda juga diterapkan oleh Atleti. Simeone menginstruksikan anak asuhnya agar memberikan pengawalan khusus kepada para pemain kreatif Real seperti Modric dan Rodriguez, inilah yang kemudian membuat serangan Real menjadi buntu. Uniknya, justru mereka tidak terlalu banyak mengawal Cristiano Ronaldo dengan ketat. Para pemain Atleti hanya berusaha menutup ruang tembak sang bintang Portugal.
Selain penumpukan pemain, para pemain Atleti juga ditugaskan untuk menghentikan pergerakan eksplosif para pemain Real dengan cara apapun termasuk dengan melanggar keras meski di daerah berbahaya. Dalam pertandingan tersebut Atletico tercatat melakukan 13 pelanggaran dan diganjar tiga kartu kuning, yang mana semuanya diterima oleh para pemain belakang: Filipe Luis, Jose Gimenez dan Diego Godin.
Memaksimalkan Serangan Balik
Terus digempur sepanjang laga, Atletico kemudian memanfaatkan serangan balik untuk tetap bisa mengancam gawang Real yang dikawal Keylor Navas. Efektivitas menjadi kunci, meskipun hanya berhasil melepaskan total 9 tendangan dalam pertandingan tersebut, lima di antaranya berhasil menemui sasaran, termasuk gol tunggal yang diciptakan oleh Griezmann.
Sementara itu Real yang melepaskan lebih banyak tendangan, yaitu sebanyak 15 kali, hanya mampu tiga kali menemui sasaran. Ketiga eksekusi tepat sasaran tersebut dilepaskan oleh Ronaldo seorang.
[Operan sepertiga lapangan akhir bagian penyerangan Atleti yang lebih banyak diarahkan ke sisi kiri pertahanan Real – Sumber : StatsZone FourFourTwo]
Absennya Marcelo juga dimanfaatkan oleh Atletico dengan cukup banyak menyerang dari sisi kiri pertahanan Real yang ditempati oleh Danilo. Bek muda asal Brasil tersebut sejatinya adalah bek kanan yang kemudian dipasang sebagai inverted wing-back oleh Zidane.
Namun Danilo ternyata bermain cukup disiplin. Tercatat ia melakukan sembilan tekel berhasil dari 11 percobaan. Jumlah ini lebih tinggi dari siapapun pada laga ini, termasuk pemain Atletico yang sebenarnya lebih sering mendapatkan serangan.
Sementara itu, gol Atletico tercipta berkat serangan yang bermula dari tengah ke kanan pertahanan, area Dani Carvajal. Griezmann yang menggiring bola tampaknya sadar betul jika bola digulirkan ke kiri pertahanan Realdi sana terdapat Danilo. Sedangkan ketika ke sisi sebelasah kanan pertahanan Real, Carvajal tak bisa mengantisipasi kombinasi umpan satu-dua Griezmann dan Felipe Luis.
Peran Penting Para Gelandang
Dalam formasi 4-4-2, posisi pemain tengah Atletico semuanya diisi oleh para pemain yang berposisi asli sebagai gelandang tengah. Saul Niguez ditempatkan di sisi kanan sementara Koke ditugaskan di posisi gelandang kiri.
[Perubahan posisi gelandang-gelandang Atleti ketika bertahan. Keempat gelandang Atleti bergerak menyempit sehingga membuat pertahanan mereka menjadi berlapis, terutama di area tengah]
Pemilihan pemain ini adalah kunci dari pertahanan berlapis yang diterapkan oleh Atleti. Karena keempatnya merupakan gelandang tengah, ketika tim diserang, para pemain tersebut akan bergerak menyempit ke area tengah. Sehingga pertahanan Atleti bukan saja berlapis, tetapi juga seakan terlihat bahwa mereka bermain dengan enam bek tengah.
Dengan menempatkan empat gelandang tengah sekaligus, aliran bola Atleti menjadi lebih berbahaya. Apalagi keempatnya termasuk pemain yang mumpuni untuk mengirim bola lambung dari jarak yang sangat jauh. Hal ini juga menjadi opsi lain dari Atleti dalam menyerang dan keluar dari tekanan karena dibombardir habis-habisan oleh Real.
Penempatan empat pemain tengah tersebut juga membuat para bek sayap Atleti bisa lebih leluasa untuk melakukan overlap, karena para pemain tengah tersebut kemudian akan melakukan cover, apabila bek sayap belum kembali ke posnya. Leluasanya para bek sayap tersebut terbukti dari gol Atleti hasil operan Filipe Luis yang bahkan bisa merangsek masuk ke dalam pertahanan Real.
Kesimpulan
Pertahanan yang rapat dan berlapis menjadi kunci Atleti untuk memenangkan derby Madrid kali ini. Sebuah strategi yang seakan menjadi ciri khas dari Simeone sejak pertama kali menangani Atleti.
Strategi ini kemudian membuat serangan Real mandeg, bahkan Karim Benzema yang kemudian digantikan oleh Borja Mayoral di babak kedua tidak berhasil melakukan satu tendangan pun ke gawang Atleti yang dijaga Jan Oblak.
Cederanya Gareth Bale juga membuat Real menjadi kesulitan untuk melakukan variasi serangan. Perubahan seperti "menduetkan" James Rodriguez dan Isco untuk pertama kalinya pada musim ini pun belum mampu membongkar pertahanan rapat tim lawan.
====
* Dianalisis oleh @panditfootball, profil lihat di sini.








