Pratinjau Chelsea vs Manchester City
Menanti 3-4-3 Conte vs 3-4-3 Guardiola

Jika Chelsea kalah sementara Spurs dan City (juga Liverpool) menang, Chelsea dalam posisi tidak aman karena mereka pun masih harus menghadapi Manchester United, Spurs, dan Arsenal di delapan laga terakhir mereka. Namun jika menang, tambahan tiga poin atas City akan membuat mereka semakin percaya diri menjalani laga sisa musim ini.
Kekalahan dari Palace memang menunjukkan bahwa Chelsea pun bisa dikalahkan. Apalagi bagi kesebelasan seperti City, yang memiliki lini serang cukup tajam. Bisa jadi Chelsea akan menelan kekalahan ketiganya di Stamford Bridge di tangan City.
Mirroring Pep Guardiola
Setelah menang 2-0 atas Sunderland awal Maret silam, City kembali masuk ke dalam periode negatif. Dari lima laga yang dijalani setelah melawan Sunderland, hanya satu kemenangan diraih skuat asuhan Pep Guardiola ini. Bahkan kemenangan itu diraih di ajang Piala FA.
Empat laga sisanya, berakhir dengan tiga kali imbang di Liga Primer serta satu kekalahan di Liga Champions. Ini menunjukkan City sedang berada dalam tren negatif setelah sempat bangkit sejak awal 2017 dengan hanya satu kali kalah di Liga Primer.
Yang paling disoroti dari buruknya penampilan City adalah penampilan lini pertahanan mereka, khususnya saat menghadapi kesebelasan besar. Di tiga laga terakhir, menghadapi Monaco, Liverpool, dan Arsenal, City harus kebobolan enam gol.
Sementara itu catatan kebobolan City saat menghadapi kesebelasan Top 6 Liga Primer merupakan salah satu yang terbesar. Dari delapan pertemuan (tinggal menghadapi Chelsea dan Arsenal) mereka kebobolan 13 kali, di bawah Arsenal yang memiliki torehan kebobolan terbanyak dengan 18 gol.
Dengan catatan lini pertahanan yang masih belum membaik dalam tiga laga terakhir, tampaknya Pep Guardiola pun akan merombak susunan pemain utamanya. Terlebih Bacary Sagna diragukan tampil dan terdapat indikasi Vincent Kompany akan kembali bermain sejak menit pertama.
Pada laga melawan Arsenal, Jesus Navas sampai dipaksakan bermain menghuni pos bek kanan. Sebelum itu, menghadapi Liverpool, Fernandinho yang mengisi pos full-back kanan. Walau tetap saja area tersebut menjadi incaran lawan.
Melawan Chelsea yang menggunakan formasi dasar 3-4-3, kemungkinan besar Pep akan menggunakan formasi dasar yang serupa. Menggunakan skema tiga bek sendiri bukan hal yang baru bagi Pep.
Sebelumnya, Aleksandr Kolarov pun sering bermain di pos bek tengah saat bermain dengan skema tiga bek.
Namun dengan kans bermain Kompany yang besar pada laga ini, Kolarov tampaknya akan mengisi pos wing-back kiri. Sebelumnya Leroy Sane yang sempat bermain sebagai wing-back kiri saat City menggunakan skema tiga bek. Sementara saat ini, Sane adalah salah satu pemain City yang konsisten memberikan ancaman bagi lini pertahanan lawan.
Di lini tengah, penampilan Yaya Toure yang diharapkan menjadi pembeda saat menghadapi Arsenal pun tidak terlalu memuaskan. Dengan 3-4-3, Pep bisa memainkan seluruh pemain terbaiknya melawan Chelsea. Kevin De Bruyne yang lebih membahayakan di area kotak penalti lawan bisa menjadi alternatif serangan City jika ditempatkan lebih menyerang, menemani Sergio Aguero dan Sane di trio lini depan.
Ketajaman lini serang memang menjadi pilihan terbaik City dalam menghadapi Chelsea. Chelsea, meski kalah melawan Palace, berhasil menebar ancaman di lini pertahanan lawan dengan total 24 tembakan. Lini pertahanan City yang rapuh pun bukan tak mungkin akan mengalami hal serupa, karenanya City akan sangat berharap besar pada ketajaman lini serang mereka.
Respons Antonio Conte Usai Dikalahkan Palace
Kekalahan atas Palace memang tak membuat posisi Chelsea di posisi klasemen direbut. Namun kekalahan itu memberikan pelajaran pada Chelsea bahwa lini pertahanan mereka pun memiliki celah. Kombinasi Christian Benteke dan Wilfried Zaha menjadi bukti sahih bagaimana Thibaut Courtois harus memungut bola dari jalanya sebanyak dua kali (sementara Chelsea hanya mampu mencetak gol lewat Cesc Fabregas).
Beberapa pemain tampil off saat menghadapi Palace. Ini memungkinkan Conte melakukan sejumlah perubahan. Cederanya Victor Moses memang memberikan ketidakstabilan bagi lini pertahanan dan lini serang Chelsea. Pedro Rodriguez yang ditempatkan sebagai wing-back kanan, bermain tak sebaik Moses.
Namun perubahan yang paling memungkinkan dilakukan oleh Conte pada laga melawan Man City nanti terkait posisi Fabregas bermain. Gelandang asal Spanyol ini tampil gemilang pada laga melawan Palace. Selain mencetak satu gol, ia bisa diandalkan untuk memberikan tekanan terhadap pemain bertahan Palace.
Posisinya di tempat utama untuk sementara waktu tampaknya tidak akan tergantinkan. Melawan City, kemungkinan ia lah yang akan diduetkan dengan N'Golo Kante di lini tengah. Sebagai penyempurna Eden Hazard dan Diego Costa di lini depan, Conte bisa kembali mengandalkan Willian.
Mengedepankan kualitas serangan bisa menjadi pilihan paling strategis menghadapi City. Lini pertahanan City sedang dalam kondisi tidak stabil, entah itu dengan Willy Caballero ataupun Claudio Bravo di bawah mistar. Chelsea memiliki potensi untuk melakukan itu karena sepanjang musim ini, hanya saat dikalahkan Tottenham saja Chelsea gagal mencetak gol dalam satu pertandingan.
![]() |
Kesimpulan
Adu taktik Conte dan Pep akan menjadi duel taktis yang menarik, apalagi kedua kesebelasan sedang dalam kondisi tidak baik. Perubahan strategi dan susunan pemain kemungkinan besar dilakukan keduanya sehingga bisa menghadirkan kejutan di Stamford Bridge dinihari nanti.
Stamford Bridge sendiri menjadi tempat yang nyaman untuk Chelsea pada musim ini. Meski dua kali menelan kekalahan di kandang, Chelsea saat ini memiliki poin terbanyak kedua di kandang setelah Tottenham Hostpur dengan 14 kemenangan dan dua kekalahan (Spurs 13 menang dan dua imbang). Ini artinya Chelsea akan cukup liat dikalahkan oleh City.
Dengan City yang memiliki catatan terbaik kedua saat menjalani laga tandang, 10 kali menang, satu imbang dan empat kali kalah, City bisa memberikan perlawanan yang hebat untuk Chelsea. Oleh karena itu kami memprediksi laga ini akan berakhir imbang.
(krs/din)