Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Liga Champions: Bayern 1-2 Madrid

    Bayern vs Madrid: Memanfaatkan Celah Lewat Umpan Silang

    Dex Glenniza - detikSport
    Foto: Reuters / Michael Dalder Foto: Reuters / Michael Dalder
    Jakarta - Mengalahkan Bayern Munich di kandang mereka sendiri, Allianz Arena, bukan hal mudah. Real Madrid berhasil melakukannya, Kamis (13/4/2017) dinihari WIB, memenangi leg pertama perempatfinal Liga Champions UEFA dengan skor 2-1.

    Bayern sempat unggul melalui gol sundulan Arturo Vidal dan bahkan memiliki kesempatan untuk unggul dua gol jika sepakan penalti Vidal tidak melambung ke angkasa. Namun di babak kedua, Cristiano Ronaldo berhasil mencetak dua gol meskipun Manuel Neuer berhasil mencatatkan 10 penyelamatan gemilang.

    [Baca juga: Neuer Keren Banget]

    Dua gol Ronaldo ini juga sekaligus mencatatkan sejarah baru baginya: pemain pertama yang berhasil mencetak 100 gol di kompetisi antar kesebelasan UEFA (97 di Liga Champions UEFA, satu gol di kualifikasi Liga Champions, dan dua gol di Piala Super UEFA).

    [Baca juga: Membedah 100 Gol Ronaldo di Kompetisi Klub Eropa]

    Sama-Sama Memanfaatkan Celah di Pertahanan Lawan

    Pertandingan sebenarnya berjalan sesuai prediksi, terutama pada babak pertama. Bayern menguasai permainan, menguasai lini tengah, sementara Madrid menghindari untuk membangun serangan dari tengah -- mereka mencoba membuka peluang lewat sayap.

    Pasukan Zinedine Zidane juga terlihat tidak berniat melakukan tekanan dari lini tengah sehingga membuat para gelandang Bayern leluasa menguasai bola dengan berlama-lama.

    Pada pertandingan ini, Madrid memainkan formasi 4-3-3 dengan satu gelandang bertahan alami (Casemiro). Sementara dua gelandang lainnya, Luka Modric dan Toni Kroos di masing-masing sisi Casemiro, bergantian turun sesuai arah serangan.

    Ketidakjelasan peran bagi gelandang dalam bertahan ini dimanfaatkan oleh Bayern dengan mengirimkan umpan silang dari sisi satu ke sisi lainnya.

    Bayern yang tampil tanpa Mats Hummels serta Madrid yang tampil tanpa Pepe dan Raphael Varane, membuat kedua kesebelasan memiliki celah di pertahanan mereka. Ketiga bek tengah ini bisa dibilang bek yang unggul saat situasi set piece dan juga saat mengantisipasi umpan silang.

    Tidak heran, kedua manajer mencoba memanfaatkan celah di pertahanan lawan mereka ini dengan mengirimkan umpan-umpan silang.

    Pada pertandingan ini, total terjadi 43 umpan silang. Madrid mencatatkan 21 umpan silang (6 menghasillkan peluang) dan Bayern dengan 22 (7). Ketiga gol juga lahir melalui skema umpan silang, terutama gol pertama Bayern.

    Memanfaatkan Celah Lewat Umpan SilangGambar 1 - Grafis umpan silang Real Madrid (kiri) dan Bayern München (kanan) – Sumber: Squawka

    Pada gol pertama Bayern yang dicetak oleh Vidal, pemain asal Chile ini terlihat memanfaatkan Nacho Fernandez. Berawal dari sepakan pojok, Nacho tidak mampu menjaga Vidal dengan baik sehingga bola berhasil disundul masuk oleh pemain berambut mohawk ini.

    Serangan Balik yang Membunuh Bayern

    Real Madrid berhasil mencatatkan 23 tembakan di kandang lawan, dengan 12 di antaranya adalah tembakan tepat sasaran (on target). Jika Neuer tidak tampil luar biasa dengan 10 penyelamatannya, mungkin Madrid bisa mencetak banyak gol lagi dinihari tadi.

    Memanfaatkan Celah Lewat Umpan SilangGambar 2 - Grafis tembakan Bayern München (kiri) dan Real Madrid (kanan) – Sumber: Squawka

    Tidak jauh berbeda dengan Bayern, Madrid juga melakukan hal yang sama, yaitu menyerang melalui umpan silang dan pemanfaatan set piece. Absennya Hummels banyak memengaruhi pertahanan Bayern saat menghadapi dua situasi tersebut.

    Ronaldo pada akhirnya berhasil membuat gol di awal babak kedua melalui umpan silang rendah dari Carvajal di sisi kiri pertahanan Bayern.

    Setelah pertandingan, Carlo Ancelotti, manajer Bayern berkata, "Detil-detil kecil sangat berpengaruh. Kami gagal mengeksekusi penalti dan mereka mencetak gol di awal babak kedua. Itu mengubah pertandingan," seperti yang dikutip dari UEFA.com.

    Benar saja, setelah gol tersebut, pertandingan berubah. Perubahan ini terjadi karena Bayern terlihat lebih keluar dan ingin menyerang, sehingga garis pertahanan merekapun lebih tinggi. Sementara itu, Madrid lebih defensif dan tidak melakukan pressing dari lini tengah, melainkan dari lini belakang mereka sendiri untuk kemudian melakukan serangan balik.

    Memanfaatkan Celah Lewat Umpan SilangGambar 3 - Grafis pemulihan penguasaan Real Madrid – Sumber: FourFourTwo Stats Zone

    Zinedine Zidane, pelatih Madrid, melakukan ini karena melihat garis pertahanan tinggi yang diterapkan oleh Ancelotti. Hasilnya bukan hanya peluang-peluang Madrid, tapi Javi Martinez dua kali melakukan pelanggaran kepada Ronaldo saat Madrid melakukan counter attack ini.

    Kedua pelanggaran tersebut menghasilkan kartu kuning sehingga Martinez harus diusir dan membuat Bayern bermain dengan 10 pemain di sisa 30 menit pertandingan. Setelah kartu merah itu, pertandingan menjadi milik Real Madrid.

    Madrid yang menguasai pertandingan akhirnya mampu mencetak gol kedua melalui Ronaldo. Gol kedua Madrid ini lagi-lagi berasal dari umpan silang.




    Setelah itu, Madrid juga sebenarnya tidak kemudian bertahan. Mereka tetap berusaha menguasai pertandingan sampai akhir, sementara Bayern tidak mampu berbuat banyak karena kalah jumlah pemain.

    Kesimpulan

    Bayern kembali harus merasakan kekalahan di kandang mereka sendiri di Liga Champions. Terakhir kali mereka kalah di Allianz Arena di Liga Champions adalah pada semi-final 2014. Saat itu mereka kalah 4-0 juga dari Real Madrid. Uniknya, Madrid saat itu dilatih oleh Ancelotti.

    Bermain tanpa Robert Lewandowski banyak memengaruhi output serangan Bayern. Mereka sebenarnya berhasil mencatatkan 13 tembakan (berbeda 10 tembakan lebih rendah dari yang dicetak oleh Madrid), tapi hanya tiga saja yang on target (bisa lihat kembali Gambar 2 di atas).

    Lini belakang mereka yang tanpa Hummels juga berpengaruh dari cara mereka mengantisipasi umpan silang dan situasi bola mati. Namun untuk masalah ini, Madrid juga memilikinya karena mereka kehilangan Pepe dan Varane.

    Hal yang paling membuat perbedaan adalah saat diusirnya Martinez di babak kedua. Setelah itu, Madrid semakin percaya diri, padahal jika kita hanya melihat babak pertama, Bayern yang kelihatannya akan memenangi pertandingan.

    "Pekan depan akan sulit, tapi kami masih hidup dan kami akan melihat peliang kami. Kami akan mencoba yang terbaik," kata Ancelotti setelah pertandingan.

    Sementara itu, Zidane berkata jika penalti Vidal yang gagal adalah keuntungan tersendiri bagi Madrid. "Jika kami tertinggal 2-0, pasti pertandingan akan berbeda," kata pelatih asal Prancis tersebut.

    "Tapi kami sabar dan itu adalah pertandingan yang berbeda di babak kedua," sebut mantan asisten pelatih Ancelotti tersebut. Pada akhirnya kesabaran Madrid untuk melakukan serangan balik dan umpan silang adalah kunci kemenangan mereka di Allianz Arena dinihari tadi.



    -----


    * Penulis biasa menulis soal sport science untuk situs @panditfootball, beredar di dunia maya dengan akun @dexglenniza


    (krs/din)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game