Pratinjau Indonesia vs Vietnam
Waspadai Serangan Sisi Kanan Vietnam!
Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Vietnam jelas bukan lawan sembarangan. Dari 10 kali keikutsertaannya di Piala AFF, hanya dua kali mereka gagal ke empat besar. Kualitas Vietnam konsisten, untuk kali ini bahkan bisa dibilang semakin meningkat dari beberapa tahun sebelumnya.
Meskipun begitu, Indonesia bukan tanpa peluang untuk bisa mengamankan leg pertama di rumah sendiri, yang kali ini menggunakan Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor. Justru dari hasil pengamatan kami, Indonesia berpotensi menjungkalkan Vietnam.
Vietnam Tak Terlalu Superior
Indonesia dan Vietnam sempat bertemu dua kali sebelum Piala AFF 2016 digelar. Pada laga uji tanding, keduanya bergiliran menjadi tuan rumah. Maka nantinya, kedua kesebelasan mungkin sudah cukup paham kekuatan satu sama lain.
Pada dua pertemuan tersebut, Indonesia dua kali gagal memenangkan pertandingan. Saat menjadi tuan rumah, kedua kesebelasan harus puas bermain 2-2. Sementara saat Vietnam menjamu Indonesia, skor akhir 3-2 untuk tuan rumah. Meski tak pernah menang di dua pertemuan tersebut, tapi Indonesia cukup memberikan perlawanan sengit pada Vietnam.
Vietnam memang berhasil menyapu bersih tiga laga fase grup dengan kemenangan. Namun perlu diketahui bahwa skuat berjuluk Bintang Emas ini berada di dalam grup yang relatif lebih mudah dibanding grup A yang dihuni Indonesia. Jika Indonesia harus menghadapi Thailand, Filipina, dan Singapura, Vietnam "hanya" menghadapi Kamboja, Myanmar, dan Malaysia.
Kamboja terbukti menjadi kesebelasan terlemah di grup B dengan tiga kali kalah. Sementara itu Malaysia tampil buruk sepanjang Piala AFF 2016. Hal tersebut berhasil dimanfaatkan Myanmar untuk menjadi runner-up grup dengan meraih dua kemangan dan satu kekalahan (kalah dari Vietnam).
Meski tiga kali menang, namun secara statistik Vietnam tak terlalu mentereng, khususnya jika dibandingkan dengan semifinalis lain. Dari jumlah tembakan, dengan total 18 tembakan, Vietnam menjadi semifinalis dengan jumlah tembakan terendah. Bahkan jumlah tembakan Vietnam tersebut hanya setengah dari total tembakan yang dilepaskan Indonesia.
Dari kemenangan-kemenangan Vietnam pun terlihat jika Vietnam tak terlalu superior. Ketiga kemenangan diraih dengan skor tipis selisih satu gol. Melawan Myanmar dan Kamboja hanya menang 2-1, sementara Malaysia ditumbangkan dengan skor 1-0 saja.
Vietnam mencetak lima gol dari tiga pertandingan, dengan sembilan tembakan yang mengarah ke gawang. Ini artinya, Vietnam tak terlalu mahir dalam menciptakan peluang. Berbeda dengan Indonesia yang mencapai 21 tembakan mengarah ke gawang.
Selain itu, ada kecenderungan Vietnam hanya tangguh menyerang lewat sisi kanan penyerangan. Karena dari lima gol yang tercipta, empat di antaranya dicetak dari sisi kanan. Hanya satu gol, tepatnya lawan Myanmar, Vietnam mencetak gol lewat serangan tengah.
Dari empat gol sisi kanan pun tiga di antaranya tercipta lewat umpan silang. Satu gol lain tercipta melalui aksi individu Nguyen Trong Hoang. Jika melihat sejumlah peluang lain, tak sedikit memang yang berasal umpan-umpan silang dari sisi kanan.
Ini bisa jadi kabar baik bagi Indonesia. Karena sisi kiri pertahanan Indonesia terbilang cukup kokoh di Piala AFF 2016. Meski kebobolan sebanyak tujuh gol dari tiga laga, tak ada satupun yang berasal dari serangan lawan lewat sisi kiri pertahanan Indonesia.
Kelemahan lini pertahanan Indonesia memang terletak di sisi kanan pertahanan dan area depan kotak penalti. Meskipun begitu, perlahan-lahan lini pertahanan Indonesia secara keseluruhan mulai membaik. Kemenangan 2-1 atas Singapura pun menjadi bukti.
Meski Vietnam tak terlalu superior di babak grup, namun Vietnam merupakan kesebelasan yang cukup konsisten. Sepanjang 2016 ini Vietnam memang membuktikan diri bahwa kualitas mereka terus meningkat.
Sepanjang 2016, Vietnam menjalani 11 laga internasional resmi. Hebatnya, mereka hanya menelan satu kali kekalahan. Delapan kemenangan pun melengkapi penampilan Vietnam. Selain Indonesia, kesebelasan-kesebelasan yang dikalahkan Vietnam adalah Cina Taipei, Suriah, Singapura, dan Korea Utara. Kekalahan didapatkan saat menjalani babak kualifikasi Piala Dunia 2018 melawan Irak (1-0). Penampilan konsisten tersebut berlanjut di Piala AFF 2016 dengan tiga kemenangan.
Indonesia Pincang Tanpa Duet Bek Andalan
Melangkah ke babak semifinal, Indonesia sebenarnya hanya mengoleksi empat poin saja. Poin diraih saat mengalahkan Singapura dan imbang menghadapi Filipina. Melawan Thailand, Indonesia dijungkalkan dengan skor 4-2.
Total, Indonesia mencetak enam gol dari tiga laga, alias rata-rata mencetak dua gol per laga. Ini terbilang cukup produktif karena membuat Indonesia menyamai Thailand dengan jumlah gol terbanyak di fase grup.
Secara penyerangan, Indonesia memang cukup bisa diandalkan. Total 37 tembakan merupakan torehan tertinggi. Jumlah tersebut lebih tinggi dari Thailand yang memiliki 27 tembakan bersama Myanmar. Dengan 21 tembakan mengarah ke gawang, Indonesia memiliki lini serang yang bisa meneror setiap lawannya.
Hanya saja Indonesia memiliki kelemahan di lini pertahanan. Indonesia kebobolan tujuh gol di fase grup, terbanyak kedua setelah Kamboja yang kebobolan delapan gol. Sementara Vietnam dan Thailand hanya kebobolan dua gol, Myanmar kebobolan tiga gol.
Lini pertahanan Indonesia pun semakin rapuh pada leg pertama semifinal nanti. Hal ini dikarenakan Indonesia tidak bisa diperkuat dua bek tengah andalan sang pelatih, Alfred Riedl, yakni Fachrudin Aryanto dan Yanto Basna. Keduanya absen karena akumulasi kartu kuning yang diterima di babak grup.
Perlu diketahui, Fachrudin dan Yanto merupakan andalan Riedl bukan hanya di Piala AFF 2016 ini saja, namun sejak uji tanding menghadapi Malaysia awal September lalu. Bahkan jika ditotal sejak melawan Malaysia, bek Sriwijaya dan bek Persib Bandung ini memiliki jumlah menit bermain terbanyak dibanding pemain timnas lain, di atas Boaz Solossa yang merupakan kapten tim.
Sebagai pengganti, terdapat tiga pemain, yakni Manahati Lestusen, Hansamu Yama, dan Gunawan Dwi Cahyo. Hanya saja dari ketiga pemain tersebut, hanya Manahati yang cukup berpengalaman, itu pun hanya memiliki delapan caps. Gunawan baru sekali bermain, sementara Hansamu belum pernah sekalipun membela timnas senior.
Memainkan pemain yang kurang berpengalaman jelas akan memengaruhi kualitas tim. Akan tetapi bisa saja absennya Fachrudin dan Yanto menjadi berkah bagi Indonesia. Karena beberapa kali Yanto Basna melakukan kesalahan individu yang berujung kebobolan Indonesia.
Situasi ini berbanding terbalik dengan Vietnam. Vietnam akan tampil dengan kekuatan penuh. Pencetak gol terbanyak, pemilik caps terbanyak sekaligus kapten tim Vietnam, Lee Cong Vinh, akan menjadi andalan di lini depan. Dari lini kedua terdapat pemain-pemain berkualitas macam Nguyen Van Quyet atau Nguyen Trong Hoang.
Foto: Pandit Football Indonesia |
Kesimpulan
Dari dua pertemuan pada uji tanding, Indonesia terbukti bisa mengimbangi Vietnam meski gagal menang. Padahal Indonesia saat ini tidak tampil dengan pemain terbaik (terbatas aturan dua pemain per klub) dan sempat vakum menjalani laga internasional.
Di Piala AFF kali ini pun permainan Indonesia sedikit demi sedikit mulai meningkat. Kans untuk menang cukup besar mengingat Indonesia pun tampil agresif dalam menyerang dan sisi kiri pertahanan Indonesia, yang menjadi keunggulan serangan Vietnam, cukup kuat.
Hanya saja absennya Fachrudin dan Yanto Basna memungkinkan Indonesia tampil lebih lemah. Meskipun begitu, jika ternyata penggantinya bisa tampil dengan baik, rasanya Indonesia akan mampu meraih kemenangan melawan Vietnam yang merupakan mantan kesebelasan yang pernah dilatih Riedl. (din/din)



Foto: Pandit Football Indonesia





