Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Liga Jerman: Bayern Munich 4-1 Borussia Dortmund

    Der Klassiker Jadi Panggung Arjen Robben

    Pandit Football Indonesia - detikSport
    Foto: Reuters / Michael Dalder Foto: Reuters / Michael Dalder
    Jakarta - Bayern Munich selangkah makin dekat dengan titel juara Bundesliga kelima mereka secara beruntun pada musim 2016/2017 ini. Menjamu Borussia Dortmund di Allianz Arena, Sabtu (8/4/2017) malam, Bayern sukses meraih kemenangan dengan skor yang cukup telak, yaitu 4-1. Gol-gol dari Franck Ribery, Arjen Robben, dan dua dari Robert Lewandowski hanya mampu dibalas sekali saja oleh Dortmund lewat Raphael Guerreiro.

    Dengan hasil ini, Bayern semakin menjauh dari lawan-lawannya di tabel klasemen Bundesliga. Sementara Dortmund harus berjuang lebih keras di sisa pertandingan Bundesliga agar mereka bisa masuk Liga Champions musim depan dan tidak tersalip oleh lawan-lawan di bawah mereka.

    <I>Der Klassiker</I> Jadi Panggung Arjen Robben

    Secara umum, sebenarnya pertandingan berjalan cukup menarik. Jual beli serangan kerap terjadi dalam pertandingan ini, karena kedua tim memiliki winger-winger andal dengan kecepatan yang mumpuni. Namun, penguasaan bola 71% milik Bayern, berbanding 29% milik Dortmund, menunjukkan bahwa dalam pertandingan ini, Bayern unggul jauh dari Dortmund.

    Ketidaksiapan Para Penggawa Dortmund di Awal Pertandingan

    Fase 15 menit pertama, apalagi dalam sebuah pertandingan besar sekelas Bayern lawan Dortmund, adalah fase yang cukup penting. Tekanan, sekaligus serbuan biasanya terjadi dalam fase ini dengan tujuan untuk mengincar gol cepat. Inilah yang dilakukan oleh Bayern. Mereka pun berhasil karena di sisi yang lain, Dortmund tampak tidak siap menghadapi tekanan Bayern di awal pertandingan ini.

    <I>Der Klassiker</I> Jadi Panggung Arjen RobbenGrafis umpan Bayern pada 15 menit awal pertandingan. Sumber: Stats Zone FourFourTwo

    <I>Der Klassiker</I> Jadi Panggung Arjen RobbenGrafis umpan Dortmund pada 15 menit awal pertandingan. Sumber: Stats Zone FourFourTwo

    Dari grafis umpan tersebut, terlihat bahwa Bayern lebih siap untuk menghadapi pertandingan ini ketimbang Dortmund. Selain itu, faktor gol cepat yang terjadi kisaran menit ke-3 lewat Franck Ribery secara tidak langsung memengaruhi mental para pemain Dortmund, yang kebanyakan berisi pemain-pemain muda.

    Awal pertandingan yang buruk ini, yang ditandai oleh terjadinya dua gol pada menit ke-3 dan ke-9, menjadi petaka tersendiri bagi Die Borussen pada menit-menit selanjutnya dalam pertandingan tersebut.

    Arjen Robben Menggila

    Dilansir dari WhoScored, Arjen Robben mendapatkan nilai yang cukup tinggi dalam pertandingan ini, yakni 9,5. Jika melihat apa yang ia tampilkan dalam pertandingan tersebut, tak salah jika WhoScored memberikannya nilai sedemikian besar. Kontribusi Robben, walau dalam beberapa momen terkesan seperti individualis, cukup besar dalam membongkar pertahanan Dortmund.

    <I>Der Klassiker</I> Jadi Panggung Arjen RobbenArea gerak Robben. Banyak kombinasi di sisi kiri. Sumber: Stats Zone FourFourTwo

    Ditempatkan sebagai winger di sebelah kanan, kontribusi besarnya untuk Bayern dalam pertandingan ini dapat dilihat dari catatan aksi menyerangnya. WhoScored mencatat bahwa dalam pertandingan tersebut, Robben mencatatkan delapan kali tembakan (tiga mengarah ke gawang), dua kali umpan kunci, dan delapan kali usaha melakukan dribble.

    Kerap majunya Phillip Lahm untuk membantu serangan (ia mencatatkan satu assist dalam pertandingan ini) juga membuat gerak Robben lebih leluasa. Ia menjadi lebih sering melakukan cut inside dan acap menjadi pemimpin serangan balik Bayern Muenchen dalam pertandingan tersebut.

    Lalu, kenapa dengan mudahnya Robben berkali-kali menembus pertahanan Dortmund seperti itu? Ini tidak lain karena ada masalah juga di lini pertahanan Dortmund.

    Dalam pertandingan tersebut, mudahnya Bayern menembus pertahanan Dortmund beberapa kali disebabkan oleh wing back serta gelandang bertahan Die Borussen yang kerap kecolongan gerakan Robben. Ada dua orang yang bisa dikatakan bertanggung jawab atas bebasnya Robben bergerak di area tersebut.

    Marcel Schmelzer (wing back kiri) dan Raphael Guerreiro (gelandang bertahan di sebelahj kiri) yang kerap kali maju, membuat pergerakan Robben di sisi kiri pertahanan Dortmund menjadi begitu berbahaya dan merepotkan tiga bek Dortmund, terutama Marc Bartra. Ada ruang yang bisa Robben eksploitasi di sisi tersebut, apalagi winger asal Belanda tersebut memiliki kemampuan dribble yang baik.




    Namun secara umum, pertahanan Dortmund yang kembali memakai skema tiga bek (mungkin tujuannya adalah untuk menekan para pemain Bayern, terutama lewat tengah) meninggalkan banyak celah di sisi sayap. Celah-celah itulah yang bisa dimanfaatkan oleh kedua winger Bayern yang tampil gemilang dalam pertandingan tersebut, yaitu Ribery dan Robben.

    Pada pertengahan babak kedua, sadar bahwa ada ketidakseimbangan dalam timnya ketika memakai skema tiga bek, Thomas Tuchel pun menginstruksikan anak asuhannya untuk bermain dengan menggunakan skema empat bek kembali dengan memundurkan Marcel Schmelzer ke posisi fullback kiri dan memindahkan Matthias Ginter ke posisi fullback kanan.

    Tapi, respons dari Tuchel ini tergolong terlambat karena baru dilakukan pada saat Bayern sudah unggul 4-1 atas Dortmund.

    Sulitnya Dortmund untuk Keluar Dari Tekanan

    Borussia Dortmund bukannya tidak mencoba untuk keluar dari tekanan. Beberapa kali mereka mencoba menyerang pertahanan Bayern lewat kedua winger yang mereka miliki, Ousmane Dembele dan Christian Pulisic. Pierre-Emerick Aubameyang pun rajin membuka ruang ke sayap, sekaligus menarik salah satu dari dua bek Bayern agar ada ruang yang bisa dimanfaatkan oleh Dembele maupun Pulisic di tengah.

    Tapi, penyerangan Dortmund yang terlalu bertumpu pada kedua winger ini, mudah saja dihentikan oleh barisan pertahanan Die Roten. Selain karena Boateng dan Javi Martinez yang tampil gemilang dalam pertandingan tersebut (terutama Javi Martinez yang sukses mencatatkan empat kali tekel, dua kali intersep, dan empat kali clearance), Dortmund tidak memiliki sosok yang mampu menjadi jembatan antara lini belakang dan lini depan.

    Peran yang biasanya diemban oleh Julian Weigl ini gagal diperankan dengan baik oleh Gonzalo Castro maupun Raphael Guerreiro dalam pertandingan tersebut. Alih-alih mendorong tim untuk maju lewat umpan-umpan ke depan (hal yang biasa dilakukanh Weigl), mereka malah termakan oleh dominasi Xabi Alonso dan Thiago Alcantara yang menjadi pengatur serangan Bayern.

    Hasilnya, selain permainan Dortmund yang menjadi terlalu direct dan mudah ditebak karena terlalu mengandalkan winger, Dortmund pun sulit untuk menyerang karena lini tengah mereka kalah oleh lini tengah Bayern. Sebastian Rode yang dimasukkan Tuchel, dengan harapan agar lini tengah Dortmund bisa mengimbangi lini tengah Bayern, tidak bisa berbuat apa-apa.

    <I>Der Klassiker</I> Jadi Panggung Arjen RobbenGrafis umpan Bayern. Dortmund tertelan oleh Bayern. Sumber: Stats Zone FourFourTwo

    <I>Der Klassiker</I> Jadi Panggung Arjen RobbenGrafis umpan Dortmund (bawah). Dortmund tertelan oleh Bayern. Sumber: Stats Zone FourFourTwo

    **

    Pertandingan ini sebenarnya sudah menjadi milik Bayern sejak 15 menit pertama. Ditambah dengan respons Tuchel yang kurang baik, maka semakin terlihat kuasa penuh Bayern atas Dortmund dalam pertandingan ini yang akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor 4-1.

    Der Klassiker, khusus untuk pertandingan ini, memang sudah kehilangan maknanya sebagai sebuah laga penting. Ketidakmampuan Dortmund mengimbangi kualitas yang dimiliki oleh Bayern dalam laga ini adalah salah satu buktinya.



    (krs/fem)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game