PIala Presiden
Kecemerlangan Gonzales, Ketidakstabilan Semen Padang

Lima gol yang dicetak oleh Cristian Gonzales, selain menjadikannya sebagai aktor utama kemenangan Arema atas Semen Padang, juga membuat Arema berhasil membalaskan kekalahan mereka di Stadion H. Agus Salim, Padang, pada leg pertama silam. Ketika itu, Arema kalah dari Semen Padang karena gol tunggal dari Marcel Silva Sacramento lewat titik penalti.
![]() |
Sebelum kebobolan lima gol lewat Gonzales, sebenarnya Semen Padang sempat mampu mengimbangi permainan Arema FC. Bahkan, mereka sempat membuat Arema berada dalam situasi tegang terlebih dahulu. Namun, ada beberapa hal yang membuat Kabau Sirah, julukan Semen Padang, akhirnya harus kalah di leg kedua ini dengan skor begitu mencolok.
Pertahanan Semen Padang yang Tidak Stabil
Semen Padang memulai pertandingan dengan baik. Pada sekitar 20 menit pertama di babak pertama, mereka menekan para pemain Arema dengan cukup baik. Menggunakan formasi dasar 4-2-3-1, pelatih Aji Santoso berusaha untuk melakukan apa yang mereka lakukan pada leg pertama, yaitu menekan lewat sayap.
Namun usaha Aji untuk menekan dari sayap menggunakan kemampuan dribel dari Nasir dan Adam Alis pada 20 menit pertama di babak pertama kerap kali kandas. Kandasnya serangan Arema ini, tidak lain dikarenakan oleh ditekannya pengalir bola di lini tengah oleh para pemain Semen Padang, Fellipe Bertoldo.
Bertoldo yang ditempatkan sebagai gelandang serang di belakang Cristian Gonzales kerap ditekan oleh dua sampai tiga pemain Semen Padang ketika ia menguasai bola di area sepertiga lapangan akhir Semen Padang. Bukan hanya Bertoldo, Hanif Sjahbandi yang berperan sebagai gelandang box-to-box dalam pertandingan ini pun mendapatkan tekanan yang sama ketika ia memasuki area sepertiga lapangan akhir Semen Padang.
![]() |
Akibat dari tekanan yang dilakukan oleh pemain Semen Padang ini, aliran bola menuju ke sayap pun sempat tidak jalan. Nasir dan Esteban VIzcarra lebih banyak menjemput bola lebih ke tengah, dan pergerakan mereka di sayap pun lebih mudah dihentikan Novan Setya maupun Boas Atururi karena Nasir dan Vizcarra bergerak dari area sayap tengah, bukan area sayap sepertiga akhir.
Pertahanan yang kuat ini membuat Semen Padang lebih lancar dalam mengalirkan serangan. Mereka bahkan sampai bisa mencetak dua gol lewat Marcel Silva Sacramento dan Vendry Mofu yang memanfaatkan ruang kosong di sayap yang ditinggalkan oleh para fullback Arema untuk maju menyerang.
Tapi pertahanan Semen Padang ini, perlahan-lahan menjadi renggang memasuki pertengahan babak pertama sampai akhir pertandingan. Bermula dari dua gol yang dicetak oleh Cristian Gonzales, setelah itu mulai banyak ruang-ruang tercipta di tengah maupun di sayap yang bisa dimanfaatkan oleh Nasir (Dendi Santoso di babak kedua) dan Vizcarra.
Novan dan Boas yang mulai banyak membantu serangan dan telat turun, mulai renggangnya jarak antara Novriyanto dan Cassio de Jesus, serta penampilan M. Ridwan yang menurun dalam pertandingan ini (dua gol Arema tercipta akibat blunder Ridwan) membuat pertahanan Semen Padang yang awalnya stabil, menjadi bolong dan banyak ruang tercipta yang bisa dimanfaatkan oleh sosok Cristian Gonzales untuk mencetak lima gol.
Sosok Kunci Bernama Cristian Gonzales
Walau termasuk salah satu penyerang gaek di Indonesia, peran Cristian Gonzales tidak bisa dikesampingkan, terutama dalam pertandingan-pertandingan besar. Hal tersebut terlihat dalam pertandingan leg kedua babak semifinal Piala Presiden 2017 ini.
Benar-benar mati kutu ketika babak delapan besar dan babak semifinal leg pertama, pada babak semifinal leg kedua ini Gonzales kembali menunjukkan tajinya. Kemampuannya dalam memantulkan bola, membuka ruang bagi para gelandang serang, serta finishing nya yang baik muncul lagi dalam laga kali ini.
Selain menjadi ujung dalam segala serangan dan bola-bola panjang yang dialirkan ke depan, kemampuan memantulkan bola dan mendistribusikan bola yang baik yang ia tunjukkan dalam pertandingan melawan Semen Padang membuat serangan Arema lebih mengalir.
Walau sempat ditekan oleh para pemain bertahan, ia mampu meloloskan diri beberapa kali dari Novriyanto serta mencari ruang untuk dirinya sendiri di dalam kotak penalti. Didukung oleh serangan dari winger yang semakin menguat di babak kedua (karena banyaknya ruang di sayap Semen Padang), Gonzales pun akhirnya mampu memborong lima gol dan menjadi sosok kunci dalam pertandingan kali ini.
Pendekatan Strategi Nil Maizar yang Kurang Tepat
Mampu berbalik unggulnya Arema di babak kedua, salah satunya juga terjadi karena pendekatan strategi Nil Maizar yang kurang tepat. Saat bermain imbang 3-2, Nil menginstruksikan seluruh pemainnya untuk bertahan. Sesuatu yang akhirnya menjadikan Arema memiliki peluang lebih banyak untuk menekan Semen Padang.
Walau memasukkan Rico Simanjuntak dan Irsyad Maulana yang sebenarnya bisa dimanfaatkan dalam melakukan serangan balik, Nil lebih memilih memerintahkan para pemainnya untuk bertahan. Dalam beberapa situasi, tampak Rico maupun Irsyad banyak menyerang sendiri tanpa ditopang oleh pemain-pemain lain. Vendry dan Rudi lebih difokuskan untuk bertahan. Novan dan Boas pun tidak banyak lagi membantu serangan seperti halnya babak pertama.
Hal inilah yang membuat Arema semakin sering menekan, karena tekanan Semen Padang lewat sayap pun berkurang setelah Novan dan Boas lebih difokuskan untuk bertahan.
Kesimpulan
Semen Padang sudah melakukan pendekatan dengan baik pada babak pertama dengan menekan lini tengah Arema sehingga bola tidak bisa dialirkan ke sayap dan Arema menjadi sulit menyerang. Namun tekanan yang berkurang akhirnya membuat Arema menekan balik, dan Cristian Gonzales menjadi sosok kunci yang membawa perubahan dalam serangan balik tersebut.
Arema akhirnya lolos ke babak final secara dramatis setelah tertinggal 1-0, dan memanfaatkan kesalahan kecil yang dilakukan oleh Semen Padang ketika mereka mengendurkan tekanan terhadap para pemain Arema.
(krs/nds)