Liga Champions: PSG 1-1 Arsenal
Menggeser Alexis Sanchez untuk Menembus Lini Pertahanan PSG

Pada laga ini, Arsenal sempat kesulitan mengembangkan permainan. Bahkan mereka harus mengejar ketertinggalan sejak awal laga karena PSG mampu unggul cepat melalui gol Edinson Cavani ketika laga belum berjalan satu menit.
Namun, Arsenal mampu tampil membaik pada babak kedua. Pergantian pemain yang mengubah skema bermain skuat berjuluk The Gunners tersebut membuat celah di lini pertahanan PSG akhirnya terbuka, di mana kemudian satu gol berhasil dicetak untuk memaksakan hasil imbang 1-1 di akhir laga.
![]() |
Gol Cepat yang Mengubah Gaya Permainan Arsenal
PSG berhasil mencetak gol cepat di awal laga. Pada detik ke-40, Edinson Cavani berhasil membobol gawang Arsenal. Menerima umpan dari Serge Aurier di sisi kiri pertahanan Arsenal, Cavani berhasil membelokkan arah bola yang tak mampu dijangkau David Ospina.
Gol ini tercipta berkat gaya bertahan Arsenal yang terfokus pada penjagaan antar pemain. Ketika gol ini tercipta, salah satu bek tengah Arsenal, Laurent Koscielny, tak menempati posisinya. Hal ini disebabkan karena bek asal Prancis ini terpancing oleh pergerakan Angel Di Maria di tengah lapangan.
![]() |
Proses terjadinya gol Cavani
Tak hanya Koscielny, Nacho Monreal juga ikut meninggalkan area pertahanan untuk mengawasi pergerakan bek kanan PSG, Serge Aurier. Di situlah terdapat celah yang kemudian dimanfaatkan oleh Marco Verratti dengan mengirimkan umpan.
Hal ini menyebabkan terjadinya situasi dua lawan dua di kotak penalti Arsenal; Cavani-Matuidi vs Bellerin-Mustafi (gambar 3). Namun Aurier dengan cepat mengirimkan umpan silang sehingga Mustafi tak siap menghalau datangnya bola, yang kemudian dimanfaatkan oleh Cavani.
Gol ini bisa saja terminimalisasi andai Koscielny berada di posisinya. Koscielny merupakan bek tengah yang begitu andal dalam duel-duel udara. Sementara secara postur, Cavani unggul atas Mustafi maupun Bellerin.
Gaya pressing Arsenal yang berusaha membayang-bayangi setiap pemain lawan ini langsung tak dilakukan lagi oleh Arsenal. Manajer Arsenal, Arsene Wenger, tampak mengubah gaya pressing Arsenal untuk tidak lebih agresif dalam menjaga pemain.
![]() |
Pressing Arsenal
Arsenal hendak merusak skema permainan PSG sejak bola berada di sepertiga akhir lawan atau sepertiga pertahanan PSG. Namun para pemain Arsenal lebih sabar menunggu bola datang ketimbang berupaya merebut bola sedini mungkin.
Hal ini yang menyebabkan PSG cukup leluasa dalam membangun serangan. Mereka layaknya Arsenal, berhasil memainkan possession football. Ketika bola berada dalam penguasaan, mereka bisa mengalirkannya dengan baik hingga lini pertahanan lawan.
Tercatat PSG melepaskan 560 operan (berbanding 512 operan milik Arsenal). Secara penguasaan bola pun PSG mampu mengimbangi Arsenal dengan 49%. Tapi meski secara statistik berimbang, Arsenal cukup kesulitan mengembangkan permainan.
Pressing dengan garis pertahanan tinggi yang dilancarkan PSG memang begitu agresif. Bertujuan merebut bola sedini mungkin pula pelatih PSG, Unai Emery, memilih Blaise Matuidi untuk diplot sebagai winger kiri. Kemampuannya dalam merebut bola diharapkan bisa membuat build-up serangan Arsenal bisa dipatahkan sedini mungkin, terlebih di areanya terdapat Hector Bellerin yang kerap melakukan overlap membantu serangan dan menginisiasi serangan awal Arsenal.
Strategi ini cukup efektif. Arsenal cukup sering mengirimkan umpan-umpan panjang ketika bola bergulir dari sisi kanan pertahanan mereka. Sementara susunan pemain Arsenal di lini depan tak menunjang untuk memanfaatkan bola-bola panjang karena Alexis Sanchez diplot sebagai penyerang tengah, yang disokong oleh Alex Iwobi, Oxlade Chamberlain, dan Mesut Ozil di posisi gelandang serang.
![]() |
Grafis operan Arsenal, sisi kanan sering mengirim umpan panjang
Arsenal pun akhirnya kesulitan mendapatkan peluang. Pada babak pertama, di mana Arsenal berhasil melepaskan empat tembakan, tiga di antaranya lahir dari sepak pojok. Secara permainan terbuka, Arsenal cukup kesulitan menembus lini pertahanan PSG.
Perubahan Datang Setelah Sanchez Bermain di Sisi Kiri
Arsenal kesulitan mendapatkan peluang karena andalan di lini serang mereka, Alexis Sanchez, menjadi pemain terdepan. Dan menjadi pemain terdepan, dengan pressing yang baik ditunjukkan para pemain PSG, Sanchez jarang mendapatkan bola.
Sebagai penyerang tengah, ia lebih sering menjadi pemantul dengan memberikan operan ke belakang. Strategi penempatan Sanchez sebagai penyerang tengah awalnya untuk memanfaatkan garis pertahanan tinggi PSG. Namun pressing PSG membuat skema ini tak berjalan baik.
Perubahan baru terjadi ketika Olivier Giroud dimasukkan pada menit ke-63, menggantikan Chamberlain. Pergantian ini membuat Sanchez bermain di sisi kiri, sama seperti saat menghadapi Southampton akhir pekan lalu. Dengan kembali bermain di posisinya, Sanchez pun lebih sering menguasai bola.
Ancaman Sanchez kemudian hadir dengan kemampuan individunya. Dimulai dari sisi kiri, ia berhasil mengacaukan lini tengah PSG, yang terpaksa menjatuhkannya. Bola liar mengarah pada Giroud yang berada di kotak penalti, yang meneruskannya pada Ozil.
Ozil dari sisi kiri kemudian bekerja sama dengan Sanchez. Sanchez, juga Iwobi, bergerak begitu cair, tak terpaku pada posisinya masing-masing. Kehadiran Giroud pun membuat lini pertahanan PSG terfokus pada penyerang asal Prancis ini ketika bola berada di sisi lapangan, siap mengantisipasi umpan silang.
Dari situlah kecerdikan Ozil memberikan umpan silang mendatar pada Iwobi yang tak terkawal. Iwobi melepaskan tembakan yang berhasil dibendung kiper PSG, Alphonse Areola. Pantulan bola tersebut jatuh ke kaki Sanchez yang langsung mengeksekusi bola dengan sempurna.
![]() |
Proses gol Arsenal
Kesimpulan
Pergerakan Sanchez memang menjadi pembeda di lini serang Arsenal. Sepanjang pertandingan, Arsenal terfokus pada umpan-umpan pendek saja untuk membongkar pertahanan PSG. Sementara dengan pressing yang baik, PSG selalu berhasil mengantisipasi bola tersebut.
Pada laga ini, hanya 11 kali Arsenal coba melawati lawan dengan aksi individu, dibandingkan dengan PSG yang mencapai 24 kali. Dari 11 upaya tersebut, empat di antaranya dilakukan oleh Sanchez, yang merupakan terbanyak di kubu Arsenal.
Lewat kemampuan individu juga PSG berhasil mengacaukan lini pertahanan Arsenal. Sejumlah peluang satu lawan satu dengan Ospina berhasil tercipta. Hanya saja peluang tersebut selalu berhasil digagalkan oleh Ospina, yang setidaknya menggagalkan empat peluang emas dari PSG.
====
*dianalisis oleh @panditfoootball, profil lihat di sini.
(roz/din)