Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Pratinjau Galatasaray vs Fenerbahce

    Kitalar Arasai Derbi, Rivalitas yang Tak Lagi Memperebutkan Gelar Juara

    Randy Aprialdi S - detikSport
    Foto: Mustafa Ozer/EuroFootball/Getty Images Foto: Mustafa Ozer/EuroFootball/Getty Images
    Jakarta - Besiktas sebagai kesebelasan tertua di Turki menemukan kejayaannya kembali sejak musim lalu. Pada saat ini pun Besiktas merupakan pemuncak klasemen sementara Super Lig Turki 2016/2017.

    Kendati demikian, dua kesebelasan Istanbul lainnya, yaitu Fenerbahce dan Galatasaray, tetap menjadi sorotan menarik dari Liga Turki. Keduanya pun akan berduel di Turk Telekom Arena, Galatasaray menjamu Fenerbahce, Minggu (23/4/2017).

    Tiga kesebelasan Istanbul, yakni Besiktas, Fenerbahce dan Galatasaray, memiliki cerita lebih dari seabad tentang rivalitas. Namun antara Galatasaray dengan Fenerbahce merupakan derby utama di Istanbul dalam persaingan sepakbola Turki. Persaingan antara kedua kesebelasan tersebut memiliki kepentingan simbolis bagi masing-masing. Bagi Fenerbahce maupun Galatasaray, menjuarai Liga Turki tanpa memenangi derby menyisakan sebuah lubang. Selalu ada ketertarikan besar pada derby yang bertajuk Kitalar Arasai Derbi (Derby Internasional) ini.

    Ciri khas dari derby itu termasuk penjualan tiket yang selalu habis, dukungan keras sepanjang pertandingan, dan saling ejek koreografi antarpendukung kedua kesebelasan sebelum sepak mula. Dentuman drum, bendera maupun poster raksasa, red flare (suar), smoke bomb (bom asap), digunakan untuk diciptakan kemegahan visual dan memberikan tekanan kepada psikologis lawan di lapangan. Kemudian, sayup-sayup terdengar "selamat datang di neraka Istanbul". Kitalar Arasai Derbi ini pun dijadikan episode pertama acara televisi The Real Football Factory International.

    Baik Fenerbahce dan Galatasaray saling berebut tahta juara Super Lig sejak 1960-an, bahkan sejak masih berkecimpung di liga regional sejak awal 1900-an. Sebelum saling sikut untuk menjadi yang terbaik di Istanbul dan Turki, ada patutnya telusuri sejarah kedua kesebelasan itu terlebih dahulu. Sama seperti kesebelasan Turki lainnya, Galatasaray merupakan klub dengan berbagai cabang olahraga. Didirikan pada 30 Oktober 1905 oleh siswa menengah atas bernama Ali Sami Yen. Ia juga yang menjadi anggota sekaligus Presiden Galatasaray pertama.

    Awalnya klub itu bernama Galatasaray High School. Galatasaray sendiri berarti Istana Galata (Galata Palace). Galata sendiri merupakan nama daerah di Istanbul yang terletak di pantai utara Golden Horn. Sementara Galata berasal dari Galatai yang disebut-sebut orang-orang Yunani. Galatai atau Gauls yang merupakan salah satu nama dari suku Celtic yang diperkirakan pernah menetap di Istanbul dahulu. Sementara Fenerbahce didirikan dua tahun setelah Galatasaray, tepatnya pada 3 Mei 1907.

    Jika Galatasaray dibentuk melalui sebuah instansi pendidikan, Fenerbahce dibentuk oleh sekelompok individu di kawasan Kadikoy, Istanbul, bernama Ziya Songlen, Ayetullah Bey, dan Necip Okaner. Mereka bertiga mendirikan klub olahraga Fenerbahce secara diam-diam agar tidak mendapatkan masalah dengan peraturan Ottoman yang ketat. Sebab pada waktu itu dilarang mendirikan klub olahraga oleh kolektivitas masyarakat karena bisa dianggap sebagai pemberontakan.

    Barulah satu tahun kemudian Fenerbahce bisa lebih leluasa karena adanya undang-undang reformasi pada 1908. Saat itu undang-undang memperbaharui aturannya bahwa semua klub olahraga termasuk sepakbola harus mendaftarkan diri secara legal. Kemudian Fenerbahce bergabung dengan Istanbul Football League 1909 dan menempati peringkat lima pada akhir musim. Fenerbahce baru mendapatkan gelar perdananya pada Istanbul Football League 1911/1912.

    Sementara permusuhan antara Fenerbahce dengan Galatasaray dimulai pada 23 Februari 1934. Waktu itu keduanya bertemu pada pertandingan persahabatan, namun berubah menjadi kerusuhan sehingga laga dibatalkan. Panasya tensi pertandingan persahabatan itu bisa dikatakan wajar, mengingat Fenerbahce dan Galatasaray saling bersaing berebut kejuaraan regional Istanbul Football League. Sampai liga itu beralih menjadi Super Lig pada 1959, kedua kesebelasan tersebut sama-sama mengoleksi 15 gelar Istanbul Football League.

    Bahkan sampai Super Lig digelar sampai sekarang, perbedaan raihan juara Fenerbahce dengan Galatasaray begitu tipis. Fenerbahce sudah menjadi juara 19 kali, sementara Galatasaray lebih banyak satu gelar Super Lig daripada rivalnya tersebut. Di sisi lain, rivalitas perebutan gelar mereka sering dibumbui dengan tuduhan-tuduhan kontroversial. Ketika Galatasaray menjuarai Super Lig 2014/2015, misalnya. Kesebelasan tersebut dituduh terlibat dalam pengaturan skor agar bisa juara.

    Dugaan itu semakin kuat ketika Galatasaray mengalahkan Genclerbirligi. Saat itu Ferhat Kaplan, kiper Genclerbiligi, terlihat sengaja menarik tangannya sendiri ketika akan menepis tendangan Wesley Sneijder. Apalagi pada waktu itu Galatasaray tampil kesulitan membongkar pertahanan Genclerbirligi. Situs Whoscored memaparkan bahwa 12 percobaan tendangan Galatasaray berhasil lima kali diblok dan lima lainnya melenceng dari sasaran.

    Tapi ketika gol Sneijder terjadi, tiba-tiba pertahanan Genclebirligi terbuka renggang karena para pemainnya seperti membiarkan dikuasai Galatasaray. Sampai pada akhirnya Sneijder, yang merupakan gelandang serang andalan Galatasary, bisa mencetak gol. Walhasil, Fenerbahce harus puas berada di peringkat dua pada akhir musim Super Lig 2014/2015 -- Fenerbahce pun pernah terlibat pengaturan skor pada Super Lig 2010/2011 atas tertangkapnya direktur klub tersebut.

    Kendati saling bersaing, pendukung Fenerbahce dan Galatasaray bisa bersatu dalam sebuah aksi demonstrasi. Salah satunya di dalam pergerakan Gezi Park Movement yang bergerak di pecinta lingkungan hidup Istanbul. Para pendukung Fenerbahce dan Galatasaray bersatu di dalam pergerakan tersebut, termasuk dengan Besiktas. Namun dari Galatarasay tidak terlalu massive mengikuti aksi karena adanya kedekatan pemimpin suporternya dengan pemerintah dan partai.

    Semula, kelompok itu bergerak sebagai protes terhadap sedikitnya area terbuka hijau di Istanbul, ditambah dengan penolakan terhadap pembangunan replika barak militer dan berbagai pusat perbelanjaan.

    Aksi protes itu yang kemudian menyebar dan mendapatkan dukungan dari berbagai aktivisme di seluruh Turki. Seiring berjalannya waktu, aksi protes menjalar ke isu-isu anti pemerintah yang lahir dari kekecewaan kepada Recep Tayyip Endorgan, Presiden Turki. Gezi Park Movement kecewa dengan kebijakan-kebijakan otoriter Endorgan, salah satunya dengan penangkapan lawan0lawan politik, aktivis dan jurnalis yang mengkritisi pemerintahannya, "Hal itu mengungkap besarnya tekanan yang diberikan pemerintah kepada sistem peradilan Turki," kata Emma Sinclair Webb, peneliti dari Human Right Watch.

    Pada musim lalu, Kitalar Arasai Derbi ditunda karena adanya ancaman bom lanjutan setelah meledak di Taksim Square. Bom itu membuat puluhan korban luka-lukan dan lima meninggal dunia. Bahkan ayah salah satu pemain Galatasaray, Umar Bulut, menjadi korban meninggal pada insiden tersebut. Situasi Istanbul dan Turki pada waktu itu memang sedang tidak kondusif akibat pergerakan anti Endorgan maupun pro kepadanya. Diharapkan jika Kitalar Arasai Derbi nanti akan tetap digelar walau situasi pertandingan tersbut jarang kondusif, baik karena situasi kota, negara, maupun bentrokan kedua pendukungnya.

    Memang pada saat ini posisi kedua kesebelasan tersebut tidak seperti musim-musim sebelumnya. Baik Fenerbahce maupun Galatasaray, sama-sama sedang ditinggal jauh oleh Besiktas selaku saudara tuanya yang sedang berada di puncak klasemen sementara untuk mempertahankan gelar juara Super Lig. Bahkan Fenerbahce dan Galatasaray berada di bawah Istanbul Buyuksehir yang menempati peringkat dua. Sementara Fenerbahce berada di peringkat tiga dan Galatasaray di peringkat empat.

    Memang kekuatan kedua kesebelasan tersebut berkurang pada dua musim ke belakang. Terakhir, Galatasaray harus ditinggalkan Lukas Podolski. Begitu pun Fenerbahce yang ditinggalkan Luis Nani. Kendati tidak seperti pertandingan sebelumnya yang sering berebut juara, Kitalar Arasai Derbi nanti akan tetap menarik. Sebab kedua kesebelasan tersebut merupakan saudara muda Besiktas yang ingin terus menggulingkan kakak tertuanya di Istanbul.


    -----

    Akun Twitter penulis @Randynteng dari @panditfootball



    (krs/fem)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game