Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Liga Inggris: Man Utd 3-2 Arsenal

    Ini yang Terjadi di Lapangan Old Trafford Tadi Malam

    Pandit Football Indonesia - detikSport
    Reuters / Phil Noble Reuters / Phil Noble
    Jakarta -

    Manchester United mengulang hasil positif dengan mengalahkan Arsenal 3-2 dalam lanjutan pekan ke-27 Liga Inggris. Hasil ini membuat MU berada di peringkat kelima dengan 44 poin, sementara Arsenal masih berada di peringkat ketiga dengan 51 poin.

    Dalam laga yang dihelat di Stadion Old Trafford, Minggu (28/2) malam WIB, dua gol pertama MU dicetak oleh Marcus Rashford pada menit ke-29 dan menit ke-32. Arsenal sempat membalas lewat sundulan Danny Welbeck pada menit ke-40. Namun, MU kembali menambah gol lewat tembakan Ander Herrera pada menit ke-65. Arsenal memperkecil skor kekalahan lewat tendangan Mesut Oezil pada menit ke-69.

    Arsenal sebenarnya sedikit lebih unggul dalam statistik. The Gunners mencatatkan penguasaan bola hingga 58% dengan 13 attempt. Jumlah ini hampir dua kali lipat dari yang dilakukan MU dengan tujuh percobaan. Namun, salah satu yang mencolok dari adalah seringnya Arsenal kehilangan bola dengan 34 kali.

    Susunan Pemain



    Manajer MU, Louis van Gaal kembali menghadapi situasi sulit karena 14 pemainnya dilanda cedera. Ia pun menurunkan pemain yang hampir identik dengan saat mereka mengalahkan FC Midtjylland di ajang Liga Europa pada Kamis (25/2) lalu. Perubahan hanya terjadi di pos penjaga gawang yang kini dijaga David De Gea, serta di pos bek kiri yang dihuni Marcos Rojo.

    Van Gaal kembali menurunkan Rashford yang mencetak dua gol kala mengalahkan FC Midtjylland. Diturunkannya Rashford terhitung sebagai perjudian karena Arsenal memiliki Francis Coquelin dan Aaron Ramsey di pos poros ganda. Selain itu, Arsene Wenger pun menurunkan duet Gabriel Paulista dan Laurent Koscielny yang performanya sering dipuji.

    Di lini serang, Wenger justru menurunkan Theo Walcott sebagai penyerang dan Danny Welbek di pos sayap kanan.

    Ketat di Lini Tengah


    [Arah Serangan. Kiri: MU; Kanan: Arsenal]

    Pada 15 menit pertama, MU terlihat begitu kesulitan menembus area tengah Arsenal. Peran Coquelin dan Ramsey begitu terasa dalam menghalau serangan MU. Tak jarang, Welbeck pun ikut turun membantu pertahanan.

    Serangan MU lebih bertumpu di sisi kiri. Bola diarahkan menuju Memphis Depay yang piawai menggiring bola. Pergerakan Depay pun kerap dibantu Rojo. Ini yang membuat Hector Bellerin di pos full-back kanan Arsenal menjadi lebih sibuk.


    [Grafis pertahanan Arsenal. Silang: tekel; bulat: sapuan; wajik: potongan]

    Dari grafik di atas terlihat peran Coquelin dan Ramsey membuat pergerakan para pemain MU bergeser ke kedua sisi. Aksi pertahanan Arsenal pun lebih banyak dilakukan di dekat garis tepi ketimbang di depan kotak penalti.

    Hal ini membuat MU seakan kembali mengulangi kebiasaan mereka yang tidak efektif: menyerang dari sisi dan mengirimkan umpan silang. Skema seperti ini pasti tidak efektif karena kokohnya pertahanan Arsenal dalam menghadang umpan silang.


    [Grafis umpan silang MU]

    Sayangnya, Arsenal tak mampu membuat MU frustasi dengan terus-terusan mengirimkan umpan silang. Sepanjang pertandingan, MU "cuma" melepaskan 12 umpan silang yang cuma satu mencapai sasaran.

    Minimnya Distribusi Bola

    Jumlah umpan Arsenal jauh lebih banyak ketimbang MU dengan 454 umpan berbanding 263 umpan yang dilakukan MU. Namun, hanya 167, atau sekitar 36 persen yang dilepaskan di area sepertiga akhir serangan.

    Salah satu alasannya adalah karena minimnya distribusi bola dari lini tengah ke lini serang. Sejatinya, lini serang Arsenal dihuni para pemain yang punya kecepatan. Mereka memiliki Alexis Sanchez di sisi kiri, Welbeck di kanan, serta Walcott sebagai ujung tombak. Tinggal menunggu MU melakukan kesalahan, maka satu umpan terobosan mestinya bisa mengakhiri semuanya.


    [Grafis Umpan Ramsey]


    [Grafis umpan Coquelin]

    Namun, hal tersebut tak terjadi. Sebab, Coquelin maupun Ramsey justru begitu terfokus dalam bertahan. Grafik di atas bisa memperlihatkan peran Coquelin maupun Ramsey dalam membantu serangan.

    Ramsey mencatatkan 62 umpan dengan keberhasilan 88,7%. Jumlah ini menjadikan Ramsey sebagai pemberi umpan ketiga terbanyak. Namun, dari grafik di atas terlihat kalau umpan Ramsey yang sampai ke sepertiga akhir penyerangan hanya 11. Tidak ada satupun umpan Ramsey ataupun Coquelin yang berbuah peluang bagi para pemain Arsenal lainnya.


    [Umpan Mesut Oezil]

    Ini yang membuat serangan Arsenal pun bertumpu pada Oezil untuk menciptakan peluang. Hasilnya memang bisa diduga di mana Oezil menjadi pemberi assist buat gol Welbeck. Ia pun mencetak gol dengan cara memantulkan bola muntah hasil tendangan Welbeck.

    Membiarkan Arsenal Tanpa Struktur

    Arsenal terlihat bermain tidak seperti biasanya. Hampir jarang terlihat penetrasi Sanchez yang selalu membahayakan gawang lawan. Pun dengan kecepatan yang dimiliki para pemain Arsenal.



    Dua gambar di atas memperlihatkan bagaimana para pemain MU mengikuti para pemain Arsenal yang akan menerima bola, terutama Coquelin dan Ramsey. Hal ini pula yang agaknya membuat keduanya kesulitan mengirimkan bola ke lini serang.

    Seperti halnya MU, Arsenal pun menyerang lewat kedua sisi; sebanyak 40% dari sisi kiri dan 34% dari sisi kanan.


    [Umpan Arsenal di sepertiga akhir]

    Dari grafik di atas terlihat kalau pemain Arsenal berulang kali berhasil menerima bola di area depan kotak penalti. Namun, hanya 10 umpan yang berhasil diterima di dalam kotak penalti. Arsenal bermain seperti tergesa-gesa baik dalam mengirimkan umpan atau mengorganisasikan bagaimana mereka menyerang.

    Ruang Antarlini

    MU punya masalah laten dalam transisi dari menyerang ke bertahan. Pertahanan yang digalang Michael Carrick dan Daley Blind, tidak bisa dibilang kokoh dalam menahan serangan para pemain Arsenal. Ditambah lagi sering terlambatnya gelandang MU untuk membantu pertahanan yang membuat lini belakang MU terlihat rapuh.



    Hal ini terlihat dari gol kedua Arsenal yang dicetak Oezil. Gambar di sebelah kiri memperlihatkan 20-an detik sebelum gol yang dicetak Oezil. Saat itu, pertahanan begitu terbuka karena Carrick dan Blind tidak berada di posisi yang semestinya. Namun, peluang pada gambar di sebelah kiri berhasil dimentahkan.

    Tidak berselang lama, Arsenal berhasil mengambil bola dan mengarahkannya pada Sanchez di sisi kiri. Blind dengan segera mengejar bola. Namun, Sanchez justru mengirim umpan silang menuju Welbeck. Sepakan Welbeck memang berhasil ditepis De Gea (Gambar kanan), tapi bola mengarah kepada Oezil yang tidak terjaga sama sekali.

    Rashford, Tumpuan Baru di Lini Serang

    Van Gaal sejatinya menyetujui kalau ia tidak begitu suka menurunkan banyak pemain muda. Namun, keterbatasan para pemain yang segar bugar membuat Van Gaal kembali menurunkan Marcus Rashford. Pergerakannya ditopang Juan Mata, serta Memphis Depay dan Jesse Lingard di kedua sisi.

    Diturunkannya Rashford memang mengkhawatirkan karena lawan MU kali ini adalah Arsenal yang punya pertahanan bagus. Namun, ada fakta yang tak bisa dibantah bahwa Rashford mencetak dua gol di Europa League kala MU menang atas FC Midtjylland 5-1 di kandang.

    Di balik dua gol Rashford tersebut, sejatinya tersimpan harapan. Rashford bisa menjadi senjata yang sesuai dengan skema permainan Van Gaal.

    Permainan MU dianggap membosankan karena hanya memutar-mutarkan bola dari tengah ke depan, ke tengah, dan balik lagi ke kiper. Permaianan MU pun dianggap membosankan karena jarang memberikan ancaman buat lawan meskipun unggul penguasaan bola.

    Sialnya, MU sering terjebak dengan mengirimkan umpan-umpan silang. Dibilang "terjebak" karena MU justru seringkali gagal memanfaatkan umpan-umpan silang tersebut. Penampilan Rashford semalam memberi garansi buat para pemain sayap MU untuk melepaskan umpan silang. Pasalnya, dua gol Rashford berasal dari skema seperti ini.


    [Proses sebelum gol pertama Rashford]

    Pada gol pertama, misalnya, Varela mengirim umpan yang gagal dimaksimalkan Juan Mata dan gagal diantisipasi Gabriel. Bola pun meluncur pada Rashford yang berdiri tepat di area jatuhnya bola.

    Dari grafik di atas, MU sejatinya sering mendapatkan kondisi seperti ini, di mana sisi pertahanan lawan terbuka. Varela jelas menujukan umpannya pada Mata. Namun, seperti halnya pemain MU lainnya, Mata tak begitu kuat dalam duel udara.


    [Grafis gol pertama MU]

    Dari grafik di atas terlihat Rashford yang pada awalnya bukan menjadi tujuan umpan, berdiri di posisi yang tepat untuk menjangkau bola dan mengonversinya menjadi gol.

    Sementara itu, pada proses gol kedua lebih menunjukkan kalau skema umpan silang bisa berhasil. Pada menit ke-32, kombinasi Varela-Lingard membuat bola silang berhasil disundul Rashford.


    [Proses gol kedua MU]

    Di sisi lain, Rashford pun bisa berperan layaknya seorang Rooney yang punya visi bermain luas. Gol ketiga MU menjadi bukti bagaimana Rashford mampu melihat Herrera yang berdiri di depan kotak penalti dan tak terjaga, untuk melepaskan tembakan keras yang dibelokkan Koscielny ke gawang sendiri. Bukan tidak mungkin kalau Rashford nantinya akan dimainkan secara rutin oleh Van Gaal terutama saat penyerang MU absen.

    Kesimpulan

    Manchester United berhasil menahan arus distribusi bola Arsenal. Ini yang membuat Arsenal kesulitan mengirimkan umpan ke lini serang. Para pemain MU mendekati para pemain Arsenal yang berdiri bebas untuk mempersempit area umpan Arsenal.

    Di sisi lain, pertahanan Arsenal membuat MU tak leluasa menyerang lewat tengah. Bola pun dikirimkan ke kedua sisi. Sayangnya, dua peluang MU dari sisi justru menghasilkan gol. Arsenal tidak bisa dibilang bermain buruk, tapi para pemain MU menunjukkan permainan yang lebih kompak dan mampu menahan gempuran para pemain Arsenal.

    ====

    * Dianalisis oleh @panditfootball, profil lihat di sini.

    (a2s/krs)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game