Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Liga Italia: Juventus 2-0 Inter

    Dua Kesalahan Fatal Inter yang Berbuah Kemenangan untuk Juve

    Pandit Football Indonesia - detikSport
    REUTERS/Giorgio Perottino REUTERS/Giorgio Perottino
    Jakarta - Juventus masih belum terkalahkan sepanjang 2016. Saat menjamu Internazionale Milan di pekan ke-27 Serie A, Senin (29/2) dini hari WIB, " Si Nyonya Tua" sukses meraih kemenangan dengan skor 2-0.

    Setelah skor kacamata di babak pertama, gol pertama Juventus lahir dari tendangan voli Leonardo Bonucci pada menit ke-47. Sementara Alvaro Morata yang masuk pada menit ke-82 menggantikan Paulo Dybala, menggandakan keunggulan lewat eksekusi tendangan penalti pada menit ke-84.

    Sebenarnya hasil imbang akan cukup adil bagi kedua kesebelasan mengingat baik Juventus maupun Inter kesulitan menembus lini pertahanan lawan. Namun dua kesalahan fatal pemain Inter membuat Juve mengakhiri pertandingan sebagai pemenang.



    Juventus Meminimalisasi Inter Melakukan Serangan Balik

    Pelatih Juventus, Massimilliano Allegri, menurunkan hampir seluruh pemain terbaiknya pada laga ini. Ia pun kembali menurunkan formasi 3-5-2 dengan trio Bonucci, Andrea Barzagli dan Giorgio Chilellini, yang telah pulih dari cedera.

    Hanya Claudio Marchisio pemain utama Juve yang tidak dipasang karena cedera. Posisinya digantikan mantan gelandang Inter, Hernanes, yang menemani Paul Pogba dan Sami Khedira di lini tengah.

    Namun, meski tampil dengan kekuatan penuh, Juve bermain lebih berhati-hati. Mereka tak memainkan permainan terbuka dengan berusaha menguasai pertandingan meski tampil di kandang. Allegri tampak menginstruksikan anak asuhnya untuk memainkan garis pertahanan rendah dengan tak terlalu agresif saat merebut bola. Setelah Chiellini cedera dan digantikan Daniele Rugani pada menit ke-36 pun lini pertahanan Juve tetap bermain lebih sabar menunggu serangan.


    [Kombinasi area bermain bek Juventus (Chiellini, Barzagli, Bonucci, dan Rugani) yang jarang menaikkan garis pertahanan mereka. Sumber: Squawka]

    Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan. Juventus jelas menyadari bahwa Inter sangat fasih mengandalkan serangan balik. Garis pertahanan rendah tanpa tekel agresif sendiri sebenarnya merupakan ciri khas Inter. Strategi bertahan Juve dilakukan untuk meminimalisasi Inter melancarkan serangan balik.

    Alhasil, dengan garis pertahanan Juve yang seperti itu, Inter benar-benar harus membangun serangan secara perlahan. Meski kemudian Inter unggul penguasaan bola, peluang yang diciptakan sangat minim. Hingga menit ke-85, hanya empat tembakan yang bisa dilepaskan Inter di mana tak ada satupun yang menemui sasaran.

    Inter Meredam Serangan Juventus dari Sisi Kiri Pertahanan

    Sama seperti Juve, Inter pun memakai skema 3-5-2. Trio bek tengah diisi oleh Juan Jesus, Joao Miranda dan Jeison Murillo. Di tengah, Pelatih Roberto Mancini menempatkan Gary Medel, Felipe Melo, dan Geoffrey Kondogbia.

    Secara tim, Inter yang juga memainkan garis pertahanan rendah bermain cukup baik. Dengan memasang tiga gelandang perebut bola dalam diri Medel-Melo-Kondogbia, Juve terbilang kesulitan menembus area tengah untuk mengirimkan bola ke kotak penalti.

    Skema serangan Juve sendiri memang sering masuk melalui area tengah. Keterampilan Mario Mandzukic dan Dybala ketika menjadi pemantul membuat serangan Juve tak hanya berpusat ke arah sayap saja. Hanya saja skema ini tak muncul karena adanya ketiga gelandang perebut bola milik Inter.

    Juve akhirnya mengirimkan bola sayap untuk memasuki area sepertiga akhir. Hernanes dan Pogba menjadi distributor alur serangan Juve dengan memindahkan bola ke kedua sayap. Eksplosivitas yang dimiliki Stephan Lichtsteiner dan Alex Sandro di kedua sayap begitu diandalkan.

    Namun, jika bola diarahkan ke sisi kanan, atau kiri pertahanan Inter, serangan Juve kerap terputus. Kondgobia berkali-kali menjadi pemutus serangan Juve di sisi sebelah kiri pertahanan Inter. Setidaknya gelandang asal Prancis ini sukses meredam serangan Juve yang mengarah ke sisi kiri pertahanan Inter sebanyak lima kali dengan tekelnya, baik yang berhasil maupun yang pelanggaran.


    [Grafis tekel Inter. Sumber: Squawka]

    Gambar di atas menunjukkan area tekel yang dilakukan para pemain Inter. Jika dibandingkan, sisi kiri pertahanan Inter lebih bisa meredam serangan Juve ketimbang sisi kanan pertahanan mereka. Selain Kondogbia, Alex Telles dan Juan Jesus berperan besar meredam sisi ini.

    Juve sendiri memfokuskan serangan kanan karena di sana terdapat Lichtsteiner yang seringkali mampu melakukan maneuver-manuver di sisi kanan. Belum lagi dengan adanya Dybala yang memiliki kebiasaan menjemput bola dan bermain melebar ke sisi kanan. Tapi sekali lagi, ketangguhan Kondogbia membuat Juventus tak berkutik pada area ini.

    Inter Tanpa Gelandang Kreatif

    Memainkan tiga gelandang perebut bola memang cukup menjamin lini tengah yang kuat dan sulit ditembus. Namun, memainkan tiga gelandang seperti ini membuat Inter miskin kreativitas di lini tengah untuk mendistribusikan bola.

    Jika skema yang dimainkan adalah skema serangan balik mungkin skema ini bisa efektif. Kondogbia bisa diandalkan dalam mengirimkan umpan-umpan direct ke kotak penalti atau ke area flank. Namun dengan garis pertahanan Juve yang rendah, hal itu cukup sulit dilakukan. Apalagi ketangguhan Bonucci-Barzagli-Chiellini (dan Rugani) dalam duel bola atas menjadi tembok kokoh Juventus yang tak bisa dihancurkan lini serang Inter.

    Alhasil Inter harus menyerang lewat sayap. Bola dari tengah seringkali digulirkan ke kedua sayap, pada Alex Telles di kiri dan Danilo D'Ambrosio di kanan. Hanya saja dari sayap pun kedua pemain ini tampak kesulitan menembus pertahanan Juve. Khususnya sisi kiri yang dihuni Alex Sandro, yang cukup berhasil meredam D'Ambrosio dengan empat intercept, dua sapuan, serta enam kali menghentikan serangan kanan Inter dari tujuh kali percobaan. Sementara dari upaya umpan silang, dari 13 kali percobaan hanya sekali yang menjadi peluang.


    [Grafis operan Inter yang begitu dominan ke kedua sayap dan percobaan direct pass yang gagal. Sumber: Squawka]

    Saat Gary Medel mengalami cedera, Mancini sempat berupaya menambah kreativitas di tengah dengan memasukkan gelandang serang dalam diri Adem Ljajic. Namun hal ini cenderung dipaksakan karena Ljajic sejatinya pemain sayap. Hasilnya pun tak begitu memuaskan.

    Skema serangan Inter baru lebih membahayakan ketika memasukkan Citadin Eder pada menit ke-85 menggantikan Mauro Icardi. Bersama Ivan Perisic yang lebih dulu masuk menggantikan Alex Telles, formasi 4-3-3 coba dimaksimalkan Mancini.

    Perubahan ini cukup berhasil ketika Inter berhasil menciptakan empat peluang dalam tempo empat menit saja, (plus enam menit tambahan waktu). Namun dengan waktu yang memasuki akhir pertandingan perubahan ini bisa dibilang terlambat.

    Miskinnya kreativitas Inter sebenarnya memang salah satu masalah skuat Mancini. Pada awal musim ini mereka melepas Mateo Kovacic dan Hernanes, yang bisa menjadi motor serangan Inter. Peran tersebut sebenarnya bisa digantikan Marcelo Brozovic. Hanya saja Brozovic tak bisa diturunkan pada laga ini karena suspensi kartu.

    Dua Kesalahan Fatal Inter

    Inter tak bermain terlalu buruk. Skema serangan Juventus sebenarnya bisa mereka redam. Hal ini terbukti dari peluang Juventus yang hanya tujuh tembakan pada laga ini (tidak termasuk dua gol). Memang dari tujuh peluang, empat di antaranya menjadi on target. Namun dengan semakin sedikit peluang yang diciptakan, semakin kecil pula kemungkinan mereka untuk mencetak gol.

    Hanya saja Inter melakukan kesalahan yang fatal. Dua gol yang dilesakkan Juventus tercipta berkat kesalahan fatal dua pemain Inter sendiri. Gol pertama kesalahan fatal D'Ambrosio sementara gol kedua kesalahan fatal Miranda.

    Pada gol pertama, Kondogbia dengan tepat melanggar Khedira di tengah lapangan yang hendak membangun serangan, cukup jauh dari kotak penalti. Namun setelah Dybala mengeksekusi tendangan tersebut, D'Ambrosio gagal mengantisipasinya dengan baik. Sundulannya justru mengarah ke gawang sendiri, yang lebih sialnya di sana terdapat Bonucci. Bonucci yang tanpa pengalawan pun tanpa ampun menaklukkan kiper Inter, Samir Handanovic.

    Sementara pada gol kedua, kesalahan fatal dilakukan Miranda lantaran dengan paksa menjatuhkan Morata di dalam kotak penalti. Morata yang mengeksekusi hadiah penalti tersebut, berhasil memperdayai Handanovic.

    Namun untuk gol kedua, gol tersebut menunjukkan bahwa sisi kanan Inter memang cukup mudah dieksploitasi oleh lini serang Juventus. Pada situasi sebelum Miranda melanggar Morata, seharusnya bukan Miranda yang menjaga Morata, melainkan D'Ambrosio. Namun bek kanan Inter tersebut terlambat sehingga Miranda harus sendirian menghadapi Morata yang melakukan penetrasi ke kotak penalti, di situlah pelanggaran itu terjadi.


    [Situasi sebelum terjadinya pelanggaran Miranda terhadap Morata yang berujung penalti.]

    Meski kesalahan dilakukan Miranda, gol ini tak lepas dari kejelian Allegri dalam melakukan pergantian pemain. Ia memasukkan Morata dan menginstruksikannya bermain di sisi kanan pertahanan Inter. Area ini sebelumnya hanya disentuh Alex Sandro karena Mandzukic dan Dybala lebih sering beroperasi di area depan kotak penalti.

    Kesimpulan

    Pada dasarnya, jika laga ini berakhir imbang pun akan adil bagi kedua kesebelasan. Kedua tim memiliki pertahanan yang cukup apik. Buktinya, sangat minim peluang yang diciptakan oleh kedua kesebelasan -- Juve 9 tembakan dengan dua peluang "pemberian", sedangkan Inter 8 tembakan dengan setengahnya baru terjadi lima menit terakhir.

    Namun dengan dua kesalahan yang dilakukan pemain Inter membuat mereka harus menerima kenyataan bahwa mereka kalah dari Derby d'Italia kali ini. Belum lagi mereka tak memiliki gelandang kreatif sehingga mereka miskin kreativitas di tengah yang membuat serangan ke lini pertahanan Juventus buntu.

    ====

    * Dianalisis oleh @panditfootball, profil lihat di sini.

    (a2s/krs)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game