Liga Inggris: Manchester City 1-1 Liverpool
City vs Liverpool, Duel Sayap yang Berakhir Imbang

Manajer City Pep Guardiola mengatakan bahwa laga ini menjadi laga yang paling menyenangkan dalam kariernya, padahal laga ini berakhir imbang 1-1. Sementara itu Manajer Liverpool Juergen Klopp, merasa timnya bisa saja kalah dan menang di saat yang.
Hasil imbang 1-1 sendiri rasanya memang menjadi hasil yang adil bagi kedua kesebelasan. Keduanya tampil impresif baik saat menyerang ataupun bertahan. Peluang untuk mencetak gol terbuka lebar bagi keduanya, walau hanya dua gol saja yang tercipta pada laga ini.
![]() |
Liverpool Manfaatkan Area Yaya Toure
Menghadapi Liverpool, Manchester City tampaknya cukup mewaspadai trio lini serang Liverpool yang diisi oleh Sadio Mane, Roberto Firmino, dan Philippe Coutinho. Fernandinho yang biasanya ditempatkan sebagai gelandang bertahan pun diposisikan sebagai full-back kanan di awal laga.
Penempatan Fernandinho tersebut tampaknya difungsikan agar sisi kanan City tak terlalu mudah kebobolan. Hal ini berkaca pada laga melawan Monaco pada tengah pekan lalu di mana dua dari tiga gol Monaco bersumber dari sisi kanan pertahanan City. Adalah Benjamin Mendy yang merepotkan Bacary Sagna yang kala itu menempati pos bek kanan.
Serangan sayap Liverpool kemudian memang cukup kesulitan menembus sisi kanan pertahanan City. Dari delapan upaya tekel yang dilakukan Fernandinho, hanya satu serangan pemain Liverpool yang gagal dihentikan. Pemain asal Brasil ini pun melakukan lima intercept dan satu sapuan.
Sisi kiri pertahanan City sendiri tak sesibuk sisi kanan mereka. Tugas Gael Clichy yang ditempatkan sebagai full-back kiri lebih ringan karena sisi kanan Liverpool hanya mengandalkan Sadio Mane. Nathaniel Clyne yang menempati full-back kanan Liverpool tak ditugaskan membantu serangan, di mana ia tak melakukan sekalipun umpan silang ataupun upaya melewat lawan. Tak ada peluang yang berhasil ia ciptakan.
Seperti Clyne lebih ditugaskan membantu pertahanan ketimbang secara konsisten membantu serangan. Pada posisinya, terdapat Leroy Sane yang terus menunjukkan permainan cemerlang bersama City. Dan tugasnya itu dijalankannya dengan baik lewat catatan 6 intercept, tiga kali blok, dan tiga tekel berhasil dari tujuh percobaan.
Tak seperti Clyne, James Milner lebih aktif menyerang membantu Coutinho yang menghadapi Fernandinho. Bahkan mayoritas serangan-serangan Liverpool yang mengarah ke kotak penalti berasal dari serangan sisi kanan pertahanan City, walau harus seringkali dihentikan Fernandinho.
Namun penempatan Fernandinho di kanan justru menimbulkan celah di tengah, posisi yang ditempati Yaya Toure. Pada pelanggaran yang berujung gol penalti James Milner, serangan bermula dari umpan Emre Can yang bebas dari tengah menuju Firmino yang berada di kotak penalti. Dan bukan hanya itu saja Liverpool menciptakan banyak peluang melalui tengah, khususnya area depan kotak penalti untuk memanfaatkan kemampuan bertahan dan covering area Yaya Toure yang tak begitu maksimal.
![]() |
Pep Guardiola pun menyadari hal ini. Usai tertinggal 0-1, pada menit ke-65 Yaya Toure digantikan oleh Bacary Sagna. Masuknya Sagna lantas membuat Fernandinho kembali ke posisi asalnya. Setelah itu, hanya dua peluang saja yang bisa diciptakan Liverpool dari tengah. Serangan sayap pun, khususnya di kanan pertahanan City, kembali dilancarkan lebih agresif.
Liverpool pada laga ini mencatatkan 19 umpan silang, yang 10 di antaranya dilakukan oleh Coutinho (walau sebagian dilakukan dari bola mati seperti sepak pojok). Namun cukup terlihat juga jika Liverpool tak bisa memaksimalkan Coutinho pada laga ini. Hal ini dikarenakan pemain asal Brasil tersebut hanya melepaskan satu tembakan saja sebelum digantikan Divock Origi pada menit ke-73.
Umpan Silang Mendatar yang Diandalkan Manchester City
Sama seperti Liverpool, Manchester City pun menggunakan pendekatan strategi yang tak jauh berbeda. Setiap serangan yang mereka ancarkan selalu dilancarkan ke sayap. Umpan-umpan silang pada Sergio Aguero dan salah satu dari kedua sayap yang ada di kotak penalti menggambarkan skema serangan Manchester City pada laga ini.
Jika Liverpool mencatatkan 19 umpan silang, City melakukannya lebih banyak, yakni 23 kali. Tak hanya Leroy Sane dan Raheem Sterling (dua winger City pada laga ini) yang bertugas mengirimkan umpan silang, tapi juga Kevin De Bruyne yang sejatinya ditempatkan sebagai gelandang tengah. Bahkan gelandang asal Belgia ini menjadi pemain dengan umpan silang terbanyak, melakukan 12 kali. Dan mayoritas umpan silang yang dilakukan De Bruyne dilakukan di sisi sebelah kanan, atau kiri pertahanan Liverpool.
![]() Grafis umpan silang De Bruyne yang mayoritas terjadi di sisi kanan (via: squawka.com) |
Pada laga ini, Manchester City menciptakan 14 peluang tembakan, jumlah yang sama dengan Liverpool. Namun sebenarnya peluang City lebih banyak dari 14 tembakan tersebut. Karena sangat banyak peluang City mencetak gol melalui umpan-umpan silang yang gagal disambut dengan baik oleh pemain City yang berada di kotak penalti (sehingga tidak terhitung sebagai attempts atau percobaan tembakan).
City memang begitu mengandalkan umpan silang pada laga ini. Namun Pep sadar dengan Sergio Aguero yang tak memiliki postur tubuh yang besar, umpan silang lewat udara akan membuatnya kesulitan mendapatkan peluang, terlebih Liverpool pada akhirnya memenangkan 17 duel udara berbanding sembilan milik City pada laga ini. Maka yang dilakukan oleh pengirim-pengirim umpan silang adalah meluncurkan bola dengan deras menyusur tanah.
Sejumlah peluang terbuka tercipta lewat skema ini. Dimulai dari peluang Aguero, Sterling, hingga peluang Fernandinho yang juga memiliki kesempatan mencocor bola hasil umpan silang mendatar. Namun hanya satu gol saja yang berhasil dilesakkan City melalui skema ini, ketika umpan De Bruyne dimanfaatkan dengan baik oleh Aguero.
City juga memanfaatkan serangan sayap ini untuk menaklukkan lini pertahanan Liverpool yang memainkan garis pertahanan tinggi, dilakukan juga untuk mendukung gegenpressing. Pada awal-awal laga, City sempat kesulitan karena upaya serangan sayap mereka selalu terperangkap offside. Namun perlahan-lahan, City mulai menemukan ritme permainan dan memanfaatkan lambatnya pemain-pemain bertahan Liverpool (terkecuali Clyne di sisi kanan).
Liverpool juga lambat laun mulai kewalahan di sisi kiri. Yang terlihat adalah Milner yang tampak berjuang sendirian ketika serangan City sudah memasuki sepertiga pertahanan Liverpool. Pada laga ini, pemain yang sebelumnya membela City ini melakukan sembilan upaya tekel, namun hanya dua saja yang berhasil. Catatan lainnya adalah ia melakukan lima sapuan pada laga ini, tanpa sekalipun melakukan intercept.
Kewalahannya Liverpool, khususnya Milner, terjadi karena City menyerang ke sayap kanan melalui lini tengah terlebih dahulu. Di sana terdapat Yaya Toure dan David Silva yang bertugas memindahkan arah serangan. Sementara ketika bola di tengah, gelandang tengah Liverpool harus menutup dan berusaha merebut bola tersebut, atau menjaga area depan kotak penalti. Akhirnya ketika bola dialihkan ke sayap, gelandang-gelandang tengah Liverpool kerap terlambat membantu Milner. Pada saat gol terjadi, Milner pun harus sendirian menghadapi De Bruyne.
Kesimpulan
Laga ini mempertontonkan dua kesebelasan yang memanfaatkan umpan silang sebagai cara untuk mencetak gol. City memanfaatkan sisi kanan serangan mereka, membombardir Milner yang agresif menyerang dan kemudian mencetak gol lewat umpan silang mendatar. Sementara itu Liverpool memanfaatkan kelemahan City di area depan kotak penalti yang diisi oleh Yaya Toure.
Sebanyak 26 peluang tercipta pada laga ini, dengan masing-masing kesebelasan mencatatkan 13 tembakan. Namun penyelesaian akhir dan kegemilangan kiper masing-masing tim membuat banyak peluang yang berhasil digagalkan. Dengan tak adanya kesalahan-kesalahan individu yang dilakukan masing-masing pemain dari kedua kesebelasan, maka memang layak hasil imbang ini diraih oleh City dan Liverpool.
====
*penulis adalah editor situs @panditfootball, beredar di dunia maya dengan akun @ardynshufi.
(krs/din)