Liga Champions: Lyon 0-1 Juventus
Penyelesaian Akhir Buruk Lyon di Balik Kemenangan Juventus
Foto: AFP/PHILIPPE DESMAZES
Kemenangan Juventus di laga ini tidak diraih dengan mudah. Serangan bertubi-tubi Lyon memanfaatkan lebar lapangan hingga kartu merah yang diterima Mario Lemina menjadi persoalan yang harus dihadapi Juventus dalam laga ketiganya di Liga Champions musim ini.
Dengan kemenangan ini, Juventus memuncaki klasemen sementara Grup H dengan tujuh poin. Posisi mereka diikuti oleh wakil Spanyol, Sevilla, yang di sisi lain memenangkan pertandingan melawan Dinamo Zagreb.
Foto: Pandit Football |
Gambar 1 – Susunan pemain Olympique Lyonnais dan Juventus
Lyon Isolasi Pergerakan Dybala
Dua kesebelasan memainkan formasi yang hampir mirip di laga ini. Lyon yang bertindak sebagai tuan rumah bermain dengan formasi 3-5-2 dengan mengandalkan Nabil Fekir dan Alexandre Lacazette sebagai tumpuan serangan. Sementara Juventus kembali memainkan formasi dasar mereka 3-5-2.
Status tim unggulan membuat Juventus di atas kertas lebih diunggulkan ketimbang tim tuan rumah. Status tersebut ditunjukkan oleh Juventus dengan keunggulan penguasaan bola ketimbang Lyon, di mana Gianlugi Buffon dkk berhasil unggul dengan 57% ketimbang Lyon yang hanya membuat 43%.
Namun, jika melihat kualitas serangan Juventus dalam pertandingan ini, mereka tak baik-baik amat. Salah satu hal yang membuat kualitas serangan Bianconeri tak begitu baik di laga ini adalah dikuncinya pergerakan Paulo Dybala.
Seperti ulasan dalam laga Internazionale melawan Juventus bulan lalu, Dybala memang mendapatkan peran lebih spesial di musim ini. Kepergian peracik serangan tim, yakni Paul Pogba, membuat Dybala bertanggungjawab untuk turun ke tengah lapangan menjemput bola dan terlibat dalam pembangunan serangan Juventus sebelum ke kotak penalti.
Seperti dalam laga menghadapi Inter, pergerakan Dybala benar-benar diisolasi dalam laga ini. Pemain asal Argentina ini bahkan hanya mampu membuat satu umpan kunci di laga ini, lebih kecil daripada dari rerata umpan kuncinya musim ini yang mencapai 2,2 umpan kunci per pertandingan.
Tidak hanya umpan kunci saja, kurang menonjolnya permainan Dybala juga dibuktikan lewat perannya untuk serangan Juventus di sepertiga terakhir pertahanan Lyon. Dalam 69 menit di lapangan, Dybala hanya dua kali melepaskan umpan di sepertiga terakhir pertahanan Lyon dan hanya satu umpan yang mengenai sasaran.
Berbeda dengan Inter yang mengandalkan satu pemain untuk menutup Dybala, cara Lyon menutup pergerakan Dybala adalah dengan memaksimalkan penempatan posisi pemainnya. Pergerakan Dybala yang dominan di belakang Higuain kerap membuat trio gelandang tengah Lyon, Sergi Darder, Maxime Gonalons, dan Correntin Tolisso, terlibat perebutan dengan eks pemain Palermo tersebut.
Foto: Pandit Football |
Gambar 2 - Pergerakan Paulo Dybala yang dikunci oleh pemain Olympique Lyonnais
Juventus Manfaatkan Sisi Kiri Pertahanan Lyon
Cara bertahan Lyon di awal laga ini sebenarnya cukup baik. Mereka tidak terburu-buru ketika mengambil bola. Selain itu, pendekatan tanpa bola mereka yang fokus pada penempatan posisi membuat pemain Juventus sulit masuk ke daerah permainan mereka.
Namun, situasi tersebut berubah ketika mereka sudah mulai dapat menekan daerah permainan Juventus. Gaya menyerang Lyon yang mengandalkan umpan silang tinggi mengandung sebuah risiko.
Upaya tersebut membuat trio pemain tengah Lyon, Darder, Gonalons, dan Tolisso, kerap masuk ke kotak penalti Juventus. Akibatnya kedua pemain sayap mereka sering mengisi ruang di tengah yang kosong karena ditinggal oleh beberapa pemain Lyon.
Situasi tersebut kerap membuat mereka telat untuk kembali ke posisi semula. Jeremy Morel yang seharusnya berada di posisinya, wing-back kiri, untuk menutup pemain Juventus, malah lebih sering terlihat berada di tengah ketika Juventus menyerang.
Imbas dari hal tersebut, Juventus pun leluasa memaksimalkan sisi kiri Lyon untuk menciptakan serangan. Dani Alves yang bermain sebagai wing-back kanan pun tak hanya terlihat saat bertahan. Saat menyerang, eks pemain Barcelona ini juga tampak begitu dominan. Terbukti, lima umpan silang dan tujuh peluang mampu dihasilkan oleh Alves.
Kecerdikan Allegri semakin terlihat saat Juan Cuadrado dimasukkan di menit ke-69 untuk menggantikan Paulo Dybala. Gaya bermain Cuadrado yang kerap menyisir lapangan mampu menjadi mimpi buruk bagi Lyon.
Cuadrado yang di laga ini bergantian menyisir sisi kanan maupun kiri pertahanan Lyon mempermudah kinerja Dani Alves. Hasilnya, tujuh menit berada di lapangan, eks pemain Fiorentina tersebut berhasil menjebol gawang Anthony Lopes.
Berawal dari umpan Dani Alves, Cuadrado mampu melakukan dribel hingga memasuki kotak penalti Lyon. Tanpa penjagaan yang ketat dari Morel, Cuadrado pun mampu melepaskan sebuah tendangan keras yang langsung meluncur ke gawang Lopes.
Upaya Lyon di Akhir Pertandingan Sia-Sia
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Lyon begitu mengandalkan umpan silang untuk mencetak gol. Kelebihan postur yang dimiliki oleh pemain mereka membuat upaya ini menjadi satu-satunya cara.
Namun rupanya cara ini tidak mempan mereka lakukan terhadap Juventus. Meski, Giorgio Chiellini absen, trio bek Juventus di laga ini, Andrea Barzagli, Leonardo Bonucci, dan Patrice Evra, tetap mampu unggul ketika melakukan duel di udara.
Dilansir oleh Squawka, trio ini mampu menggagalkan tujuh peluang Lyon melalui umpan silang. Keberhasilan tersebut belum terhitung upaya ketiganya yang berhasil unggul dalam duel dan melakukan clearance. Dalam pertandingan semalam, ketiganya bahkan mampu melakukan 10 clearance di dalam kotak penalti.
Perubahan di gaya menyerang Lyon mulai terlihat ketika Rachid Ghezzal masuk di menit ke-82. Umpan silang yang mereka lepaskan, sedikit demi sedikit mulai mereka ubah menjadi umpan pendek dan percobaan tembakan dari luar kotak penalti.
Tiga menit berada di lapangan, Ghezzal sempat mengancam lewat sebuah tembakan. Namun masih mampu ditutup oleh Bonucci. Semenit kemudian, giliran Gonalons yang mengancam lewat tembakan jarak jauh yang mampu dihalau oleh Gianluigi Buffon. Tidak lama berselang, Ghezzal kembali mengancam lewat kerjasama satu dua dengan Gonalons, namun tembakannya masih belum menemui sasaran.
Foto: Pandit Football |
Gambar 3 - Upaya serangan Lyon yang terfokus pada umpan silang di sisi kanan. Total 24 umpan dilepaskan oleh pemain Lyon dan hanya empat yang mengarah ke gawang Buffon – sumber: FourFourTwo Stats Zone
Upaya-upaya Lyon untuk mencetak gol bukan hanya karena kegagalan pemain mereka unggul di bola-bola atas saja, tapi juga karena kehebatan Buffon di bawah mistar. WhoScored menghitung, ada empat penyelamatan gemilang yang dibuat oleh penjaga gawang tim nasional Italia ini.
Peluang terbaik Lyon lewat tendangan penalti di menit ke-35 menjadi salah satu aksi terbaik Buffon dalam laga ini. Belum lagi soal penyelamatannya atas peluang Tolisso yang hanya tinggal berhadapan dengan dirinya di menit ke-71.
Kesimpulan
Lyon memainkan taktik yang sama dengan apa yang dilakukan oleh Inter ketika mengalahkan Juventus. Namun, cara mereka melakukan transisi dari menyerang ke bertahan membuat hal tersebut sia-sia.
Bagi Juventus, kemenangan di laga ini bukan berarti apa-apa. Sebab, kemenangan ini tidak mereka raih dengan permainan yang superior seperti ketika mereka mengalahkan Dinamo Zagreb. Pelajaran yang mereka dapatkan di laga ini adalah bagaimana mereka harus memikirkan cara mereka menyerang ketika Dybala selaku otak permainan tim berhasil diatasi oleh lawan.
====
*dianalisis oleh @panditfootball, profil lihat di sini.
(Pandit Football Indonesia/fem)



Foto: Pandit Football
Foto: Pandit Football
Foto: Pandit Football





