Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Liga Inggris: City 1-1 Everton

    Pertahanan Rapat Everton Membuat City Kembali Gagal Menang

    Pandit Football Indonesia - detikSport
    Foto: Reuters / Phil Noble Livepic Foto: Reuters / Phil Noble Livepic
    Jakarta - Manchester City kembali mencatatkan hasil minor. Setelah ditahan oleh Celtic, lalu dikalahkan Tottenham Hotspur, mereka pun hanya mampu meraih hasil imbang 1-1 saat menjamu Everton. Hasil ini semakin mengancam posisi City yang sampai sekarang masih berada di posisi pertama klasemen Liga Primer Inggris.

    Pertahanan Rapat Everton Membuat City Kembali Gagal MenangFoto: Pandit Football



    Pada pertandingan ini, City tertinggal lebih dahulu lewat gol dari Romelu Lukaku pada menit ke-64. The Citizens baru mampu menyamakan kedudukan pada menit ke-72 lewat Nolito. Diwarnai dengan kegagalan dua penalti dari Sergio Aguero dan Kevin De Bruyne, ada beberapa faktor yang membuat permainan berakhir imbang.

    Serangan Tanpa Akhir City, Tapi Tak Menemui Tujuan

    Manchester City memang begitu dominan dalam pertandingan ini. Secara penguasaan bola mereka begitu unggul jauh; 72,4% berbanding 27,6%. Penguasaan bola City yang dominan ini tak lepas dari pressing ketat yang dilancarkan oleh para pemainnya, bahkan ketika para pemain Everton menguasai bola di daerahnya sendiri.

    Pertahanan Rapat Everton Membuat City Kembali Gagal MenangFoto: Pandit Football


    Gambar 1 – Pressing agresif City. Merapatkan jarak dengan pemain Everton

    Dengan model pressing seperti di atas, City beberapa kali mampu merebut bola di daerah pertahanan Everton dan membuat serangan mereka seolah berlangsung tanpa henti karena kemungkinan bola terebut di area lawan cukup besar. Bukan hanya itu, dominannya City dalam pertandingan ini membuat pertandingan tampak berjalan satu arah.

    Serangan demi serangan mengalir ke pertahanan Everton yang digalang oleh Phil Jagielka dan Ashley Williams. Tercatat sepanjang pertandingan City mencetak 19 kali shot (delapan shot on target, lima shot off target, dan enam shot blocked) dan Everton hanya mencetak tiga kali shot (dua on target). Tuan rumah benar-benar mengambil alih pertandingan.

    Pertahanan Rapat Everton Membuat City Kembali Gagal MenangFoto: Pandit Football


    Pertahanan Rapat Everton Membuat City Kembali Gagal MenangFoto: Pandit Football


    Gambar 2 - Dashboard serangan City (kiri) dan dashboard serangan Everton (kanan). Terlihat betapa dominannya City dalam menyerang. Sumber: Stats Zone FourFourTwo

    Tapi meski menyerang secara bertubi-tubi, City hanya mampu mencetak satu gol saja dari total 19 shot yang mereka lesakkan. Ini tentunya menimbulkan pertanyaan. Ada apa dengan penyerangan mereka

    Ada beberapa sebab yang dapat menjadi sebab tumpulnya serangan City. Pertama adalah tidak maksimalnya penampilan De Bruyne dan David Silva sebagai pengatur serangan. Umpan-umpan mereka acap hanya berakhir menjadi crossing ataupun malah mereka sendiri yang menyelesaikan peluang yang didapat.

    Inilah yang membuat aliran bola City tersendat, dan umpan-umpan mereka lebih banyak diarahkan ke sayap daripada diarahkan masuk ke dalam kotak penalti. Serangan City pun kerap berakhir menjadi crossing yang mampu dihalau oleh Williams ataupun Jagielka.

    Pertahanan Rapat Everton Membuat City Kembali Gagal MenangFoto: Pandit Football


    Pertahanan Rapat Everton Membuat City Kembali Gagal MenangFoto: Pandit Football


    Gambar 3 – Grafis umpan De Bruyne (kiri) dan grafis umpan Silva (kanan). Sumber: Stats Zone FourFourTwo

    Kurang maksimalnya lini tengah City dalam mengalirkan bola ini berdampak pada penampilan Kelechi Iheanacho, penyerang yang diplot main sejak menit pertama, sekaligus menjadi faktor kedua sulitnya City mencetak gol.

    Iheanacho sama sekali tidak terlihat berkontribusi maksimal dalam penyerangan. Ia hanya mampu mencetak satu peluang saja, itu pun berhasil digagalkan oleh Ashley Williams. Ketidakmampuan lini tengah mengalirkan bola ke kotak penalti membuat Iheanacho terisolir, dan malah banyak bergerak ke area sepertiga lapangan akhir Everton.

    Pertahanan Rapat Everton Membuat City Kembali Gagal MenangFoto: Pandit Football


    Gambar 4 – Area gerak Kelechi Iheanacho. Banyak bergerak di area sepertiga akhir. Sumber: Whoscored

    Bahkan ketika Aguero dimasukkan, serangan City tidak menjadi lebih tajam karena sama seperti Iheanacho, Aguero pun tidak mampu banyak bergerak di lini depan.

    Kedua, penyebab sulitnya City mencetak gol juga adalah karena rapatnya pertahanan Everton itu sendiri. Meski memang mereka kerepotan menghadapi pressing agresif dari pemain City, para pemain The Toffees tampak tenang. Setiap kali bola terebut, ada sekitar enam pemain sampai tujuh pemain yang berada di area pertahanan.

    Pertahanan Rapat Everton Membuat City Kembali Gagal MenangFoto: Pandit Football


    Pertahanan Rapat Everton Membuat City Kembali Gagal MenangFoto: Pandit Football


    Gambar 5 – Bentuk pertahanan Everton. Para pemain merapat ke tengah (kiri) dan jarak antar bek rapat (kanan)

    Pertahanan rapat ini sudah Everton terapkan sejak City menguasai bola di daerah mereka sendiri. Saat pemain City menguasai bola, para pemain depan Everton saling merapat ke tengah, dan ketika pemain City memasuki daerah Everton, pemain tengah dan belakang Everton saling merapatkan jarak sehingga pemain City sulit menemukan ruang kosong.

    Sistem pertahanan ini mereka terapkan secara konsisten selama 90 menit (kecuali ketika mereka kecolongan gol Nolito karena perhatian bek terfokus kepada Aguero), yang membuat pertahanan Everton begitu kokoh dalam pertandingan tersebut. Pertahanan kokoh ini tak lepas dari kontribusi para gelandang seperti Gareth Barry, Tom Cleverley, ataupun Idrissa Gueye dalam membantu pertahanan.

    Saat City Sulit Mencetak Gol, Everton Pun Tampak Sulit Untuk Mencetak Gol

    Sebenarnya Everton memiliki peluang untuk memenangkan pertandingan. Tapi selain karena kecolongan gol Nolito (kesalahan pertahanan Everton), ini tak lepas dari sulitnya mereka untuk menyerang. Konsekuensi dari memperketat lini pertahanan, aliran bola ke lini depan pun tidak terlalu lancar.

    Seperti terlihat dalam gambar 2, aliran serangan Everton tidak lancar. Ini disebabkan tiga pemain bertahan City (John Stones, Gael Clichy, dan Nicolas Otamendi) yang menerapkan garis pertahanan yang cukup tinggi yang membuat ruang gerak dari para penyerang Everton (Romelu Lukaku, Yannick Bolasie, dan Gerard Deulofeu) menjadi lebih sempit.

    Tak jarang para penyerang itu malah banyak turun membantu pertahanan, yang mengakibatkan tidak ada orang di depan yang menjadi tujuan serangan Everton.

    Pertahanan Rapat Everton Membuat City Kembali Gagal MenangFoto: Pandit Football


    Gambar 6 - Area gerak Bolasie, Lukaku, dan Deulofeu. Tak jarang mereka turun ke area pertahanan sendiri karena sempitnya ruang. Sumber: Whoscored

    Everton sebenarnya memiliki kesempatan ketika pada babak kedua, ketika City menaikkan garis pertahanannya lebih tinggi dan ruang lebih banyak tercipta di belakang setelah John Stones dan Nicolas Otamendi lebih banyak membantu serangan.

    Ini terlihat dari proses gol Everton, ketika Lukaku yang berlari dari tengah mampu memanfaatkan ruang kosong akibat tercerai-berainya tiga bek City (Stones dan Otamendi yang terlalu maju, plus back up yang telat dari Fernandinho) di lini pertahanan.

    Pertahanan Rapat Everton Membuat City Kembali Gagal MenangFoto: Pandit Football


    Pertahanan Rapat Everton Membuat City Kembali Gagal MenangFoto: Pandit Football


    Gambar 7 – Proses gol Lukaku. Cermin dari tercerai-berainya tiga bek City dan memberikan Lukaku ruang bebas untuk bergerak

    Selain dari gol tersebut, jarang sekali para pemain Everton terlibat dalam penyerangan. Hanya sesekali saja Idrissa Gueye, Yannick Bolasie, ataupun Gerard Deulofeu naik membantu serangan. Semua pemain Everton tampak fokus di area sepertiga akhir dan juga area pertahanannya sendiri, guna membendung serangan tanpa henti dari Manchester City.

    Pertahanan Rapat Everton Membuat City Kembali Gagal MenangFoto: Pandit Football


    Gambar 8 – Area gerak semua pemain Everton. Fokus berada di lini pertahanan Everton. Sumber: Whoscored

    Kesimpulan

    Pep Guardiola sekarang sudah merasakan ketatnya Liga Primer Inggris. Banyak hal yang tidak ia inginkan terjadi di liga yang dikenal cukup kompetitif ini. Setelah mendapatkan counter pressing dari Spurs, sekarang Everton menerapkan garis pertahanan rendah untuk membendung relentless attack yang menjadi ciri khas Pep.

    Liga masih panjang, dan Pep pun masih punya kesempatan mengutak-atik formasi dan taktik berdasarkan pemain yang ia miliki. Inovasinya menggunakan tiga bek dalam pertandingan ini guna menghindari pemain yang memiliki kecepatan adalah inovasi yang bagus, meski hasilnya tidak sesuai. Ia masih harus banyak belajar, dan ia masih harus memahami bahwa Liga Primer Inggris sungguhlah sulit untuk ditaklukkan.

    ====

    *dianalisis oleh @panditfootball, profil lihat di sini.

    (a2s/roz)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game