Liga Champions: Barcelona 6-1 PSG
Strategi Defensif PSG Bikin Barcelona Punya Banyak Kesempatan Cetak Gol

Pada laga yang digelar Kamis (9/3/2017) dinihari WIB, Barcelona tampil menguasai dan mendominasi pertandingan. Menurut Whoscored, tercatat penguasaan Barcelona pada laga ini mencapai 77% berbanding 23% milik PSG.
PSG memang cenderung bermain lebih defensif pada laga ini. Keunggulan 4-0 pada leg pertama membuat sang pelatih, Unai Emery, lebih berhati-hati dalam menyerang. Namun ternyata strateginya tersebut justru menjadi bumerang dan Barcelona mampu mencetak banyak gol.
Garis Pertahanan PSG Terlalu Rendah
"Kami bertahan sangat dalam dan mereka memiliki banyak kesempatan mencetak gol. Kami menciptakan kesalahan untuk dua gol di babak pertama," kata Unai Emery usai pertandingan.
Pada laga ini, garis pertahanan PSG menjadi pembeda dari strategi PSG pada leg pertama. Tekel agresif tetap dilakukan untuk mengacaukan build-up serangan Barcelona yang mengandalkan umpan-umpan pendek. Hanya saja jika pada leg pertama tekel sudah dilancarkan sejak middle third, pada laga ini para pemain PSG menunggu bola serangan Barcelona mendekati area defensive third sebelum memberikan tekanan dan merebut bola dengan paksa.
Total tekel yang dilakukan PSG pada laga ini adalah sebanyak 32 kali. Bahkan mereka cenderung tak khawatir jika setiap terjangan mereka berbuah kartu kuning. Pada babak pertama, tiga kartu kuning sudah diberikan pada tiga pemain PSG.
Namun dengan garis pertahanan yang lebih rendah, Barcelona menjadi lebih sering mendekati kotak penalti PSG. Sementara semakin dekat ke gawang, semakin banyak juga kesempatan Barcelona untuk mencetak gol. Apalagi beberapa pelanggaran pada posisi berbahaya sudah terjadi sejak awal pertandingan.
Dengan garis pertahanan rendah ini PSG bermaksud menumpukkan pemain di kotak penalti. Terlebih dengan formasi 3-1-4-2 yang diterapkan pelatih Barcelona, Luis Enrique, bola lebih sering terarah ke area depan kotak penalti karena Luis Suarez dan Lionel Messi ditempatkan sebagai dua penyerang terdepan.
Secara skema, Barca sebenarnya cukup kesulitan menciptakan peluang terbuka. Dua gol pada babak pertama pun tercipta melalui kemelut yang terjadi di mulut gawang. Sementara pada babak kedua, dengan skema yang cenderung tak jauh berbeda, Barca semakin leluasa berada di daerah pertahanan PSG.
![]() |
Barcelona mencatatkan 577 operan pada laga ini. Dari 577 operan tersebut, 273 operan (atau hampir setengahnnya) dilakukan di area final third. Hanya 79 operan yang mereka lakukan di lini pertahanan mereka sendiri.
Skema 3-4-1-2 yang Membebaskan Neymar
Jika pada leg pertama Barcelona menerapkan skema 4-3-3, pada leg kedua ini Barca memakai formasi dasar 3-1-4-2. Messi dan Suarez sebagai dua penyerang terdepan. Neymar berposisi sebagai winger kiri tapi ia tak bermain sebagai wingback, karena penyerang asal Brasil tersebut terus difungsikan untuk memberikan ancaman di sisi kanan pertahanan PSG.
Saat bertahan, Barca sebenarnya seolah kembali membentuk skema empat bek. Rafinha mundur untuk sejajar dengan tiga bek tengah yang diisi oleh Javier Mascherano, Samuel Umtiti dan Gerard Pique. Umtiti-lah yang bertugas untuk meng-cover sisi kiri pertahanan.
![]() |
Penampilan Umtiti pada laga ini pun sangat baik, yang membuat Angel Di Maria tak berkutik sebelum digantikan Lucas Moura pada menit ke-55. Bek asal Prancis ini melakukan dua tekel (pelanggaran), tiga intercept, lima kali keberhasilan duel udara dari lima percobaan, serta dua sapuan.
Neymar pun bisa leluasa membombardir sisi kanan pertahanan PSG tanpa perlu terlibat aksi bertahan karena penampilan disiplin Umtiti. Ini juga yang membuat Unai Emery memasukkan Serge Aurier menggantikan Julian Draxler pada menit ke-75, untuk memperkuat sisi kanan pertahanan mereka. Pada 15 menit terakhir, PSG bermain dengan dua pemain bertahan di sisi kanan.
Namun kelebihan Neymar dalam melakukan aksi-aksi individu kemudian menjadi senjata Barcelona dalam memorak-porandakan lini pertahanan PSG. Dengan tekel-tekel agresif yang dilancarkan PSG, build-up serangan Barca memang tak berjalan sesuai rencana sang pelatih. Umpan-umpan pendek khas Barcelona pun akhirnya tak terlihat.
Akan tetapi, aksi individual Neymar mampu membuat pertahanan PSG kocar-kacir. Tercatat Neymar melakukan 13 kali upaya giringan bola. Walaupun hanya empat kali yang berhasil, namun sembilan lainnya berujung pelanggaran. Dari sinilah bola-bola mati berbahaya didapatkan Barcelona. Gol ketiga Barca yang dicetak Messi lewat tendangan penalti, berawal dari pelanggaran Thomas Meunier terhadap Neymar di kotak penalti. Selain itu gol Neymar dari tendangan bebas pun buah dari pelanggaran di area bermain Neymar. Tak hanya itu, ia juga beberapa kali terjatuh di kotak penalti walau wasit tak menganggapnya sebagai penalti.
Sebenarnya tak hanya Neymar, Suarez pun demikian. Karena bukan hanya dalam satu-dua situasi saja keduanya terjatuh di kotak penalti. Bahkan pada gol kelima Barcelona, Suarez sebenarnya tak begitu mendapatkan kontak walaupun ia terjatuh memegangi lehernya yang tersikut.
PSG Bermain Terlalu Aman
Ketika Barcelona tampil mendominasi, hal ini merupakan dampak dari strategi PSG sendiri. Selain bermain dengan garis pertahanan rendah, mereka pun cederung bermain aman pada laga ini.
Saat para pemain PSG berhasil merebut bola atau mendapatkan bola liar hasil tekel, bola lantas dibuang jauh ke pertahanan Barca tanpa arah. Tercatat PSG hanya melakukan 238 operan pada laga ini, yang membuat mereka hanya memiliki 23% penguasaan bola.
PSG hanya mengandalkan serangan balik pada laga ini. Dengan lebih sering membuang bola, tak heran akurasi operan mereka hanya 67% saja. Peluang yang mereka ciptakan pun hanya delapan ketika Barcelona memiliki 20 peluang mencetak gol.
![]() |
Skema bertahan seperti ini semakin dilakukan PSG ketika kedudukan 3-1. Apalagi Unai Emery mengurangi daya serang mereka dengan menarik keluar Draxler untuk digantikan Meunier 15 menit jelang waktu normal berakhir. Dari situlah Barca semakin mendominasi dan mendapatkan tiga gol yang membuat PSG tersingkir.
Kesimpulan
Di samping beberapa kontroversi pada laga ini, keputusan Emery memainkan strategi yang lebih bertahan menjadi bumerang bagi Les Parisiens. Dengan garis pertahanan yang lebih rendah, Barca bisa mendominasi dan menguasai lapangan khususnya di depan kotak penalti, sehingga terciptanya banyak peluang.
Selain itu, Barca juga memanfaatkan aksi-aksi teatrikal individu para pemainnya untuk membobol gawang PSG. Terbukti empat dari enam gol yang dicetak Barca tercipta dari bola mati. Walaupun begitu, kredit khusus patut diberikan pada Neymar yang bermain gemilang sepanjang pertandingan, dari awal hingga detik terakhir pertandingan dengan kontribusi dua gol dan satu assist.
===
*penulis adalah editor di situs @panditfootball, beredar di dunia maya dengan akun @ardynshufi.
(krs/cas)