Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Leverkusen yang Berhasil Menekan Balik Dortmund

    Pandit Football Indonesia - detikSport
    Foto: Patrik Stollarz / AFP Foto: Patrik Stollarz / AFP
    Jakarta - Borussia Dortmund terkenal dengan permainan gegenpressing, sebuah inovasi yang pernah diterapkan semasa kepelatihan Juergen Klopp. Sekarang, pada zaman Thomas Tuchel, gegenpressing ini dimodifikasi menjadi permainan yang lebih efektif sekaligus tetap mempertahankan kedinamisan pergerakan pemain.

    Tapi, dalam pertandingan melawan Bayer Leverkusen di Bay Arena, Sabtu (1/10/2016) malam, gaya permainan ini tidak mampu membawa Dortmund meraih kemenangan. Malah yang terjadi dalam pertandingan tersebut adalah hal sebaliknya bagi Die Borussen.


    Leverkusen mampu mengalahkan Dortmund dengan skor 2-0 lewat gol dari Admir Mehmedi pada menit ke-10 dan Javier "Chicharito" Hernandez pada menit ke-79. Penampilan gemilang Dortmund saat mampu menahan imbang Real Madrid seolah tak terlihat dalam laga melawan Leverkusen ini.

    Pressing Kuat Leverkusen Buat Dortmund Sulit Berkembang

    Dortmund terkenal akan permainan agresif dan tidak segan menekan lawan sejak di area pertahanan sendiri. Tapi, apa yang terjadi dalam pertandingan kemarin justru sebaliknya: Dortmund yang justru harus menghadapi tekanan yang kuat dari Leverkusen sejak awal pertandingan.

    Entah mungkin bentuk kekhawatiran ataupun sebagai upaya agar Dortmund tidak mampu mengembangkan permainan, setidaknya apa yang dilakukan Leverkusen ini membuat Dortmund kesulitan untuk menyerang. Alhasil selama pertandingan mereka kesulitan untuk masuk ke area pertahanan Leverkusen.

    Gambar 1 – Grafis umpan pemain Dortmund. Terlihat sulitnya mereka masuk ke lini pertahanan Leverkusen dan lebih sering memainkan bola di daerah sendiri. Sumber: SquawkaGambar 1 – Grafis umpan pemain Dortmund. Terlihat sulitnya mereka masuk ke lini pertahanan Leverkusen dan lebih sering memainkan bola di daerah sendiri. Sumber: Squawka

    Bentuk tekanan atau pressing yang dilakukan oleh pemain Leverkusen pun cukup menarik untuk disimak. Sejak para pemain Dortmund menguasai bola di area pertahanan sendiri, dua pemain akan menekan satu pemain Dortmund, dengan satu pemain Leverkusen lain mengawasi ruang di belakang (para pemain Dortmund dapat menciptakan ruang sendiri di belakang pemain lain lewat kecepatan yang dimiliki).

    Bentuk tekanan ini secara konstan terus dijalankan oleh para pemain Leverkusen, memaksa pemain Dortmund banyak bermain di area mereka sendiri. Lebih menariknya lagi, bentuk tekanan ini juga menjadi awal mereka melakukan serangan. Menggunakan enam pemain (empat gelandang dan dua penyerang), Leverkusen melakukan sistem enam pemain bertahan dan menyerang.

    Gambar 2 – Bentuk tekanan Leverkusen, dua pemain menjaga satu pemain dan saling memperhatikan ruang di belakang (kanan). Sumber: sharemytactics.comGambar 2 – Bentuk tekanan Leverkusen, dua pemain menjaga satu pemain dan saling memperhatikan ruang di belakang (kanan). Sumber: sharemytactics.com

    Dengan bentuk tekanan seperti ini, pemain Dortmund pun tidak memiliki banyak opsi untuk mengumpan selain ke samping dan ke belakang. Itu terlihat dari grafis umpan yang mereka lakukan selama pertandingan.Dari total 698 umpan yang mereka lakukan, kebanyakan umpan diarahkan ke samping dan ke belakang (grafis dapat dilihat di gambar 1). Sulit bagi para pemain Die Borussen untuk masuk ke area pertahanan Leverkusen.

    Antara Menaikkan Garis Pertahanan dan Tidak

    Memang bentuk tekanan Leverkusen yang dilakukan sejak Dortmund menguasai bola di daerah sendiri membuat Dortmund sulit menyerang. Namun ini dipersulit oleh ketidakberanian para pemain Dortmund untuk menaikkan garis pertahanan mereka dan lebih cenderung melakukan terobosan-terobosan secara individu untuk memecahkan tekanan lawan.

    Tercatat, sepanjang babak pertama, hanya Ousmane Dembele dan Julian Weigl yang berusaha untuk menaikkan garis pertahanan Dortmund. Dembele banyak melakukan dribel-dribel individu (ia mencatatkan sembilan kali dribel, meski lima di antaranya gagal), sedangkan Weigl banyak melakukan take-on di wilayah-wilayah pertahanan Dortmund (empat kali take-on, terbanyak di antara pemain Dortmund yang lain), yang setidaknya menghentikan serangan dari Leverkusen.

    Gambar 3 – Grafis dribel Dembele (kiri) dan take-on Weigl (kanan) pada babak pertama. Dua pemain yang berusaha melepaskan Dortmund dari tekananGambar 3 – Grafis dribel Dembele (kiri) dan take-on Weigl (kanan) pada babak pertama. Dua pemain yang berusaha melepaskan Dortmund dari tekanan

    Untuk menaikkan tekanan terhadap pertahanan Leverkusen, Dortmund memasukkan Emre Mor dan Marcel Schmelzer yang lebih agresif pada babak kedua dengan harapan bahwa dapat lepas dari tekanan Leverkusen, setelah Christian Pulisic dan Gonzalo Castro gagal memberikan kontribusi maksimal pada babak pertama.

    Schmelzer yang punya kemampuan melakukan overlap ke depan dan Mor yang juga punya kemampuan dribel yang baik diharapkan mampu memberikan penyegaran dalam serangan Dortmund yang buntu, sesuatu yang jarang dilakukan Pulisic dan Castro di babak 1 yang tenggelam dalam tekanan pemain Leverkusen.

    Didukung oleh Lukasz Piszczek yang juga acap kali melakukan overlap untuk membantu penyerangan Dortmund, ditambah juga Shinji Kagawa yang dimasukkan untuk menggantikan Sebastian Rode, Tuchel berharap Dortmund dapat lepas dari tekanan Leverkusen yang begitu kuat. Tuchel membayangkan permainan umpan-umpan pendek serta keunggulan skill individu dapat membuka ruang.

    Tapi, menaikkan tekanan ini ternyata malah mendatangkan risiko tersendiri bagi pertahanan Dortmund. Terlihat dari terciptanya gol kedua pada menit ke-79 ketika Chicharito mampu mencetak gol. Sisi kanan pertahanan Dortmund menjadi sasaran Kevin Volland dan Hakan Calhanoglu. Piszczek yang memilih untuk maju ke depan meninggalkan lubang di sisi kanan pertahanan Dortmund.

    Gambar 4 – Grafis terjadinya gol ketiga. Lubang di tengah tercipta karena tidak adanya Sebastian Rode yang membantu pertahanan (digantikan Kagawa), sedangkan lubang kedua tercipta karena Piszczek maju ke depanGambar 4 – Grafis terjadinya gol ketiga. Lubang di tengah tercipta karena tidak adanya Sebastian Rode yang membantu pertahanan (digantikan Kagawa), sedangkan lubang kedua tercipta karena Piszczek maju ke depan

    Dalam pertandingan ini Leverkusen berhasil memanfaatkan ruang kosong di belakang bek Dortmund yang kerap tercipta ketika ada umpan yang dilepaskan di ke arah belakang pemain belakang ketika serangan balik, sesuatu yang tidak bisa dimanfaatkan oleh lawan Dortmund sebelumnya, VfL Wolfsburg.

    Hakan Calhanoglu Pusat Serangan Leverkusen

    Selain berperan dalam semua gol timnya, Hakan Calhanoglu juga menjadi motor serangan Leverkusen dalam pertandingan kali ini. Catatan lima chances created, dua shot, dan dua assist adalah kontribusinya yang sangat berarti dalam pertandingan kali ini. Ia juga menjadi pusat serangan Leverkusen dengan catatan 56 sentuhan terhadap bola, terbanyak di antara pemain Leverkusen lainnya.

    Terlepas dari kartu kuning yang ia dapat, setidaknya, dengan penampilan yang mengesankan ini Calhanoglu tidak hanya akan dicap sebagai jago tendangan bebas semata. Dengan tidak mengesampingkan peran Aranguiz, Kevin Kampl, dan Julian Brandt yang bersama Calhanoglu membuat lini tengah Leverkusen lebih padat, Calhanoglu punya andil cukup besar dalam serangan Leverkusen dan dalam keberhasilan mereka memenangkan pertandingan.

    Sudah terang kontribusi dan kehebatan Calhanoglu dalam situasi bola mati. Namun penampilan gemilangnya di laga ini memperlihatkan ia punya potensi besar untuk menjadi motor utama lini tengah Dortmund. Jika Leverkusen dalam menjaga penampilan pemain Turki ini, mereka tentu akan mendapatkan limpahan kekuatan yang signifikan.

    Gambar 5 – Grafis permainan Calhanoglu. Sumber: Stats Zone FourFourTwoGambar 5 – Grafis permainan Calhanoglu. Sumber: Stats Zone FourFourTwo

    Kesimpulan

    Leverkusen mempraktikkan apa yang dilakukan oleh RB Leipzig saat mereka mengalahkan Dortmund, yakni menekan balik sebelum ditekan tim lawannya itu. Hasilnya, mereka mampu meraih kemenangan atas Dortmund, kemenangan pertama sejak terakhir kali mengalahkan Dortmund pada 2007 silam.

    Bagi Dortmund, kekalahan ini jelas menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi skuat Tuchel. Gugupnya pemain mereka kala ditekan pemain lawan dan juga ruang yang tercipta ketika diserang balik oleh lawan adalah hal yang harus segera diatasi. Jika persoalan ini tak lekas diatasi, sangat sulit bagi Tuchel membawa Dortmund menjadi penantang serius Bayern Muenchen dalam perebutan gelar juara Bundesliga.

    (a2s/mrp)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game