Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Liga Inggris: Liverpool 3-1 Arsenal

    Keputusan Mencadangkan Sanchez Berbuah Kekalahan Arsenal dari Liverpool

    Pandit Football Indonesia - detikSport
    Foto: Action Images via Reuters / Lee Smith Foto: Action Images via Reuters / Lee Smith
    Jakarta - Arsenal meninggalkan posisi favoritnya, peringkat empat, setelah dikalahkan Liverpool pada lanjutan Liga Primer 2016/2017 yang digelar Minggu (5/3/2017) dini hari WIB. Pada laga yang berlangsung di Stadion Anfield tersebut, Arsenal takluk dengan skor 3-1 dari tuan rumah Liverpool.

    Liverpool sempat unggul 2-0 pada babak pertama lewat gol Roberto Firmino dan Sadio Mane, Arsenal memperkecil ketinggalan melalui gol Danny Welbeck pada babak kedua. Namun gol Georginio Wijnaldum di menit-menit akhir mengunci kemenangan Liverpool pada laga ini.

    Dari sepanjang pertandingan, Arsenal memang layak kalah pada laga ini. Liverpool begitu mendominasi pertandingan, khususnya pada babak pertama. Sementara perubahan Arsenal pada babak kedua kurang bisa meningkatkan lini serang Arsenal yang tumpul pada laga ini.

    Arsenal Kalah pada Babak Pertama

    Aroma kekalahan bagi Arsenal sebenarnya sudah mulai tercium ketika melihat susunan pemain mereka pada laga ini. Masih menggunakan formasi andalan 4-2-3-1, sang manajer, Arsene Wenger, secara mengejutkan membangkucadangkan pencetak gol terbanyak mereka musim ini, Alexis Sanchez.

    Selain itu Mesut Oezil yang mengalami flu beberapa hari terakhir pun tak turut serta dalam laga ini. Theo Walcott yang biasanya menghuni sisi kanan serangan pun mengawali laga dengan duduk di bangku cadangan terlebih dahulu.

    Di lini depan, Wenger mengandalkan Olivier Giroud sebagai ujung tombak. Posisi winger kanan ditempati oleh Alex Oxlade-Chamberlain, winger kiri ditempati Welbeck, sementara pos yang ditinggalkan Oezil diisi oleh Alex Iwobi.

    Dengan susunan pemain ini, keraguan Arsenal bisa menandingi Liverpool pun menyeruak. Apalagi Liverpool menurunkan skuat terbaik yang bisa mereka turunkan, walau tanpa Dejan Lovren dan Jordan Henderson yang cedera.

    Keputusan Mencadangkan Sanchez Berbuah Kekalahan Arsenal dari Liverpool

    Dengan susunan pemain seperti ini, Wenger sebenarnya punya tujuan tertentu. Manajer asal Prancis tersebut ingin menaklukkan Liverpool lewat duel-duel bola atas di kotak penalti. Liverpool memang dikenal memiliki kelemahan bola-bola atas, gol Jamie Vardy ke gawang Liverpool pada pekan lalu saja tercipta berkat umpan silang matang yang mampu dimanfaatkan dengan baik lewat sundulan.

    Memainkan Giroud, Arsenal pun langsung memainkan permainan direct menuju sang Target Man. Namun umpan-umpan panjang ini tak efektif. Hal ini dikarenakan Arsenal tak memiliki pemain kreatif yang bisa mengirimkan umpan-umpan akurat, kedua karena Liverpool menurunkan duet Ragnar Klavan-Joel Matip, bukan Lucas-Matip seperti di laga melawan Leicester.

    Keputusan Mencadangkan Sanchez Berbuah Kekalahan Arsenal dari LiverpoolGrafis umpan Arsenal (menyerang ke bawah) yang tidak efektif dalam menggunakan umpan-umpan panjang (via: squawka.com)

    Ketidakefektifan serangan Arsenal pun terlihat dari akurasi operan mereka pada laga ini. Dari total 183 operan yang dicatatkan Arsenal pada babak pertama, hanya 77% saja yang menemui sasaran. Padahal Arsenal memiliki rataan akurasi operan mencapai 83,4% per pertandingan pada musim ini.

    Hal ini berbanding lurus dengan ancaman lini serang Arsenal ke gawang Liverpool yang dikawal Simon Mignolet. Dari 45 menit pertandingan, hanya dua tembakan saja yang diciptakan Arsenal. Berbanding terbalik dengan Liverpool yang begitu agresif dalam bertahan maupun menyerang, total Liverpool mencetak sembilan tembakan pada babak pertama dengan dua gol tercipta.

    Liverpool sendiri pada laga ini tidak menerapkan pressing tinggi nan agresif pada babak pertama. Upaya merebut bola secara agresif baru dilakukan di area middle third. Pressing di lini pertahanan Arsenal hanya dilakukan sekali, tapi berbeda ketika bola serangan Arsenal yang memasuki tengah lapangan yang langsung disergap para pemain Liverpool.

    Liverpool tampak menghindari garis pertahanan tinggi pada laga ini. Dengan Iwobi, Chamberlain, dan Welbeck di lini serang, akan berbahaya bagi lini pertahanan Liverpool jika umpan panjang Arsenal berhasil dibelokkan oleh Giroud untuk menciptakan peluang lewat kecepatan para gelandang serang mereka.

    Keputusan Mencadangkan Sanchez Berbuah Kekalahan Arsenal dari LiverpoolGrafis tekel Liverpool (menyerang ke sebelah kanan) yang mayoritas terjadi di tengah lapangan

    Respons Klopp Lebih Baik dari Respon Wenger

    Sadar skuat asuhannya tak bermain sesuai harapan, Wenger langsung melakukan perubahan usai turun minum. Wenger ingin tampil menyerang dengan memasukkan Sanchez untuk menggantikan Francis Coquelin. Formasi 4-2-3-1 tetap digunakan, hanya saja Chamberlain digeser ke tengah untuk menemani Granit Xhaka sebagai double pivot.

    Wenger memang patut kecewa terhadap kinerja lini tengah Arsenal, khususnya Coquelin yang memang seharusnya lebih aktif membantu lini pertahanan. Pada dua gol Liverpool di babak pertama, begitu terlihat lini tengah Arsenal dengan mudahnya diacak-acak oleh lini serang Liverpool. Gol Firmino dan Mane tercipta setelah para pemain bek harus mengganti penjagaan pemain sehingga keduanya berada di posisi bebas tak terkawal.

    Pada proses gol Mane misalnya, jika Coquelin bisa mengintersep umpan Firmino tentu gol ini tak akan terjadi. Namun pada situasi ini, Coquelin terlihat lengah dan membiarkan bola mengalir pada Mane yang sendirian di sisi kiri pertahanan Arsenal.




    Sementara itu masuknya Sanchez langsung memberikan perubahan berarti bagi Arsenal. Terbukti Sanchez langsung menjadi poros serangan Arsenal sepanjang babak kedua. Hal yang ditakutkan Liverpool, situasi satu lawan satu pemain Arsenal melawan Mignolet, terjadi setelah Sanchez memberikan umpan daerah pada Welbeck.

    Wenger kemudian berupaya meningkatkan serangan dengan memasukkan Walcott dan Lucas Perez untuk menggantikan Giroud dan Welbeck. Garis pertahanan Liverpool pun semakin mendekati gawang agar situasi yang sama seperti pada gol Welbeck tidak terulang.

    Manajer Liverpool, Juergen Klopp, tidak panik menyikapi perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Wenger. Ia baru mengganti pemainnya pada menit ke-80, dengan memasukkan Divock Origi untuk menggantikan Philippe Coutinho. Bahkan ia hanya mengganti dua pemain saja, dengan satu pemain dilakukan pada menit ke-90.

    Bahkan Origi langsung memberikan dampak signifkan bagi lini serang Liverpool. Origi dibebaskan bergerak ke manapun karena ia menggantikan peran Firmino yang bergeser ke kiri, menempati pos yang ditinggalkan Coutinho. Pada gol ketiga yang dicetak Wijnaldum, penyerang asal Belgia ini berada di sisi kanan untuk menerima dan memanfaatkan umpan Adam Lallana. Lewat skema counter attack yang indah, Origi pun mengakhiri serangan dengan mengirim umpan daerah pada Georginio Wijnaldum yang berada di kotak penalti.




    Kesimpulan

    Wenger sangat berjudi lewat susunan pemain yang ia turunkan di awal pertandingan. Menghadapi Bayern Munich di tengah pekan pada Liga Champions, mungkin menjadi penyebab Wenger membangku cadangkan Alexis Sanchez dan Theo Walcott. Skema ini tak berjalan efektif dan tampaknya disesali oleh manajer asal Prancis tersebut dengan langsung memasukkan Sanchez usai turun minum.

    Sementara itu Liverpool kembali menunjukkan bahwa mereka selalu tampil lebih superior saat menghadapi kesebelasan besar. Pressing agresif ketika serangan Arsenal memasuki tengah lapangan pun berhasil membuat Arsenal buntu pada laga ini, hanya mencatatkan enam tembakan sepanjang 90 menit.



    (krs/krs)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game