Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Liga Champions

    City Harus Bisa Menutup Opsi Operan Barca

    Pandit Football Indonesia - detikSport
    Foto: Alex Livesey/Getty Images Foto: Alex Livesey/Getty Images
    Jakarta - Sepakbola kembali akan memanjakan kita melalui Liga Champions UEFA dini hari nanti (20/10/2016). Raksasa Liga Spanyol, FC Barcelona, akan menghadapi pemuncak klasemen sementara Liga Inggris, Manchester City.

    Satu sosok menjadi perhatian utama, siapa lagi kalau bukan, Pep Guardiola. Ia akan kembali menghadapi mantan kesebelasan yang ia bela sebagai pemain dan manajer. Tapi ini bukan yang pertama ia kembali sebagai lawan, melainkan yang kedua kalinya, karena sebelumnya ia pernah melakukannya waktu ia masih menjadi manajer Bayern Munich.

    Sejujurnya pertandingan nanti akan lebih berat bagi City, di mana Barcelona lebih diunggulkan karena bertindak sebagai tuan rumah, memiliki penampilan yang sedang mananjak, dan rekor pertemuan kedua kesebelasan yang lebih berpihak kepada Barcelona sebagai pemuncak klasemen sementara Grup C Liga Champions.

    Saat ini kedua kesebelasan hanya berjarak dua poin. Ini artinya, Guardiola pasti sudah sadar jika ia tidak boleh kalah, karena itu bisa memberatkan tugasnya ke depan. Guardiola, yang sudah memenangkan Liga Champions dua kali bersama Barcelona, mengatakan: "Saya tidak pernah berpikir pada pertandingan selanjutnya bahwa hasil imbang adalah hasil yang bagus."

    "Tentu saja ini rumit. Tidak menang di Glasgow (menghadapi Celtic) berarti kami harus mendapatkan poin menghadapi Barcelona di sana maupun di sini, dan terutama di Jerman (melawan Borussia Moenchengladbach) juga," lanjutnya seperti yang kami kutip dari Eurosport.

    "Kami masih memiliki empat pertandingan lagi, kami harus memenangi dua di antarannya. Kami harus mencetak 6 poin untuk bisa berada pada langkah selanjutnya. Kami akan mencoba untuk memenangkan poin pertama di pertandingan selanjutnya (melawan Barcelona). Pastinya."

    Manchester City mendominasi pertandingan saat menghadapi Everton tapi hanya berhasil membawa satu poin dengan hasil imbang 1-1. Meskipun mereka mendapatkan dua buah penalti, tapi Kevin de Bruyne dan Sergio Aguero tidak mampu memaksimalkannya.

    "Ketika Anda bermain seperti saat Sabtu lalu, [hasil imbang] itu bukan hasil yang bagus. Tapi jika Barcelona bermain jauh lebih baik dari kami, mungkin itu akan menjadi hasil yang bagus."

    Terakhir kali Guardiola mengunjungi Camp Nou sebagai manajer lawan adalah saat Bayern dikalahkan 3-0. Kemudian jika kita melihat rekor pertemuan kedua kesebelasan, City selalu kalah dari Barcelona dalam empat pertemuan terakhir mereka di Liga Champions.

    Foto: Alex Livesey/Getty Images


    Fleksibel vs Fleksibel

    Guardiola adalah manajer yang jenius. Ia sempat memainkan skema tiga bek (3-4-2-1) dan juga skema utamanya, yaitu 4-3-3. Perubahan demi perubahan bisa ia lakukan di lapangan untuk merespon lawannya. Namun sejujurnya, ia masih dalam proses yang panjang untuk membuat City menjadi "mesin yang mengontrol penguasaan bola", sama seperti kutipannya mengomentari Barcelona baru-baru ini.

    Tidak seperti City, Barcelona sudah menemukan skema dasar mereka. Sama-sama memainkan 4-3-3, Luis Enrique sebenarnya mewarisi apa yang sudah Guardiola rancang untuk Barcelona.

    Salah satu perubahan yang kemungkinan bisa kita lihat dini hari nanti adalah kemungkinan bermainnya kapten City, Vincent Kompany. Kehadiran pemain asal Belgia ini akan menyediakan mentalitas yang lebih baik untuk City, terutama lini belakang mereka.

    Meskipun demikian, mentalitas saja tidak akan bisa dengan mudahnya meredam 'trio MSN' yang berisikan Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar. Mereka bertiga sudah mencetak 24 gol musim ini. Kemudian sama seperti Pep, Enrique juga menunjukkan kalau taktiknya bisa fleksibel. Saat mengalahkan Deportivo La Coruna akhir pekan lalu, ia sempat memainkan formasi tiga bek.

    Sedangkan pertahanan City sedang tidak menggembirakan. Sejak mereka menang dari AFC Bournemouth dengan skor 4-0, mereka belum mencatatkan clean sheet lagi meskipun mereka sudah membeli mantan kiper Barcelona, Claudio Bravo. Salah satu kelemahan City adalah saat mereka mengantisipasi serangan balik cepat lawan.

    Menghadapi Barcelona, mereka sepertinya hampir pasti akan kebobolan. Jadi permasalahan utama bagi Guardiola bukan dititikberatkan pada bagaimana cara mereka bertahan, melainkan cara mereka menyerang. Pep juga harus memerhatikan transisi di antara keduanya.

    Kuncinya Ada pada Gol Pertama

    Satu pertanyaan yang harus dijawab oleh Guardiola adalah, bisakah Manchester City menutup atau meminimalisasi opsi operan Barcelona? Jika ia bisa melakukannya, ini akan memudahkannya dalam menjinakkan mantan kesebelasannya itu meskipun mereka memiliki 'trio MSN'.

    Meskipun kami menilai ia dan City belum sepenuhnya menyatu, tentunya Guardiola ingin merasa lebih unggul. Keunggulan di sini bukan berarti lebih menyerang, lebih banyak mencetak gol, atau lebih menguasai bola, tetapi lebih unggul dalam adaptasi dan meredam taktik lawan, seperti yang sudah dicontohkan Jose Mourinho pada saat meredam 'gegenpressing' Juergen Klopp di North-West derby yang lalu.

    Melihat Pep ketika di Bayern saat menghadapi Barcelona pada semi-final Liga Champions 2014, ia menginstruksikan kesebelasannya untuk lebih bersabar, meladeni Barcelona sambil sedikit menekan, untuk kemudian mencuri bola dan melakukan break sesegera dan semengejutkan mungkin. Di situ ia menunjukkan keunggulannya dari lini tengah.

    Melihat niat tersebut, kami merasa Guardiola tidak akan memainkan pola 4-3-3, atau dengan kata lain, ia tidak ingin meniru taktik Barcelona (yang sebenarnya ia sendiri yang merancangnya sebelum Enrique datang). Kemungkinan besar ia akan menggunakan double pivot pada formasi 4-2-3-1.

    Tugas utama City dini hari nanti adalah untuk mengimbangi Barcelona di beberapa area di lini tengah. Pastinya Pep ingin mencetak gol terlebih dahulu. Jika ia kebobolan terlebih dahulu, bisa jadi permainannya akan lebih kacau.

    Namun, Pep harus sadar jika ia tidak perlu membuktikan diri kepada Barcelona. Ia hanya harus membuktikan diri kepada dirinya sendiri, dan ia bisa melakukannya dengan lebih ngotot untuk mencetak gol pertama.

    Foto: Pandit Football


    Prediksi susunan pemain Barcelona dan Manchester City

    Dari kubu tuan rumah, Enrique tahu jika City tidak ingin bola sampai ke sepertiga lapangan pertahanan mereka. Jika itu terjadi, ditambah dengan 'trio MSN', maka pertahanan City bisa kelabakan. Biar bagaimanapun City belim solid, dalam beberapa pertandingan terakhir mereka menunjukkan jika mereka masih rentan terhadap kecepatan dan kecairan serangan lawan; dan Barcelona memiliki semuanya untuk mengacaukan kepulangan Pep ke Camp Nou.

    Pertandingan nanti memang memiliki bumbu utama pada kembalinya Guardiola (dan juga Bravo), tapi lebih dari itu, pertandingan nanti berpotensi menyajikan sesuatu yang lebih penting.

    Barcelona memiliki rekor kandang yang kuat di Liga Champions. Mereka tidak terkalahkan dalam 17 pertandingan di Camp Nou sejak 2013, dan dengan 12 pertandingan terakhir adalah kemenangan berturut-turut.

    Biar bagaimanapun, City sebenarnya memiliki skuat yang cukup baik, terutama soal penyerangan. Tapi mereka belum sepenuhnya familier dengan taktik Pep. Sebaliknya, Pep familier dengan taktik Barcelona; namun mengetahui taktik lawan tidak sama dengan meredamnya.

    Setelah imbang melawan Celtic, kalah melawan Tottenham Hotspur, dan kembali diimbangi dari Everton, sulit melihat City bisa merepotkan Barcelona di Camp Nou. Hasil imbang sudah cukup menggembirakan bagi City, tapi sepertinya mereka akan kalah.

    ====

    *dianalisis oleh @panditfootball, profil lihat di sini.

    (roz/din)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game