Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Liga Italia: Milan 2-0 Lazio

    Jarak di Lini Belakang Lazio Beri Kemenangan untuk Milan

    Pandit Football Indonesia - detikSport
    Foto: REUTERS/Max Rossi Foto: REUTERS/Max Rossi
    Jakarta - AC Milan terus menjaga tren positif yang mereka dapatkan pekan lalu. Menghadapi SS Lazio di San Siro, Rabu (21/9) dini hari WIB, Rossoneri mampu memetik angka penuh setelah menang dengan skor 2-0 lewat gol dari Carlos Bacca pada menit ke-37 dan penalti Mbaye Niang menit-74.

    Dengan kemenangan ini, posisi Milan terkatrol ke peringkat ketiga klasemen sementara Serie A Italia dengan total sembilan poin dari lima pertandingan yang sudah mereka jalani. Sedangkan bagi Lazio, kekalahan ini membuat mereka turun ke posisi enam dengan tujuh poin.



    Pelatih AC Milan, Vincenzo Montella, melakukan beberapa perubahan terkait skuat yang ia mainkan di laga ini. Beberapa nama yang dimainkan sejak menit pertama melawan Sampdoria, seperti Ignazio Abate, Jose Sosa, dan Gianluca Lapadula, tak dimainkan di laga ini.

    Sebagai ganti ketiganya, Montella memasukkan Mattia De Sciglio, Juraj Kucka, dan Carlos Bacca. Meski melakukan perubahan nama di susunan starter, Montella tidak mengubah skema 4-3-3 yang membuat Milan menang melawan Sampdoria.

    Berbeda dengan Milan yang melakukan banyak perubahan. Lazio di laga ini hanya melakukan satu perubahan, yakni mengganti Dusan Basta yang lebih bertipe pemain belakang dengan Felipe Anderson yang lebih menyerang. Pergantian ini dilakukan oleh pelatih Lazio, Simone Inzaghi, melihat baiknya sayap kiri Milan dalam membuat sebuah serangan.

    Milan Tutup Pergerakan Immobile dan Milinkovic-Savic

    Lazio bermain begitu baik saat melawan Pescara pekan lalu. Meski demikian, keberhasilan Lazio memetik angka penuh bukan hanya soal keberhasilan strategi Inzaghi, melainkan juga karena kesalahan Pescara yang terlalu memberi ruang bagi Ciro Immobile dan Sergej Milinkovic-Savic.

    Kesalahan Pescara yang tidak menutup pergerakan keduanya, membuat mereka bebas untuk bergerak bebas sebagai penghubung antara lini tengah dan lini depan Lazio.

    Rupanya upaya Lazio untuk mengalirkan bola kepada kedua pemain tersebut berhasil diantisipasi oleh Montella. Ia pun membuat formasi 4-3-3 yang dimainkan oleh Milan berubah menjadi 4-2-3-1 ketika bertahan demi menutup pergerakan kedua pemain tersebut.

    Tidak hanya itu saja. Jurac Kucka dan Riccardo Montolivo yang bermain sebagai poros ganda ketika bertahan ditugaskan sebagai tembok tambahan untuk lini pertahanan Milan. Kucka bahkan bisa dibilang menjadi kunci karena keberhasilannya untuk benar-benar menutup pergerakan Immobile.



    Bentuk 4-2-3-1 yang dimainkan oleh Montella di daerah permainan Milan membuat Lazio kesulitan untuk menembus pertahanannya. Tak ayal, pemain Lazio pada akhirnya banyak melakukan umpan-umpan pendek di lini tengah sembari menunggu kedua pemain itu bergerak.

    Jarak Antara Pemain Belakang dan Gelandang Lazio Cukup Jauh

    Pada awal pertandingan, meski kerap kesulitan menembus pertahanan Milan, Lazio tetap mampu menciptakan peluang. Memanfaatkan umpan silang Senad Lulic yang bermain sebagai wing back kiri, Biancocelesti mampu membuat peluang lewat tinggi badan Milinkovic-Savic dan Djordjevic.

    Namun, seiring berjalannya waktu, koordinasi pertahanan Lazio yang digalang oleh dua gelandang tengah mereka dengan tiga pemain belakang tengah mulai goyah. Jauhnya jarak antara kelima pemain tersebut mampu dieksploitasi oleh Milan.

    Carlos Bacca dan Mbaye Niang menjadi senjata balasan Milan. Kecepatan dan kepandaian keduanya mencari ruang seringkali membuat trio pemain belakang Milan kerepotan.

    Di menit ke-15 babak pertama, Milan hampir saja unggul. Umpan panjang yang dilepaskan oleh Montolivo ke Niang tidak mampu dihalau oleh tiga bek Lazio yang tidak sejajar. Beruntung, umpan tersebut gagal berbuah menjadi gol karena Niang terlebih dulu terpeleset sebelum memasuki kotak penalti Lazio.

    Jauhnya jarak antara gelandang dan pemain belakang akhirnya menjadi harga yang harus dibayar mahal oleh Lazio. Kesalahan kontrol bola yang dilakukan oleh Marco Parolo berhasil dikuasai oleh Kucka.

    Kucka yang melihat bebasnya Bacca di daerah permainan Lazio pun melepas umpan panjang dan berbuah menjadi gol usai diselesaikan dengan baik oleh striker asal Kolombia tersebut.



    Gambar 3 – Serangan balik AC Milan yang membuahkan gol

    Perubahan Formasi Lazio yang Tidak Membuahkan Hasil

    Lazio tak tinggal diam menanggapi kegagalan mereka membongkar pertahanan Milan di babak pertama. Di awal babak kedua, Inzaghi memasukkan dua nama pemain bertipe menyerang, yakni Balde Keita dan Felipe Anderson untuk menggantikan Filip Djordjevic dan Bastos.

    Masuknya kedua pemain ini secara tidak langsung mengubah formasi dasar Lazio menjadi 4-2-3-1, dengan Keita sebagai penyerang tengah. Sementara, Anderson di pos gelandang serang bersama Milinkovic-Savic dan Immobile.

    Pergantian ini pun menyimpulkan bahwa Lazio tidak akan lagi mengandalkan sisi kanan daerah permainan Milan sebagai cara utama mencetak gol. Namun rupanya tidak. Dominannya aliran bola melalui sayap kiri kembali diulang oleh pemain Lazio seperti halnya babak pertama.

    Hal ini dilakukan oleh Lazio karena sulitnya mereka memanfaatkan kreatifitas Felipe Anderson karena penjagaan De Sciglio dan pressing yang dilakukan oleh Montolivo. Tercatat, Felipe Anderson harus kehilangan bola lima kali akibat penjagaan yang begitu ketat dari pemain di sisi sebelah kiri pertahanan Milan.

    Tak membuahkan hasilnya pergantian pemain Lazio juga dikarenakan tak adanya perubahan strategi dari mereka. Lazio pun kembali mengulang kebiasaan mereka melepas umpan silang meski kotak penalti lawan penuh dengan pemain Milan. Menurut Squawka, dari delapan umpan silang yang mereka lepaskan usai masuk dua pemain tersebut, hanya dua yang mengenai sasaran.

    Situasi Sulit di Tengah Buat Milan Hanya Bisa Manfaatkan Sayap

    Di babak kedua, Milan mulai berani menekan. Perlahan, mereka mulai berani memainkan umpan-umpan pendek untuk masuk ke daerah permainan Lazio. Meski demikian, bukan berarti Milan mampu menembus daerah permainan Lazio dengan mudah.

    Sering sejajarnya Giacomo Bonaventura dengan Montolivo dan Kucka membuat pemain depan Milan kesulitan untuk mendapatkan bola karena tidak adanya penghubung. Kondisi ini diperkuat dengan penempatan posisi dua gelandang tengah Lazio yang kerap berada di depan trio lini depan Milan. Milan pun pada akhirnya begitu mengandalkan kedua sisi sayap untuk membongkar lini belakang Lazio.

    Permainan Milan di sisi sayap tak selamanya membuat mereka mendapatkan banyak peluang. Kesigapan dua bek sayap Lazio serta kurang beraninya pemain Milan melakukan akselerasi usai mendapatkan bola di sayap membuat Milan hanya tercatat menciptakan tiga umpan silang di babak kedua.



    Gambar 4 – AC Milan yang begitu mengandalkan sayap

    Salah satu pemain sayap Milan, Suso, kemudian diganti dengan Manuel Locatelli. Hal ini membuat Milan bertransformasi ke formasi 4-3-1-2. Masuknya Locatelli membuat Bonaventura lebih bebas bergerak karena ia tidak diharuskan untuk mengirim bola ke sayap terlebih dulu.

    Hasilnya beberapa menit setelah Locatelli masuk, Milan mampu mencetak gol kedua. Berawal dari sepakan luar kotak penalti Bonaventura, bola didapatkan oleh Bacca. Bacca pun memberikan bola kepada Niang yang berdiri bebas di sisi kiri pertahanan Lazio.

    Tak melakukan tembakan, Niang justru memberikan umpan tarik dan malah mengenai tangan Stefan Radu dan berbuah penalti. Sepakan penalti yang diambil oleh Niang sendiri pun berhasil dan mengubah skor menjadi 2-0 hingga babak kedua berakhir.

    Hasil akhir laga ini menunjukkan bahwa Milan mampu bertahan dengan baik menghadapi lawan yang tampil menyerang. Hal ini juga tidak lepas dari strategi Vincenzo Montella untuk menutup ruang gerak pemain kunci Lazio.

    Lazio sendiri gagal memanfaatkan pergantian pemain yang mereka lakukan di babak kedua dengan tidak melakukan pergantian taktik. Padahal, bukan tidak mungkin pemain-pemain ini mampu mengubah jalannya pertandingan.

    ====

    *dianalisis oleh @panditfootball, profil lihat di sini.

    (roz/din)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game