Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Piala AFF 2016: Singapura 1-2 Indonesia

    Ferdinan Sinaga Jadi Kunci Kemenangan 'Merah Putih'

    Pandit Football Indonesia - detikSport
    Foto: Rachman Haryanto Foto: Rachman Haryanto
    Jakarta - Indonesia berhasil mengalahkan Singapura dan lolos ke semifinal Piala AFF 2016. Hasil itu tak lepas dari masuknya Ferdinan Sinaga di babak kedua.

    Pada laga terakhir Grup A yang dihelat di Rizal Memorial Stadium, Jumat (25/11/2016) malam WIB kemarin, Indonesia menang dengan skor tipis 2-1.

    Indonesia bahkan menang secara dramatis karena sempat tertinggal lebih dulu dan baru mencetak gol kemenangan lima menit jelang waktu normal berakhir. Singapura memimpin lebih dulu di babak pertama lewat Khairul Amri, lalu dibalas dua gol di babak kedua lewat Andik Vermansah dan Stefano Lilipaly.

    Sebenarnya pada laga ini, Indonesia sempat kesulitan menembus lini pertahanan Singapura. Baru pada babak kedua, tepatnya setelah pelatih Indonesia, Alfred Riedl, melakukan perubahan, Indonesia berhasil mencetak dua gol yang membalikkan keadaan.

    Ferdinan Sinaga Jadi Kunci Kemenangan 'Merah Putih'Foto: Pandit Football Indonesia

    Peran Evan Dimas yang Tak Berfungsi

    Menghadapi Singapura, Indonesia melakukan satu perubahan pada susunan pemainnya. Tak ada nama Lerby Eliandri dalam susunan pemain utama.

    Justru Evan Dimas yang ditempatkan sebagai pendamping Boaz Solossa di lini depan. Sebagai gantinya, Bayu Pradana dipasang untuk menjadi double pivot bersama Stefano Lilipaly.

    Ini untuk pertama kalinya Riedl menurunkan tiga gelandang sekaligus dalam satu laga. Sejak melawan Malaysia, Riedl memang terus memantapkan formasi 4-4-2. Di Piala AFF pun, meski lini tengah kerap menjadi titik lemah Indonesia, Riedl terus bermain dengan skema 4-4-2.

    Bermain dengan 4-2-3-1, Riedl terlihat ingin menguasai lini tengah. Hal ini tak mengherankan karena Singapura bermain dengan garis pertahanan rendah pada dua laga perdana yakni menghadapi Thailand dan Filipina. Jarak antar pemain mereka pun begitu rapat agar aliran serangan lawan tak mudah menembus lini pertahanan Singapura.

    Namun pada praktiknya, skema 4-2-3-1 Indonesia tak berjalan dengan baik. Peran Evan Dimas pada laga ini lebih pada perusak sistem pertahanan lawan dengan pergerakan-pergerakannya. Pergerakan yang ia buat diharapkan bisa memberikan celah bagi Boaz untuk menerima dan membagi bola.

    Justru di situlah aliran serangan Indonesia tak berjalan dengan baik. Ketika bola sudah memasuki area middle third, pemain Indonesia tak memiliki banyak opsi untuk memberikan bola. Duet gelandang tengah, Lilipaly-Bayu, yang bermain kaku pun membuat Indonesia kesulitan menyentuh area sepertiga akhir.

    Ferdinan Sinaga Jadi Kunci Kemenangan 'Merah Putih'Foto: Pandit Football Indonesia

    Gambar di atas menunjukkan situasi pada babak pertama dan babak kedua.


    Pada gambar di atas, Benny Wahyudi tak memiliki opsi operan karena Evan Dimas dan Boaz terlalu jauh. Untuk memberikan bola pada salah satu di antara keduanya, umpan yang ia lepaskan harus melewati empat pemain Singapura. Akhirnya Benny menggiring bola hingga ia dilanggar.

    Pada gambar kedua (gambar bawah), Lilipaly juga menghadapi situasi yang sama saat menguasai bola. Evan Dimas dan Boaz berada jauh di depan. Boaz-lah yang kemudian berusaha mendekati bola. Namun karena terdapat tiga pemain di depannya, Lilipaly akhirnya harus menahan bola, membalikkan badan, dan mengirim bola ke samping, pada Andik Vermansah.

    Hal ini jelas menunjukkan sistem serangan Indonesia tak berjalan dengan baik. Evan Dimas yang diplot lebih ke depan harusnya menjadi pemain yang sering mendekati bola, memberikan opsi operan termudah bagi rekan setim yang menguasai bola. Namun pada praktiknya, Evan justru lebih bertindak layaknya penyerang, yang membuat Boaz lebih sering turun menjauhi kotak penalti untuk mendapatkan bola.

    Situasi ini jelas berbahaya bagi Indonesia yang kemudian kebobolan melalui gol Khairul Amri. Hal ini disadari betul oleh Alfred Riedl, yang kemudian pada babak kedua Evan Dimas ditarik keluar untuk digantikan oleh Ferdinan Sinaga pada menit ke-58. Setelah Ferdinan masuk, Indonesia pun mencetak gua gol.

    Peran Khusus Andik Vermansah

    Masuknya Ferdinan Sinaga menggantikan Evan Dimas menunjukkan Riedl tak puas dengan gaya permainan Indonesia yang kerap buntu di sepertiga akhir. Ferdinan membuat Indonesia kembali menggunakan 4-4-2 seperti pada dua laga sebelumnya.

    Namun secara mengejutkan, kembalinya menggunakan 4-4-2 justru membuat serangan Indonesia lebih hidup. Lebih dari itu, dua gol yang menjadi kemenangan Indonesia berhasil tercipta. Gol pertama Indonesia, yang dicetak Andik, bahkan terjadi empat menit setelah Ferdinan masuk.

    Lantas apa yang terjadi setelah Ferdinan masuk?

    Penempatan Evan Dimas yang lebih ke depan pada laga ini awalnya agar pressing Indonesia bisa berjalan lebih baik. Namun kenyataannya hal ini menjadi sia-sia karena Singapura cenderung bermain aman pada laga ini. Mereka tak berlama-lama menguasai bola di belakang dan langsung memberikan bola ke depan atau menyerang lewat samping, menghindari pressing dua penyerang Indonesia.

    Hanya saja, pressing yang tak sesuai rencana ini berdampak negatif pada cara menyerang Indonesia. Di sinilah Ferdinan lebih berguna ketimbang Evan Dimas. Saat menyerang, Ferdinan benar-benar diplot sebagai ujung tombak. Pemain yang berperan menjemput bola atau mendekati bola adalah Boaz.

    Tak hanya itu, untuk menghindari adanya jarak antara dua penyerang dan gelandang, yang kerap menjadi masalah di dua laga sebelumnya, ada peran berbeda yang diemban gelandang sayap Indonesia, yakni Andik Vermansah.

    Andik meski diplot sebagai penghuni sayap kanan, lebih sering bergerak ke tengah pada laga ini. Bahkan sebelum Ferdinan masuk pun ia kerap mengancam lini pertahanan Singapura dengan aksi-aksinya yang menusuk dari sayap ke tengah.

    Hal ini juga yang kemudian melahirkan gol penyama kedudukan dari Indonesia. Andik berada di area tengah sebelum menerima umpan silang Rizky Pora.

    Ferdinan Sinaga Jadi Kunci Kemenangan 'Merah Putih'Foto: Pandit Football Indonesia
    Situasi sebelum terjadinya gol pertama Indonesia

    Gambar di atas menunjukkan bagaimana Andik tidak berada di tempatnya (sayap) dan berada di depan kotak penalti Singapura. Ia pun berada di posisi ideal serta tak terkawal. Sementara itu Ferdinan dan Boaz membuat pemain-pemain Singapura berada di sekitaran kotak penalti. Di situlah Andik muncul dari belakang dan mengeksekusi umpan silang Rizky Pora.

    Sejak melawan Filipina, permainan Andik memang mulai lebih sering terlihat beroperasi ke area tengah. Gol Boaz Solossa pun tercipta setelah Andik melakukan penetrasi dari kanan ke tengah kemudian melepaskan tembakan jarak jauh. Tendangan pemain Selangor FA tersebut kemudian membentur mistar gawang dan bola liar dimanfaatkan dengan baik oleh Boaz.

    Sementara itu, tak adanya Evan Dimas juga membuat Stefano Lilipaly lebih bisa bereksplorasi ke area depan. Saat ada Evan, gelandang Telstar FC tersebut lebih banyak berada di lingkar lapangan tengah bersama Bayu Pradana untuk menjaga keseimbangan. Pergerakannya tak pernah mencapai kotak penalti karena adanya Evan Dimas.

    Pada gol kemenangan Indonesia yang diciptakan Lilipaly juga memperlihatkan bagaimana gelandang keturunan Belanda ini berada di posisi ideal untuk menerima bola dari umpan silang Boaz. Lilipaly berada di kotak penalti untuk menaklukkan kiper Singapura, Hassan Sunny.

    Kesimpulan

    Penempatan Evan Dimas sebagai tandem Boaz di lini depan kurang efektif bagi tim nasional Indonesia. Hal ini terlihat saat Indonesia menguasai bola, skema penyerangan Indonesia kerap buntu. Evan Dimas berada terlalu depan sehingga tak adanya opsi bola di area middle third terkoneksi dengan baik.

    Perubahan strategi Riedl juga perlu diapresiasi pada laga ini. Ia tak menganakemaskan Evan Dimas di mana sedar awal ia langsung menggantinya oleh Ferdinan.

    Sejak masuknya Ferdinan, di mana Andik dan Lilipaly bisa bergerak lebih bebas ke area depan kotak penalti, Indonesia pun berhasil mencetak dua gol.

    Kemenangan Indonesia ini dibarengi dengan kekalahan Filipina dari Thailand di laga lain. Hasil ini membuat Indonesia lolos ke semifinal dengan mengoleksi empat poin sebagai runner-up, unggul dua poin dari Filipina yang hanya meraih dua poin.


    (mrp/mrp)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game