Liga Inggris: Chelsea 2-1 Manchester City
Antisipasi Conte di Babak Kedua Amankan Kemenangan Chelsea atas City

Di laga ini kedua kesebelasan memainkan tempo cepat. Aliran bola dari kaki ke kaki dari kedua kesebelasan begitu mengalir hingga kotak penalti lawan. Tercatat 27 tembakan tercipta pada laga ini, tergolong banyak untuk sebuah laga bertajuk big match.
Meski kalah, City sebenarnya memiliki beberapa kesempatan untuk menyamakan kedudukan bahkan mencetak banyak gol. Sementara itu, penampilan Chelsea pada babak kedua yang mengokohkan lini pertahanan berhasil mengamankan skor 2-1 di babak pertama hingga pertandingan berakhir.
Kejutan dalam Susunan Pemain Kedua Kesebelasan
Chelsea dan Man City menghadapi laga ini tanpa skuat terbaiknya. Selain itu kedua kesebelasan pun sebelumnya sama-sama kebobolan dua gol dan gagal mendapatkan kemenangan. Karena itulah kedua kesebelasan melakukan perubahan pada laga ini.
Di kubu tuan rumah, Chelsea mengisi kekosongan Victor Moses yang cedera dengan mendorong Cesar Azpilicueta bermain sebagai wing-back kanan, pos yang ditinggalkan Moses. Saat dikalahkan Palace, posisi Moses diisi oleh Pedro Rodriguez. Sedangkan untuk mengisi posisi bek tengah yang biasanya ditempati oleh Azpilicueta, Manajer Chelsea Antonio Conte memilih Kurt Zouma.
Tak hanya itu, Conte juga tak lagi mengandalkan duet Nemanja Matic dan N'Golo Kante di lini tengah sejak menit pertama. Matic baru bermain pada babak kedua karena posisinya ditempati Cesc Fabregas yang bermain gemilang pada laga melawan Palace.
Dari kubu tamu, Manchester City juga melakukan beberapa kejutan. Selain Jesus Navas yang kembali bermain sebagai full-back kanan, Manajer City Pep Guardiola menempatkan Fabian Delph untuk berduet dengan Fernandinho sebagai double pivot. Padahal di bangku cadangan City masih ada Fernando dan Yaya Toure.
Selain itu, Kevin De Bruyne pun bermain lebih melebar di sisi kanan pada laga ini. City memang menggunakan formasi dasar 4-2-3-1 dengan David Silva sebagai gelandang serang di belakang Sergio Aguero. Vincent Kompany yang lama tak bermain pun berada di jantung pertahanan menjadi rekan duet John Stones.
![]() |
Fleksibilitas Pergerakan Pemain Chelsea
Secara sistem pertahanan, pola 4-2-3-1 City membuat setidaknya akan terdapat enam pemain yang memiliki tugas utama untuk bertahan. Jika melihat pola 3-4-3 milik Chelsea, dengan Kante dan Fabregas yang cenderung menjaga kedalaman di lini tengah, Chelsea memungkinkan untuk kalah jumlah di lini pertahanan City.
Namun Conte mengakali ini dengan fleksibilitas pergerakan para pemainnya. Selain Marcos Alonso dan Azpilicueta yang aktif menyerang hingga sepertiga akhir, Eden Hazard dan Pedro Rodriguez pun memiliki ruang jelajah yang cukup luas, tidak terpaku pada posisi masing-masing sebagai winger.
Fleksibilitas pergerakan para pemain Chelsea ini merepotkan pertahanan City di babak pertama yang menggunakan double pivot mereka sebagai tembok pertama pertahanan. Baik Delph maupun Fernandinho akan bergerak mendekati bola yang mengarah ke area di depan kotak penalti yang menjadi area bermain Diego Costa. Hanya saja pressing dan tackle agresif ini langsung berbuah petaka ketika pertandingan baru berjalan 10 menit.
Saat Diego Costa mendapatkan bola di tengah, Delph dan Fernandinho langsung berusaha menghentikan Costa. Bola berhasil ditekel, tapi melahirkan bola liar yang kemudian dipungut Hazard. Pergerakan Delph dan Fernandinho ini melahirkan kekosongan di sisi kiri pertahanan City.
Dengan fleksibilitas pergerakan pemain Chelsea, yang dilakukan oleh Azpilicueta, Pedro dan Hazard, lini pertahanan City pun kelimpungan. Delph terpaksa mengejar Azpilicueta untuk memberikan waktu bagi Kompany menekan Hazard. Namun posisi Kompany terlalu jauh dengan Hazard, begitu juga dengan Fernandinho yang terlambat mundur, sehingga Hazard dengan leluasa melepaskan tembakan keras yang tak kuasa dibendung Willy Caballero.
Fleksibilitas pergerakan pemain Chelsea ini bisa membuat mereka mengacak-acak pertahanan City meski dalam situasi kalah jumlah pemain di area pertahanan Chelsea. Pada menit ke-22, pergerakan Hazard membuat Fabregas menemukan celah untuk melepaskan tembakan, yang berhasil diblok pemain City. Sementara itu pada menit 33 saat terjadinya penalti, Pedro berada di sisi kiri meski posisi dasarnya ia beroperasi di sisi kanan.
Pergerakan Hazard dan Pedro yang fleksibel, membuat penjagaan antar pemain pemain bertahan City terkacaukan. Meski keduanya jarang mendapatkan bola, total keduanya hanya 69 operan (sebagai perbandingan, Silva mencatatkan 65 operan pada laga ini), pergerakan keduanya cukup efektif untuk mengakali kalah jumlah pemain Chelsea saat berada di lini pertahanan City.
Antisipasi Conte Terhadap Celah di Depan Kotak Penalti Chelsea
Meski Chelsea unggul pada babak pertama, bukan berarti City tanpa peluang. Bahkan sebenarnya City lebih banyak membahayakan lini pertahanan Chelsea. Pada babak pertama, Chelsea hanya melepaskan lima tembakan, sementara City sembilan tembakan. Pada babak kedua, Chelsea kembali mencatatkan lima tembakan, City delapan tembakan.
Namun untuk mendapatkan peluang terbuka, seperti pada babak pertama ketika Leroy Sane berhadapan satu lawan satu dengan Thibaut Courtois, City tak bisa melakukannya pada babak kedua. Hal ini dikarenakan Chelsea memperkuat lini tengah usai turun minum dengan memasukkan Nemanja Matic.
Matic masuk menggantikan Zouma. Posisi Zouma diisi oleh Azpilicueta, dan Pedro kembali ditempatkan sebagai wing-back kanan. Sementara itu Fabregas didorong lebih ke depan seperti ketika bermain melawan Palace karena duet lini tengah diisi oleh Matic-Kante pada babak kedua.
Pada babak pertama, area depan kotak penalti Chelsea memang menjadi sumber terciptanya peluang-peluang City. Otak serangan City, David Silva, memang beroperasi di area Kante-Fabregas. Kolaborasinya dengan Aguero yang rajin menjemput bola pun menciptakan sejumlah peluang.
Dengan adanya Matic, Kante menjadi lebih terbantu dalam melindung area depan kotak penalti, sementara Fabregas bisa leluasa membantu serangan. Dan terbukti pada babak kedua City kesulitan menciptakan peluang karena kokohnya duet Matic-Kante.
![]() |
Skema Umpan Silang City Tak Berjalan dengan Baik
Meski menempatkan Aguero yang bukan penyerang jangkung sebagai ujung tombak, City begitu mengandalkan umpan-umpan silang pada laga ini. Umpan silang yang dilepaskan para pemain City memang bukan melambung, melainkan menyusur tanah.
Bahkan penempatan De Bruyne sebagai winger kanan pun menunjukkan jika City memang ingin memaksimalkan umpan-umpan dari sayap. Tak heran kemudian terdapat 27 umpan silang yang dilepaskan City sepanjang pertandingan ini (Chelsea hanya 12 kali).
Namun dari 27 umpan silang tersebut, hanya lima saja yang berhasil mengarah pada pemain City, dua di antaranya menjadi peluang. Namun peluang-peluang tersebut berasal dari sepak pojok, salah satunya ketika John Stones yang mendapatkan bola di mulut gawang hanya saja tendangannya malah melambung.
Pada laga ini, Pep pun hanya menggunakan dua pergantian pemain, dan kedua pemain yang dimasukkan pun berposisi sebagai pemain sayap, yaitu Nolito dan Raheem Sterling. Nolito dan Sterling masuk menggantikan De Bruyne dan Sane.
Di sini terlihat bahwa Pep begitu mengharapkan kualitas serangan dari sayap bisa menjadi sumber utama pencipta peluang-peluang City. Kemungkinan besar ini dilakukan untuk menghindari area tengah, area di mana adanya Kante. Pada laga ini, Kante memang tampil tak seperti biasanya. Ia hanya mencatatkan dua intersep dan dua sapuan serta tanpa intersep. Bahkan setelah adanya Matic, Kante tak melakukan satu tekel pun. Namun serangan dari sayap ini selalu berhasil dipatahkan para pemain Chelsea.
![]() |
Kesimpulan
Fleksibilitas pergerakan pemain Chelsea berhasil menjadi cara Chelsea mengakali kalah jumlah pemain di lini pertahanan City. Kedua gol mereka bersumber dari pergerakan Hazard dan Pedro yang bermain dengan daya jelajah tinggi.
Setelah unggul pada babak pertama, perubahan yang dilakukan Conte pada babak kedua, memasukkan Matic untuk memperkuat lini tengah, membuat Chelsea mampu mengamankan keunggulan. Pada babak kedua, Chelsea lebih tangguh dan City lebih kesulitan menciptakan peluang.
Serangan City yang berorientasi pada sektor sayap pun tak berhasil. Gol mereka pada laga ini tercipta ketika Courtois melakukan salah umpan pada Silva, yang kemudian melepaskan tembakan dengan bola liar lantas disambut Aguero.
-----
*penulis adalah editor di situs @panditfootball, beredar di dunia maya dengan akun @ardynshufi.
(krs/din)