Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Liga Inggris: Manchester United 2-0 Chelsea

    MU Menang karena Berhasil Mengisolasi Lini Tengah Chelsea

    Dex Glenniza - detikSport
    Foto: Reuters / Carl Recine Livepic Foto: Reuters / Carl Recine Livepic
    Jakarta - Perburuan gelar juara Liga Primer Inggris akhirnya menjadi menarik kembali setelah pemuncak klasemen sementara, Chelsea, kalah 0-2 dari Manchester United di Old Trafford, Minggu (16/04) malam. Marcus Rashford dan Ander Herrera berhasil mencetak kedua gol "Setan Merah" tersebut.

    Sebelumnya, José Mourinho sudah dipecundangi dua kali oleh mantan kesebelasannya tersebut musim ini, yaitu 4-0 di Liga Primer dan 1-0 di Piala FA. Hal ini tentunya membuat Mourinho belajar. Salah satu sorotan utama pada pertandingan semalam adalah keberhasilan United mematikan lini tengah Chelsea.

    Padahal di awal pertandingan, sejujurnya kita sempat dibuat skeptis oleh Mourinho yang memainkan line up berisi pemain-pemain "tidak layak" starter seperti Marouane Fellaini dan Ashley Young. Young bahkan memakai ban kapten. Apalagi Mourinho juga mencadangkan Zlatan Ibrahimović dan Henrikh Mkhitaryan.

    MU Menang Karena Berhasil Mengisolasi Lini Tengah ChelseaSusunan pemain Manchester United yang tidak lazim, serta skema tiga bek Chelsea tanpa Marcos Alonso

    Namun Mourinho tidak sepolos itu. Dari saat sepak mula, sesuai prediksi, kita langsung bisa melihat bahwa ia melakukan pencerminan (mirroring) taktik Conte dengan memainkan skema tiga bek juga. Hanya bedanya, ia tidak memasang ujung tombak. Ia terlihat lebih ingin memenuhi lapangan tengah dengan lima pemain.

    [Baca juga: Ini Alasan Mourinho Bakal Pakai Skema Tiga Bek Lawan Chelsea]

    Jesse Lingard dan Marcus Rashford diplot untuk bergantian mengisi posisi penyerang, sehingga United seperti memainkan dua penyerang, padahal dua "penyerang"-nya itu mengawali posisi mereka dari lini tengah, bukan lini depan.

    Di sisi lain, Chelsea harus kehilangan Thiabaut Courtois akibat cedera. Posisinya digantikan oleh Asmir Begović. Tidak sampai di situ, kesialan The Blues bertambah ketika Marcos Alonso, wing-back kiri andalan Conte, mengalami cedera saat pemanasan, sehingga beberapa saat sebelum sepak mula ia digantikan oleh Kurt Zouma.

    Tanpa Alonso, ternyata Conte tidak ingin mengambil risiko dan tetap pada pendirian dan rencana umunya, yaitu memakai skema tiga bek. Posisi wing-back pun diambil alih oleh César Azpilicueta (biasa bermain sebagai bek tengah sebalah kanan pada skema umum), sementara Zouma bermain sebagai salah satu dari tiga bek tengah.
    Cara United Memadatkan lini tengah

    Kepadatan lini tengah menjadi kunci kesuksesan United membendung Chelsea. Mereka langsung bisa mencetak gol pada menit ke-7 setelah Ander Herrera mengintersep bola operan di lini tengah, meskipun intersepnya berbau handball.

    Herrera kemudian mengirimkan operan terobosan kepada Rashford yang tinggal berhadapan satu lawan satu dengan Begović.

    MU Menang Karena Berhasil Mengisolasi Lini Tengah ChelseaGrafis pemulihan penguasaan bola Manchester United, menunjukkan seringnya mereka mendapatkan bola di lini tengah sebelah kanan – Sumber: FourFourTwo Stats Zone

    Pada skema United semalam, kepadatan lini tengah terlihat dengan keunggulan jumlah pemain United atas Chelsea dalam situasi di tengah, yaitu Herrera menjaga Eden Hazard; Matteo Darmian menjaga Pedro; serta Fellaini, Paul Pogba, Lingard, dan Rashford menutup ruang bagi N'Golo Kanté dan Nemanja Matić.

    Hal yang sama juga terjadi di wilayah kedua sayap di mana Young dan Luis Antonio Valencia menjaga Victor Moses dan Azpilicueta. Inilah yang membuat suplai bola kepada Diego Costa menjadi macet.

    Tidak mengherankan, pada akhirnya Chelsea tidak berhasil mencatatkan satu pun tembakan tepat sasaran ke arah gawang (shot on target) semalam.

    MU Menang Karena Berhasil Mengisolasi Lini Tengah Chelsea
    Perbandingan tembakan Chelsea (kiri) dan Manchester United (kanan), Chelsea tanpa shot on target sepanjang pertandingan – Sumber: Squawka

    Memainkan Tiga Peran Sekaligus, Herrera Menjadi Kunci taktik Mourinho

    Pemain yang menjadi kunci mirroring taktik Mourinho, sekaligus anti-taktik Conte, ini adalah Herrera. Pemain asal Spanyol ini sekilas diberikan tugas utama untuk menjadi "anjing penjaga" Eden Hazard.

    Ini bukanlah hal yang baru bagi Herrera. Pada pertandingan antara Chelsea dan United di Piala FA (United kalah 1-0 di Stamford Bridge), Herrera juga sempat memainkan peran ini. Bersama gelandang-gelandang United lainnya, kesebelasan asuhan Mourinho berhasil mengisolasi lini tengah Chelsea.

    Namun pada menit ke-35, Herrera diusir oleh wasit sehingga United harus bermain dengan 10 pemain. Di situlah Mourinho kemudian mengalami kegagalan.

    Pertandingan semalam berbeda dengan pertandingan Piala FA tersebut. Mourinho bisa memainkan anti-taktik Contenya ini dengan lancar. Pada akhir pertandingan, Mourinho mengamininya. "Pertandingan [Piala FA] bisa kami kontrol secara penuh ketika kami bermain dengan 11 pemain, dan hanya keputusan yang membuat kami bermain dengan 10 pemain yang membuat Chelsea memiliki kesempatan menjadi dominan."

    "Kami tahu dengan bermain seperti ini (mengisolasi lini tengah Chelsea) akan menyulitkan mereka," curhat mantan manajer Chelsea tersebut, seperti yang dikutip dari post-match interview yang disimak setelah pertandingan.

    Mengisolasi lini tengah Chelsea ini membuat Herrera sangat tersoroti. Ia bukan hanya berhasil (1) menjaga Hazard, tapi ia juga berhasil menjadi (2) gelandang kreatif yang mencetak satu asis melalui operan terobosan cantiknya dan juga satu gol. Pada golnya bahkan kita bisa melihat jika ia bisa bertahan dan menyerang dengan seimbang, di mana ia memerankan (3) gelandang box-to-box.

    MU Menang Karena Berhasil Mengisolasi Lini Tengah ChelseaGrafis permainan Ander Herrera – Sumber: FourFourTwo Stats Zone

    Saat bertahan, area permainan Herrera sebenarnya berada di sisi kanan (sisi kiri penyerangan Chelsea, di mana Hazard bermain). Tapi ketika menyerang, ia bisa menjelajah lapangan sesuka hatinya. Tembakannya yang menghasilkan gol itu saja, jika diperhatikan, berasal dari pergerakan Herrera di kiri (sisi kanan pertahanan Chelsea).

    [Baca juga: Ander Herrera, 'Bayangan Plus-Plus' Eden Hazard]

    Ini berarti ia meninggalkan Hazard ketika menyerang, tetapi ketika bertahan (ada transisi di antaranya) ia harus buru-buru menjaga Hazard kembali. Dalam satu pertandingan itu semalam, Herrera berhasil memainkan tiga peran sekaligus, yaitu man-marker, playmaker, dan box-to-box midfielder.




    Perubahan-perubahan yang Gagal dari Conte

    Dari awal pertandingan, Chelsea sendiri tidak maksimal memainkan skema tiga bek mereka karena Conte harus kehilangan Marcos Alonso. Meskipun begitu, Conte tetap memaksakan skema tiga beknya.

    Ia sempat melakukan perubahan ketika menukar posisi wing-back. Moses yang tadinya di kanan, beralih ke kiri. Sementara Azpilicueta juga dari kiri beralih ke kanan. Ia melakukannya mungkin karena merasa Hazard terisolasi oleh Herrera, sehingga ia ingin membuat Hazard bergerak lebih melebar agar ada ruang tercipta di tengah yang bisa dimanfaatkan oleh Moses untuk melakukan cut inside.

    Namun, hal ini tidak berdampak apa-apa. Conte semakin merasa skema tiga beknya berhasil dibendung Mourinho, ditambah ia juga sudah ketinggalan 2-0 sejak menit ke-49. Conte pun melakukan perubahan lagi saat memasukkan Francesc FĂ bregas (menit ke-54 menggantikan Moses).




    Formasi The Blues beralih menjadi 1-4-2-3-1. FĂ bregas didorong ke depan, di depan double pivot Chelsea, sementara Zouma digeser menjadi full-back kanan.
    Tapi ternyata dengan dimasukkannya pengoper ulung (Fàbregas) tersebut tidak bisa membuat Chelsea membuka "gembok" lini tengah United juga. Itu membuat Conte mencoba mengorbankan lini tengah dengan mengganti Matić dengan Willian.




    Formasi Chelsea kemudian berubah menjadi 1-4-2-4 yang secara teoritis sangat ofensif. Pedro berpindah ke sayap kiri, Willian di sayap kanan, serta Hazard dan Costa di tengah.

    Masih belum berhasil mencetak shot on target sampai menit ke-80 membuat Conte sadar jika ia tidak bisa mengorbankan lini tengah jika ingin mencatatkan peluang. Hal ini kembali membuatnya melakukan perubahan.

    Conte kemudian memasukkan Ruben Loftus-Cheek (menit ke-83 menggantikan Kurt Zouma), yang membuat Chelsea kembali memainkan 1-4-2-3-1 dengan Pedro digeser turun menjadi full-back kanan, Kanté (melalui tekelnya) dan Fàbregas (melalui visinya) dirancang untuk menguasai lini tengah, dan Hazard lebih dibebani untuk menjemput bola ke dalam.

    MU Menang Karena Berhasil Mengisolasi Lini Tengah ChelseaPeta rata-rata posisi pemain Manchester United dan Chelsea menjelang akhir laga, United merendahkan garis pertahanan mereka dengan menumpuk pemain di belakang

    Namun menjelang akhir laga tersebut, Mourinho seperti sudah puas dengan hasil pertandingan sehingga Mourinho meresponnya dengan menumpuk para pemainnya bukan lagi di lini tengah, melainkan di lini belakang.

    Strategi defensif ini membuat respons-respons taktikal Conte tidak membuahkan hasil hingga akhir pertandingan.

    Kesimpulan

    Pertandingan semalam benar-benar menunjukkan jika Mourinho telah belajar banyak. Ia berhasil bermain defensif dengan "tidak terlihat terlalu defensif" melalui penumpukkan pemain di lini tengah.

    Ia bahkan mengorbankan bermain tanpa penyerang murni. Ini mungkin yang menjadi salah satu alasan kenapa ia memainkan Rashford alih-alih Ibrahimović, karena Rashford lebih memiliki kecepatan ketika dihadapkan dengan bola-bola terobosan.

    Selain mencetak satu gol, Rashford-pun berhasil mencatatkan 4 tembakan, 3 dribel, dan 6 umpan silang.

    "[Pertandingan] ini hampir sempurna. Secara defensif, ini sempurna. Mereka tidak berhasil menciptakan peluang, dan melalui serangan balik, kami bisa menyakiti mereka," kata Mourinho setelah pertandingan, dikutip dari Sky Sports News.

    Sementara pertandingan ini juga menyoroti jika Conte tidak memiliki alternatif taktik yang baik ketika ia kehilangan wing-back-nya.

    Pada saat kalah melawan Crystal Palace misalnya, Conte kehilangan Moses. Sementara semalam, ia kehilangan Alonso. Mirroring taktik Conte oleh Mourinho ini semakin membuat skema tiga bek pamungkas khas Conte terisolasi di lini tengah. Tapi Conte tidak ingin menyalahkan faktor lain (cederanya Courtois, cederanya Alonso, dan handball Herrera).

    "Mereka (Manchester United) pantas menang karena mereka menunjukkan gairah dan motivasi yang lebih daripada kami (Chelsea)," kata Conte, seperti yang dikutip dari Sky Sports News. "Dalam hal ini, kesalahan ada pada pelatih. Ini salahku."

    Namun dari semua kejadian semalam, sorotan utama pada pertandingan ini adalah bagaimana Herrera mampu menjadi kunci bagi strategi Mourinho. Dengan hasil ini, persaingan perebutan gelar juara Liga Primer kembali memanas.



    -----


    * Penulis biasa menulis soal sport science untuk situs @panditfootball, beredar di dunia maya dengan akun @dexglenniza


    (krs/raw)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game