Liga Jerman: Dortmund 0-0 Bayern
Dortmund vs Bayern, Adu Taktik yang Berakhir Imbang

Pertandingan berakhir imbang tanpa gol sehingga kedua tim masih berada di posisi yang sama, tanpa perubahan peta kekuatan. Tanpa gol, toh, pertandingan ini tetap menghibur karena adu taktik Thomas Tuchel dan Pep Guardiola menghadirkan sebuah pertandingan yang dipenuhi banyak momen keberhasilan taktik.
Keberhasilan taktik, ingat, bukan kegagalan. Keberhasilan Bayern menembus pertahanan Dortmund (berlaku sebaliknya) tidak sama dengan kegagalan Dortmund mengatasi serangan Bayern.
Dortmund Tampil dengan Dua Pemain Hybrid
Positioning Bayern Munich musim ini sangat baik, mereka bisa mengubah susunan pemain dalam pertandingan karena memiliki tiga pemain hybrid (Javi Martínez, David Alaba, dan Philipp Lahm). Namun pada pertandingan semalam, tidak satu pun pemain hybrid bermain di Bayern.
Lahm dan Alaba terlibat dalam pertandingan namun bukan sebagai pemain hybrid (bukan versatile, karena versatile berarti memiliki kemampuan bermain di lebih dari satu posisi namun tidak memainkan lebih dari satu peran, sedangkan hybrid yang dimaksud di sini adalah pemain yang mampu memainkan lebih dari satu peran dalam satu pertandingan). Semalam, malah Borussia Dortmund yang berkali-kali mengubah formasi karena memainkan pemain hybrid. Dua orang, pula.

Susunan pemain Dortmund dan Bayern
Yang terlihat di atas adalah susunan pemain yang terdaftar. Pada praktiknya, para pemain yang terlibat dalam pertandingan ini tidak selalu mengikuti susunan yang ada. Wajar mengingat baik Dortmund maupun Bayern sama-sama ditangani oleh pelatih kepala yang mengedepankan positioning, Thomas Tuchel dan Pep Guardiola.
Marco Reus tidak selalu bermain sejajar dengan Henrikh Mkhitaryan; ia pada praktiknya lebih pantas disebut sebagai penyerang tengah dalam taktik dua penyerang, bersama Pierre-Emerick Aubameyang. Mkhitaryan bermain di belakang keduanya dan menjadi penyuplai umpan-umpan kunci.
Erik Durm, yang berdiri sejajar dengan Reus dan Mkhitaryan, pada praktiknya adalah pemain hybrid full-back/winger. Durm tidak memainkan peran penyerang sayap, ia memainkan peran ganda sebagai gelandang sayap dan full-back kanan. Dengan sendirinya hal tersebut memaksa Łukasz Piszczek memainkan peran ganda bek tengah dan full-back kanan.
Berkat Neuer dan Bürki
Cedera Jérôme Boateng, Holger Badstuber, dan Javi Martínez membuat Pep Guardiola hanya memiliki dua orang bek tengah tersisa: Mehdi Benatia dan Serdar Tasci. Tak satu pun Pep percayai tampil sebagai starter. Posisi bek tengah dipercayakan kepada David Alaba dan Joshua Kimmich yang posisi alaminya sama-sama bukan bek tengah; Alaba adalah bek sayap kiri sementara Kimmich gelandang.
Keputusan Pep pada awalnya tampak membingungkan, terlebih karena memainkan Alaba di posisi bek tengah berarti menurunkan kualitas serangan Bayern di sisi kiri. Kebingungan tersebut terjawab dalam pertandingan. Alaba menjadi bek tengah untuk mengatasi ancaman-ancaman Pierre-Emerick Aubameyang. Kecepatan Alaba menjauhkan Bayern dari ancaman Aubameyang yang mengandalkan kecepatan.
Kimmich, sementara itu, membuktikan kualitasnya sebagai bek tengah dengan mengandalkan kemampuan membaca pergerakan lawan dan reaksi cepat. Peluang emas Marco Reus menguap menjadi sepak pojok karena Kimmich mencuri bola dari belakang. Mempercayakan Aubameyang kepada Alaba dan tugas lainnya kepada Kimmich membuat gawang Manuel Neuer relatif aman dari ancaman-ancaman Dortmund yang menciptakan peluang-peluang mereka dari serangan balik.

Chalkboard Joshua Kimmich
Taktik Bayern tidak selalu berjalan lancar. Pada sebuah kesempatan, Alaba kehilangan Aubameyang sehingga Kimmich yang harus terlibat dalam adu cepat. Kimmich kalah cepat sehingga Aubameyang berhadapan satu lawan satu dengan Neuer, namun gol tidak tercipta karena Neuer memenangi pertarungan mini tersebut.
Menyebut Neuer sebagai alasan kegagalan Dortmund mencetak gol tidaklah berlebihan, karena ia yang menggagalkan peluang-peluang Dortmund ketika pola pertahanan Bayern (menekan sangat tinggi) tidak mampu mencegah Dortmund (yang dengan sabar menutup sebanyak mungkin jalan umpan dalam taktik zonal marking dan melancarkan serangan cepat begitu Bayern kehilangan bola) menciptakan peluang.
Neuer dan Roman Bürki adalah alasan utama di balik berakhirnya pertandingan ini dengan kedudukan imbang tanpa gol. Bürki juga menggagalkan peluang emas Bayern ketika Dortmund kecolongan sehingga Douglas Costa berhadapan satu lawan satu dengan Bürki.
Dua, Tiga, Lima Pemain Belakang Dortmund
Sementara Bayern Munich mengatasi ancaman Borussia Dortmund dengan mempercayakan tugas mengawal Pierre-Emerick Aubameyang kepada David Alaba dan tugas-tugas lain kepada Joshua Kimmich serta Philipp Lahm dan Juan Bernat, Dortmund menjauhkan ancaman dengan tidak memberi ruang kepada Robert Lewandowski. Tugas tersebut dipercayakan kepada Mats Hummels.
Penyerang Bayern bukan hanya Lewandowski tapi juga Arjen Robben, Thomas Müller, Douglas Costa, dan Arturo Vidal (ya, Vidal) sehingga tugas lini belakang Dortmund jauh lebih berat ketimbang lini belakang Bayern yang praktis hanya perlu berhadapan dengan Aubameyang dan Reus (jumlah penyerang Bayern lebih banyak dari Dortmund karena Dortmund menyerang dengan serangan balik sementara Bayern membangun serangan cepat) serta sesekali Henrikh Mkhitaryan.
Dortmund, toh, tidak kerepotan oleh jumlah penyerang Bayern yang banyak karena mereka memiliki Erik Durm. Peran Durm sebagai full-back kanan ketika Dortmund diserang membuat Łukasz Piszczek leluasa meninggalkan area sayap untuk membantu pertahanan di daerah tengah bersama Sven Bender. Durm, Piszczek, Bender, Hummels, dan Marcel Schmelzer plus Julian Weigl dan İlkay Gündoğan tak pernah kalah jumlah melawan Lewandowski, Douglas Costa, Robben, Müller, dan Vidal. Karena tak pernah kalah jumlah, Dortmund relatif aman dari ancaman. Kecuali ketika Bayern memutuskan untuk melancarkan serangan balik dan Dortmund tidak bereaksi cukup cepat untuk mengatasinya, tentu saja. Namun seperti telah disebutkan sebelumnya, kualitas Roman Bürki (dan Manuel Neuer) memainkan peran besar dalam pertandingan ini.

Gambaran positioning pemain Dortmund dan Bayern ketika Dortmund bermain dengan lima pemain belakang
Kesimpulan
Bayern Munich tidak memainkan taktik mereka dengan maksimal. Tidak ada perubahan susunan pemain (dan peran) dalam pertandingan karena Javi Martínez tidak bermain serta David Alaba dan Philipp Lahm yang bisa diandalkan dalam hal ini memiliki tugas lain yang harus mereka tangani. Tanpa peran ganda Lahm dan Alaba, serangan Bayern bergantung sepenuhnya kepada para penyerang (Robert Lewandowski, Arjen Robben, Thomas Müller, Douglas Costa) dan Arturo Vidal. Dan itu tak cukup baik karena Borussia Dortmund, yang secara mengejutkan bermain dengan dua pemain hybrid, berhasil mematikan Lewandowski dan para pemain lain karena mereka tak pernah kalah jumlah. Di luar adu taktik antara Thomas Tuchel dan Pep Guardiola, hasil akhir pertandingan tidak bisa dipisahkan dari permainan gemilang yang ditampilkan oleh kedua penjaga gawang, Roman Bürki dan Manuel Neuer.
=====
* Akun twitter penulis: @opiknsdq dari @panditfootball
(krs/krs)