Piala Eropa: Prancis 2-1 Rumania
Solidnya Lini Tengah sebagai Kunci Kemenangan Prancis

Les Bleus, julukan Prancis, seperti kehilangan kreativitas utamanya pada babak pertama. Tekanan para pemain Rumania membuat Prancis kesulitan untuk membangun serangan dan membikin peluang. Malah, pada tujuh menit pertama, Rumania sukses membuat jantung penggemar Prancis berdegup dengan melepaskan empat attempts, sementara Prancis cuma sekali.
Kemenangan Prancis tidak lepas dari kendurnya pertahanan Rumania pada babak kedua. Gol Prancis dicetak oleh Olivier Giroud pada menit ke-57 dengan memanfaatkan umpan silang Dimitri Payet. Rumania sempat menyamakan kedudukan setelah Bogdan Stancu mencetak gol lewat titik putih pada menit ke-65. Pertandingan tak jadi berakhir seri karena Payet menjadi penyelamat lewat golnya pada menit ke-89.
Hasil ini menjaga asa Prancis untuk segera lolos ke babak perempat final. Prancis pun bisa bernafas lega karena mampu menang atas Rumania yang diprediksi setidaknya bisa amat menyulitkan Paul Pogba dan kolega di pertandingan pertama.
![]() |
Rumania Bermain Agresif
Pelatih Prancis, Didier Deschamps, sedari awal menyadari bahwa dengan penguasaan bola, kemenangan belum tentu bisa diraih. Hal ini yang terlihat semalam. Meski Prancis memiliki skuat mumpuni, tetapi mereka tidak (bisa) melakukannya karena Rumania yang bermain agresif.
Prancis mesti punya konsentrasi tinggi jika ingin senantiasa menguasai bola. Hal ini yang dihindari oleh Deschamps karena Les Bleus amat rentan dengan serangan balik, utamanya dari kedua sisi mereka. Hal ini didukung dengan gaya bermain Rumania yang tampil menekan, yang membuat Prancis tak bisa berlama-lama dengan bola.
Permainan agresif ini menjadi jawaban dari pertanyaan "Bagaimana cara Rumania bertahan?". Dengan bermain menekan, Rumania memaksa Prancis untuk cepat-cepat melepaskan bola dan berharap mereka melakukan kesalahan.
Tujuan utama dari strategi yang diterapkan pelatih Rumania, Anghel Iordanescu, tersebut adalah untuk mencetak gol cepat. Hal ini terlihat di enam menit pertama di mana Rumania amat berambisi mencetak gol. Malah, secara agresivitas mereka lebih unggul ketimbang Prancis.
Florin Adone dan kolega mampu melepaskan empat attempts berbanding satu attempts milik Prancis pada enam menit pertama. Hal ini dilakukan sekaligus untuk membombardir Prancis di awal pertandingan dengan harapan konsentrasi Paul Pogba dan kolega masih belum terbentuk.
Gol tak tercipta pada 10 menit pertama. Rumania pun mulai mengubah cara mereka bertahan. Vlad Chiriches dan kolega tak lagi berupaya habis-habisan menembus kotak penalti, melainkan mencegah Prancis memasuki area pertahanan. Hal ini dilakukan karena setelah 10 menit pertandingan berjalan, lini tengah Prancis mulai kelihatan tajinya.
![]() |
Kekuatan Prancis Ada di Lini Tengah
Deschamps selalu menurunkan tiga gelandang dalam empat laga uji tanding terakhir. Hal ini dipercaya sebagai upaya untuk memadukan trio Paul Pogba-N'Golo Kante-Blaise Matuidi di lini tengah. Ketiganya punya tugas yang berbeda. Pogba, yang meskipun bermain di sisi kanan, bertugas mengatur alur bola. Kante berfungsi sebagai gelandang yang lebih bertahan, sementara Matuidi bertugas menyisir tepi lapangan.
Saat bertahan, ketiganya menjadi penyaring pertama sebelum Rumania bertemu dengan kuartet Bacary Sagna, Adil Rami, Laurent Koscielnya, dan Patrick Evra. Setelah 10 menit pertama, hal tersebut menemui keberhasilan. Rumania amat kesulitan untuk menembus pertahanan Prancis. Tercatat sejak menit ke-10, Rumania tak pernah bisa melepaskan attempts.
Di sisi lain, trio lini tengah Prancis mampu membuat Les Bleus melepaskan tujuh attempts sejak menit ke-10. Namun, tak ada satupun yang menemui sasaran dengan rincian satu sundulan mengenai tiang gawang.
Sepanjang pertandingan, Kante melakukan tiga tekel dan lima intercept, sementara Matuidi dua tekel dan tiga intercept. Pogba memiliki catatan aksi bertahan yang lebih sedikit karena pemain Juventus tersebut fokus untuk mengisi ruang yang biasa ditinggalkan Antoinne Griezmann di sisi kanan.
![]() |
[Grafis umpan Kante. Terlihat bagaimana Kante menjadi penyalur bola ke kedua sisi maupun dari tengah ke depan]
Rumania Manfaatkan Kelemahan Prancis, Tapi...
Sebanyak empat dari enam gol yang bersarang ke gawang Prancis dalam laga uji tanding berasal dari umpan silang. Hal ini yang coba dilakukan oleh Rumania dengan memusatkan serangan ke kedua sisi.
Sisi Prancis menjadi rentan karena ketiga gelandang yang dominan beroperasi di tengah. Selain itu, Payet dan Griezmann bukanlah tipe pemain yang selalu melakukan trackback saat kehilangan bola dan membantu pertahanan. Ini yang membuat kedua sisi Prancis menjadi rentan untuk diserang.
Rumania tentu melakukan itu. Sisi kiri diserbu Rat dan Stancu sementara sisi kanan dikomando Stanciu dan Adrian Popa. Total, Rumania melepaskan 19 umpan silang, tapi hanya empat yang mengenai sasaran. Umpan-umpan silang Rumania menjadi tidak efektif karena umpan silang yang tidak terarah, serta tidak tersedianya pemain di lini serang. Andone kerap bergerak ke sayap ataupun terlambat berdiri di tempat yang tepat.
Ini membuat kinerja Adil Rami dan Laurent Koscielny. Mereka tidak terlalu banyak melakukan tekel dan intercept, karena yang mereka lakukan hanya membuang bola jauh-jauh. Rami melepaskan delapan clearences, sementara Koscielnya tujuh.
Serangan Rumania pun terganggu karena seringnya mereka kehilangan bola. Dari 29 kali kehilangan bola, 21 di antaranya terjadi karena penguasaan yang buruk. Selain itu, Rumania kelewat sering mengirimkan umpan panjang. Dari total 286 umpan, 74 di antaranya adalah umpan panjang. Sisi kiri yang dianggap berpotensi, justru menjadi sumber kegagalan. Razvan Rat mengirimkan 20 umpan panjang dengan hanya tiga yang menemui sasaran.
![]() |
[Grafis umpan Rumania. Terlihat kalau Rumania kelewat sering gagal mengirimkan umpan. Ini menjadi salah satu faktor yang menghambat serangan Rumania]
Cairnya Pertukaran Posisi di Lini Depan
Deschamps menurunkan Payet dan Griezmann untuk menopang pergerakan Giroud. Namun, kedua pemain ini tidak terpatok bermain di salah satu sisi. Sering terlihat Griezmann justru ada di sisi kanan, sementara posisinya ditempati Pogba. Sementara itu, Payet yang mestinya ada di kiri justru sering terlihat bermain di belakang Giroud.
Pertukaran posisi ini membuat koordinasi di lini pertahanan Rumania kerap terpecah. Vlad Chiriches memang mampu menetralkan Giroud serta menghalau umpan-umpan yang mengarah pada penyerang Arsenal tersebut. Namun, saat pertukaran posisi ini terjadi, lini pertahanan Rumania seolah kesulitan menerka alur bola.
Pada gol pertama, terlihat Payet bergerak di sisi kanan, yang mestinya dihuni Griezmann. Bola umpan silang Payet sejatinya bisa ditepis kiper Rumania, Ciprian Tatarusanu, andai tangannya tidak membentur tangan Giroud. Bola pun disundul Giroud dan disahkan wasit.
![]() |
Terlepas dari gerakan tangan Giroud, tapi terlihat bahwa sebelum bola dikirimkan, ada Chiriches yang mengawal Giroud. Namun, saat bola dilepaskan, Chiriches salah langkah yang membuat Giroud melompat tak terkawal.
Pada proses gol pertama Prancis tersebut, terlihat pula kelemahan Rumania karena mereka tidak mengontaminasi area tengah lapangan. Sebanyak tiga pemain justru ada di sekitar Payet yang mengirimkan umpan. Hal ini kian memburuk pada proses gol kedua.
Pada gol kedua yang terjadi pada menit ke-89, konsentrasi lini pertahanan Rumania seolah buyar. Hanya ada tiga pemain di dalam kotak penalti, dengan Martial yang tidak dikawal. Saat bola diterima Payet, ruang tembaknya terbuka lebar. Hal ini mengingatkan pada gol pertama di mana para pemain Rumania justru bergerak ke sisi ketimbang memenuhi area tengah.
Kesimpulan
Prancis memang berhasil menang. Namun, penampilan mereka begitu menurun saat lawan melakukan pressing ketat. Prancis bahkan butuh waktu yang tidak sebentar untuk lepas dari tekanan.
Di sisi lain, apa yang dilakukan oleh Rumania terganjal oleh produktivitas di lini serang. Saat mereka kuat dalam bertahan, justru mandek di lini serang. Hal ini sejatinya sudah terlihat dari lima uji tanding terakhir di mana empat gol Rumania justru dicetak oleh Stancu yang seorang gelandang.
Secara keseluruhan apa yang diinginkan Iordanescu berhasil tercapai, kecuali hasil akhir pertandingan. Terdapat pola di mana Iordanescu menginginkan anak asuhnya mencuri gol cepat di 10 menit pertama di tiap babak. Namun, Rumania tak berhasil melakukannya di kedua kesempatan, baik pada babak pertama, maupun babak kedua. Kalau saja mereka bisa melakukannya lebih cepat, mungkin hasil akhirnya bisa berubah.
Selain itu, Iordanescu pun memanfaatkan kedua sisi Prancis yang rentan ditembus. Hal tersebut dilakukan oleh para pemain Rumania, meski akhirnya tidak ada peluang yang benar-benar matang, karena sejumlah kesalahan.
Prancis sendiri sudah menunjukkan bagaimana trio gelandang mereka bermain bagus baik saat menyerang ataupun bertahan. Hanya saja, salah satu hal yang bisa diperbaiki oleh Deschamps adalah kinerja dua fullback mereka yang dianggap tidak bermain tidak begitu bagus.
Buat Rumania, kekalahan ini jelas menjadi pukulan telak. Bermain agresif sepanjang babak pertama, konsentrasi mereka justru menurun di babak kedua. Koordinasi lini belakang menjadi berantakan yang menghasilkan dua gol Prancis. Pembenahan di lini belakang jelas perlu dilakukan karena itulah salah satu cara mereka untuk memenangi pertandingan. (raw/raw)