Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Liga Italia: Juventus 1-0 Inter Milan

    Juventus Tunjukkan Serangan Baliknya Lebih Efektif dari Inter Milan

    Randy Aprialdi - detikSport
    Foto: REUTERS/Giorgio Perottino Foto: REUTERS/Giorgio Perottino
    Jakarta - Juventus menuntaskan dendam atas kekalahan 1-2 dari Internazionale Milan pada putaran satu Serie A 2016/2017. Pada pertemuan di Juventus Stadium, Senin (6/2/2017) dinihari WIB, Juventus menang 1-0 atas Inter.

    Gol semata wayang Juventus itu dicetak Juan Cuadrado pada menit 45. Gol tersebut diciptakan berawal dari situasi tendangan sudut. Di luar situasi tersebut, Cuadrado memang sering mendapatkan ruang di pertahanan Inter.

    Tidak hanya Cuadrado, begitu pun pemain lainnya. Ruang-ruang itu didapatkan karena kelihaian kordinasi lini depan Juventus sehingga mendapatkan 14 kali percobaan tembakan ke arah gawang. Jumlah itu membuktikan jika Juventus lebih efektif pada laga ini walau kalah 52% penguasaan bola dari Inter.

    Kemenangan Inter dalam penguasaan bola tidak lepas dari dinamismenya pergerakan dua gelandang mereka yang diperankan Marcelo Brozovic dan Roberto Gagliardini. Dua pemain itu adalah pengatur tempo serangan Inter dari lini tengah atas formasi 3-4-2-1 yang diterapkan pelatihnya, Stefano Pioli.

    Sebetulnya agak mengejutkan Inter menggunakan formasi tiga bek itu karena belakangan lebih sering menggunakan formasi empat bek, entah itu menggunakan 4-3-3 atau 4-2-3-1. Formasi 3-4-2-1 membuat perubahan posisi di susunan pemain Inter. Yaitu Danilo D'Ambrosio dijadikan wing-back kiri. Biasanya ia lebih banyak dioperasikan di sisi kanan. Sementara Antonio Candreva diposisikan lebih mundur menjadi wing-back kanan.

    Di sisi lain, Juventus masih menggunakan formasi 4-2-3-1 yang dipakai dalam beberapa laga terakhir. Namun di lapangan, formasi itu nampak berubah menjadi 4-3-3. Mario Mandzukic yang pada laga ke belakang menjadi winger kiri, justru bermain lebih ke dalam menjadi gelandang kiri ketika formasi Juventus menjadi 4-3-3. Tiga pemain di lini depan diisi Gonzalo Higuain, Juan Cuadrado, dan Paulo Dybala.

    Kendati demikian, posisi pemain Juventus di lini depan begitu fleksibel karena Mandzukic kerap bertukar posisi dengan Dybala untuk menjadi winger kiri. Dan fleksibilitas merekalah salah satu kunci Juventus berhasil melampiaskan dendamnya kepada Inter.

    Juventus Tunjukkan Serangan Baliknya Lebih Efektif dari Inter MilanFoto: Pandit Football Indonesia

    Saling Beradu Serangan Balik


    Pioli tetap menerapkan sepakbola agresifnya pada laga kali ini. Mereka tetap tampil menyerang walau bermain di angkernya kandang Juventus. Juventus sendiri sudah 28 kali berturut-turut menang di stadionnya tersebut.

    Tapi Inter kesulitan menembus rapatnya pertahanan Juventus yang memiliki fleksibilitas pada laga tersebut. Awalnya Juventus memakai mode bertahan empat bek dan Inter masih bisa menyisipkan beberapa umpan terobosan ke sepertiga akhir.

    Namun, Massimiliano Allegri, Pelatih Juventus, mengubah pertahanan Juventus menjadi lima bek dengan garis rendah. Kekuatan pertahanan Juventus didukung dengan kesabaran untuk merebut bola.

    Hal itu mempersempit ruang Inter untuk melepaskan umpan terobosan maupun silang ke dalam kotak penalti. Umpan-umpan yang digagalkan Juventus itu berubah menjadi serangan balik yang membuat Inter kelimpungan pada laga ini.

    Tapi serangan balik Juventus pada pertandingan kali ini agak berbeda. Kali ini mereka tidak langsung melepaskan umpan jauh ke depan melalui kaki Leonardo Bonucci atau Miralem Pjanic, melainkan lebih diproyeksikan kepada kedua bek sayapnya. Dan Giorgio Chiellini menjadi pemain yang memegang peran itu. Ia menerima operan yang dikembalikan Pjanic, Sami Khedira, atau Bonucci. Sebab ketiga pemain itu terus mendapatkan pressing dari lawan.

    Bola yang didapatkan Chiellini itu kemudian dialirkan kepada kedua bek sayapnya. Dan dari sisi pertahanannya itulah Alex Sandro maupun Stephan Lichsteiner melepaskan umpan lambung untuk masing-masing pemain sayapnya. Sementara momentum itulah yang bisa membuat Inter masuk ke dalam sepertiga akhir pertahanan Juventus.

    Ketika Juventus melancarkan serangan balik, tiga bek mereka berusaha keras untuk mendapatkan bola untuk membalasnya dengan serangan balik. Sebab pada saat itulah pemain sayap Inter bisa mendapatkan sedikit waktu karena kedua full-back Juventus baru naik membantu serangan. Bahkan Chiellini pun beberapa kali naik ke setengah lapangan untuk melakukan build-up serangan Juventus.

    Fleksibilitas Lini Depan Juventus Berhasil Membuka Ruang di Pertahanan Inter

    Lini depan Juventus sanggup membuka ruang di sepertiga akhir karena serangan baliknya berhasil memanfaatkan kelengahan blok tinggi Inter. Ketika melakukan serangan balik, Dybala bergerak melebar untuk mendapatkan dan memberikan ruang kepada pemain sayapnya. Pemain sayap Juventus memanfaatkan tingginya garis pertahanan Inter yang membuat kedua gelandang sayapnya selalu naik menekan full-back Juventus.

    Namun, masing-masing full-back Juventus mengakalinya dengan mengirimkan umpan panjang untuk kedua pemain sayapnya. Alex Sandro melepaskan umpan panjang kepada Mandzukic, sementara Stephan Lichsteinter mengirimnya kepada Cuadrado. Upaya itu cukup ampuh untuk mengelabui transisi bertahan kedua wing-back Inter.

    Akan tetapi, kefektifan serangan sayap Juventus lebih sering dilahirkan melalui sisi kanan. Padahal kecenderungan serangan sayap Juventus lebih sering dialirkan melalui sisi kiri. Namun di sisi kiri selalu membuat pertarungan sengit antara Mandzukic yang tidak pernah lepas dari penjagaan Jeison Murillo. Ditambah dengan kecenderungaan Gagliardini untuk bertahan ke area tersebut.

    Sementara pergerakan Gagliardini itu menguntungkan area sebelah kanan karena Dybala bergerak lebar ke arah sana. Pergerakan Dybala itu berhasil saling menciptakan ruang dengan Cuadrado. Alhasil, keduanya memiliki banyak pilihan antara melakukan percobaan tendangan langsung atau memberikan umpan kepada Higuain.

    Dari 14 percobaan tembakan Juventus pun sebagian besar lahir dari sisi kanan. Dan hampir seluruhnya diciptakan melalui serangan balik. Sebab jika membangun serangan dari tendangan maupun lemparan gawang, pertahanan Inter berubah menjadi 4-5-1 yang membuat sayapnya sulit ditembus. Pada saat itulah di depan kotak penalti Gagliardini mendapatkan bantuan bertahan dari Brozovic. Dan D'Ambrosio yang saat itu bertransformasi menjadi full-back kiri tidak perlu susah payah mengimbangi kecepatan Cuadrado.

    Di sisi lainnya, Murillo bergeser menjadi full-back kanan untuk menjaga Mandzukic. Sementara Candreva tetap menjadi sayap kanan untuk mengantisipasi naiknya Alex Sandro dan bersiap melancarkan serangan balik.

    Matinya Sayap Kanan Inter Milan

    Candreva sendiri tidak terlalu efektif pada laga ini. Ia kesulitan masuk ke sepertiga akhir karena Sandro pun melakukan transisi bertahan yang baik pada laga ini. Hal itu membuat Sandro tidak pernah melepaskan pengamanan kepada Candreva. Padahal kecenderungan serangan sayap Inter awalnya bergantung kepada Candreva karena di sisi kiri D'Ambrosio harus membagi tugasnya untuk turun bertahan.

    Berbeda dengan Candreva yang tugas pertahannya sedikit lebih ringan karena dibantu Murillo yang bergerak bertahan melebar ke kanan untuk mengawal Mandzukic. Namun sekali lagi, bahwa Sandro melakukan tugasnya dengan baik untuk meredam Candreva. Alhasil Candreva terpaksa ditarik keluar untuk digantikan Citadin Eder pada menit 57.

    Namun masuknya Eder justru membuat kecenderungan serangan Inter melalui sayap kanan lebih buntu. Eder lebih tidak mampu lagi menaklukan Sandro dan cuma berhasil melepaskan umpan sebanyak delapan kali pada laga ini.

    Kecenderungan serangan dari sayap itu dilakukan bukan tanpa alasan. Upaya Inter untuk mengeksploitasi depan kotak penalti Juventus tidak berhasil karena keberadaan Miralem Pjanic dan Sami Khedira yang membantu pertahanan di area tersebut. Penjagaan poros ganda Juventus itu membuat Joao Mario tidak bisa leluasa di depan kotak penalti. Maka dari itu Mario lebih sering mengembalikan bola kepada Brozovic di tengah. Kemudian Brozovic mengalirkan bola ke sisi lapangan, baik kiri maupun kanan.

    Juventus Tunjukkan Serangan Baliknya Lebih Efektif dari Inter MilanFoto: Pandit Football Indonesia

    Aliran bola sisi kiri diberikan kepada Perisic yang bergerak melebar ketika membangun serangan. Hal itu memang membuat Inter memiliki opsi serangan sayap lain ketika sisi kanan sudah tidak bisa diandalkan. Namun pergerakan Persisic itu jugalah yang membuat Mario bekerja keras sendirian di delan kotak penalti Juventus.

    Kebuntuan yang diperparah oleh gagalnya penguasaan di depan kotak penalti itulah yang memaksa Inter harus terus-terusan melepaskan umpan silang dari sayap. Namun upaya itu nihil karena duet Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci cukup kuat ketika duel udara maupun memotong umpan silang lawan yang datar. Kekuatan mereka berdua pun ditambah atas sering turunnya khedira ke dalam kotak penalti. Membentuk formasi bertahan Juventus yang pada awalnya menggunakan empat bek menjadi lima bek.

    Kesimpulan

    Saling jual-beli serangan balik menjadi sesuatu yang membuat menarik pertandingan ini. Sebab cara itulah yang membuat masing-masing kesebelasan bisa masuk ke sepertiga akhir pertahanan lawannya.

    Namun, Juventus menunjukan lebih efektif karena kecerdasan para pemain depannya membuka ruang di pertahanan Inter ketika melakukan serangan balik. Hal itu menunjukkan bahwa serangan balik Juventus lebih ampuh ketimbang Inter.

    Sebetulnya Juventus bisa lebih dan lebih efektif lagi mencetak gol pada laga ini, seandainya jika Samir Handanovic tidak bermain baik dalam mengawal gawang Inter. Kegemilangannya menahan tendangan bebas Pjanic, tendangan Dybala, dan sundulan Higuain pada laga ini membuat Juventus harus puas menang dengan skor 1-0 saja.


    ======

    *penulis juga menulis dan menjadi bagian dari situs @Pandifootball, beredar di dunia maya dengan akun @Randynteng.



    (krs/din)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game