Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Piala AFF: Thailand 2-0 Indonesia

    Lemahnya Sisi Kanan Pertahanan Penyebab Indonesia Gagal Juara

    Pandit Football Indonesia - detikSport
    Foto: Rachman Haryanto Foto: Rachman Haryanto
    Jakarta - Perjuangan tim nasional Indonesia di AFF Suzuki Cup 2016 berakhir memilukan. Sempat tampil heroik dengan menang 2-1 setelah tertinggal terlebih dahulu di Stadion Pakansari, Indonesia akhirnya harus mengakui keunggulan Thailand. Pada laga leg kedua final yang digelar di kandang Thailand, Stadion Rajamangala, Indonesia takluk dengan skor 0-2.

    Indonesia kalah dari Thailand dengan agregat 2-3. Indonesia pun harus puas kembali menempati posisi dua atau runner-up sebagaimana empat final yang sebelumnya dijalani Indonesia di Piala AFF. Ya, Indonesia kembali menjadi runner-up untuk kelima kalinya.

    Dari segi permainan, Indonesia tampaknya memang kalah kelas dengan Thailand di leg kedua ini. Permainan Indonesia tak berkembang saat berusaha membalikkan ketertinggalan. Sementara Thailand tampil superior sepanjang pertandingan.

    Thailand kembali dengan skema andalannya pada laga ini, 3-4-1-2. Tanaboon Kesarat dan Pratum Chattong yang absen pada leg pertama kembali mengisi lini pertahanan. Sementara itu di lini tengah pelatih Thailand, Kiatisuk Senamuang, menurunkan tiga gelandang kreatif, yakni Charyl Chappuis, Sarach Yooyen dan Chanathip Songkrasin. Sirod Chattong (menggantikan Sarawut Masuk) menemani Teerasil Dangda di lini depan.

    Lemahnya Sisi Kanan Pertahanan Penyebab Indonesia Gagal JuaraFoto: Pandit Football Indonesia

    Sisi Kanan Kembali Menjadi Titik Lemah Indonesia

    Sama seperti saat kalah dengan skor 2-4 di fase grup dan kemenangan 2-1 di final leg pertama, Indonesia kembali menunjukkan kelemahan di sisi kanan pertahanan ketika berhadapan dengan Thailand. Dua gol yang dicetak Thailand pada laga ini seluruhnya masuk lewat serangan dari sisi kanan Indonesia.

    Indonesia memang melakukan sedikit perubahan pada laga ini. Andik Vermansah yang cedera digantikan oleh Zulham Zamrun untuk mengisi sisi sayap serangan. Sisanya, Indonesia tetap menggunakan pemain yang sama seperti pada leg pertama.

    Namun Zulham tak mampu memperbaiki kualitas pertahanan Indonesia di sisi kanan, sama seperti Andik. Ditambah lagi penampilan Beny Wahyudi yang tak terlalu impresif pada laga ini, sisi kanan Indonesia pun menjadi sasaran empuk dari Thailand.

    Pada babak pertama, statistik dari Fox Sport mencatatkan Thailand menyerang lewat kiri (kanan Indonesia) sebanyak 54% (tengah 21% dan kanan 25%). Teerathon Bunmathan yang menempati wing-back kiri Thailand memang terlihat menonjol pada laga ini.

    Gol pertama Thailand memang tercipta berkat sapuan Fachrudin Aryanto yang membentur Sirod Chattong dan mengarah ke gawang. Namun sebelum itu, terjadi kekacauan di sisi kanan pertahanan Indonesia sehingga Bunmathan memberikan umpan silang yang membahayakan ke gawang Indonesia.

    Lemahnya Sisi Kanan Pertahanan Penyebab Indonesia Gagal JuaraFoto: Situasi sebelum terjadinya gol pertama Thailand (Pandit Football Indonesia)

    Pada gambar pertama terlihat Chanatip Songkrasin yang menerima bola dengan cerdik langsung mengoper pada Bunmathan. Dari sini sudah terlihat adanya kesalahan individu dari dua pemain Indonesia, pertama oleh Beny Wahyudi, kedua oleh Zulham Zamrun.

    Beny terlalu terburu-buru untuk merebut bola dari Chanathip. Padahal di area Chanathip terdapat Manahati Lestusen. Ini yang mengakibatkan Bunmathan bisa menggiring bola dengan bebas mendekati area kotak penalti Indonesia. Terlebih Zulham pun terlambat meng-cover Bunmathan.

    Kekacauan di sisi kanan ini membuat Hansamu Yama yang harusnya berada di jantung pertahanan terpancing ke sisi kanan untuk menghambat Bunmathan merangsek ke kotak penalti. Namun dengan pergeseran ini, Sirod Chattong yang pada gambar pertama terlihat dijaga oleh Hansamu, menjadi bebas tanpa pengawalan pada gambar kedua.

    Pelatih Indonesia Alfred Riedl sadar betul sisi kanan pertahanan Indonesia cukup rentan diserang. Usai turun minum, ia pun memasukkan Dedi Kusnandar untuk menggantikan Beny Wahyudi yang mendapatkan kartu kuning di babak pertama.

    Namun hal itu tak mengatasi bocornya sisi kanan Indonesia. Kepanikan lini pertahanan Indonesia ketika serangan Thailand bergulir ke area tersebut terlihat. Ini juga yang mengakibatkan terjadinya gol kedua Thailand.

    Pada gol kedua, Sirod Chattong dengan bebas tak terkawal melepaskan placing ke gawang Indonesia yang dikawal Kurnia Meiga. Padahal saat itu Sirod berada di kotak penalti, yang seharusnya diisi oleh banyak pemain bertahan Indonesia. Namun, kekacauan di lini pertahanan Indonesia menyebabkan Sirod mendapatkan momentum untuk lepas dari pengawalan.

    Lemahnya Sisi Kanan Pertahanan Penyebab Indonesia Gagal JuaraFoto: Momen sebelum Sirod Chattong mencetak gol kedua (Pandit Football Indonesia)

    Pada gambar di atas terlihat tiga pemain Indonesia, yakni Dedi Kusnandar, Manahati Lestusen dan Bayu Pradana, berusaha mengepung Chanathip Songkrasin yang membawa bola. Sementara itu, Hansamu Yama pun terpancing untuk bergeser ke kanan karena melihat Bunmathan berdiri bebas.

    Tapi dengan cerdik, Chanathip memberikan umpan lewat sela kaki Dedi Kusnandar pada Sirod. Dengan Fachrudin yang mengawal area depan kotak penalti yang diisi oleh Teerasil Dangda, praktis tak ada pemain yang meng-cover Sirod. Sirod dengan bebas mengarahkan tembakan ke arah yang ia suka.

    Perubahan Strategi Riedl yang Tak Berjalan Sesuai Rencana

    Ada perubahan strategi yang dilakukan Riedl mengawali laga leg kedua ini. Meski hanya mengganti Andik oleh Zulham, namun ada perubahan peran yang dimainkan Stefano Lilipaly. Di babak pertama, Indonesia terlihat lebih membentuk pola 4-1-4-1 saat bertahan; Lilipaly menemani Bayu Pradana sementara Manahati menjadi jangkar di belakangnya.

    Lemahnya Sisi Kanan Pertahanan Penyebab Indonesia Gagal JuaraFoto: Pola pertahanan Indonesia ketika tak menguasai bola, menggunakan 4-1-4-1 (Pandit Football Indonesia)

    Gambar di atas terjadi pada babak pertama. Terlihat Lilipaly berada di tengah. Sementara itu Manahati Lestusen bermain lebih ke dalam ketimbang Bayu Pradana dan Lilipaly. Zulham dan Rizky Pora yang mengisi kedua sayap pun sejajar dengan Bayu Pradana dan Lilipaly.

    Awalnya skema ini cukup menyulitkan Thailand yang memiliki tiga gelandang tengah kreatif. Pada 20 menit pertama, Thailand hanya mampu mencetak dua tembakan, yang keduanya tak mengenai sasaran. Riedl memang berupaya menguatkan lini pertahanan pada laga ini.

    Namun, gol Sirod membuat Riedl tak bergeming. Ketinggalan satu gol berarti kekalahan untuk Indonesia karena agregat 2-2 berarti keunggulan bagi Thailand yang mengantongi agresivitas gol tandang. Mau tidak mau, Indonesia harus mencetak gol. Skor 1-1 akan membuat Indonesia juara, kalah 2-1 akan memaksa pertandingan hingga perpanjangan waktu.

    Pada babak kedua, Riedl pun mulai mengubah strateginya. Riedl memasukkan Lerby Eliandri menggantikan Zulham Zamrun pada menit ke-63. Pola dasar berubah dari 4-1-4-1 ke 4-4-2. Lilipaly diplot sebagai winger kanan.

    Akan tetapi perubahan ini tak mengubah gaya penyerangan Indonesia. 10 menit kemudian, Riedl kembali mencoba strategi yang lebih menyerang dengan memasukkan Ferdinan Sinaga menggantikan Rizky Pora. Lilipaly kembali ke tengah, Indonesia menggunakan 4-3-3.

    Umpan-umpan panjang langsung ke jantung pertahanan mulai diperagakan. Adanya Lerby diharapkan bisa menciptakan kemelut-kemelut di mulut gawang Thailand. Satu peluang pun tercipta, hanya saja bola liar duel udara Lerby disambut oleh tendangan salto Ferdinan yang melenceng.

    Namun Thailand dengan skema 3-4-1-2 adalah Thailand yang cukup kokoh di lini pertahanan. Apalagi Indonesia tak banyak menyarangkan umpan-umpan silang pada laga ini karena terlalu fokus bertahan pada babak pertama. Ancaman yang meneror gawang Thailand yang dikawal Kawin Thamsatchanan pun minim.

    Alhasil, Indonesia hanya melepaskan tiga peluang saja pada laga ini. Ketiganya pun tak ada yang mengarah ke gawang. Indonesia justru nyaris kebobolan kembali pada babak kedua setelah Teerasil Dangda berhadapan satu lawan satu dan memiliki peluang dari penalti. Tapi keduanya berhasil digagalkan Kurnia Meiga.

    Lemahnya Sisi Kanan Pertahanan Penyebab Indonesia Gagal JuaraFoto: Pandit Football Indonesia


    Kesimpulan

    Kekalahan Indonesia pada leg kedua ini seolah tak terhindarkan. Sisi kanan pertahanan Indonesia yang sejak pertandingan pertama Piala AFF 2016 sudah menjadi bulan-bulanan Thailand, dengan tiga dari empat gol yang tercipta lewat area tersebut, kembali menjadi sasaran empuk Thailand di leg kedua ini.

    Riedl pun memainkan skema 4-1-4-1 yang jarang dimainkan Indonesia untuk berusaha menguatkan lini pertahanan. Namun gol Sirod, berkat sisi kanan yang berhasil dieksploitasi, membuat strategi ini tak bisa lagi diterapkan yang membuat Indonesia harus keluar menyerang. Sementara Thailand pada laga ini benar-benar menunjukkan kelasnya saat bertahan maupun meyerang sepanjang pertandingan.


    (krs/fem)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game