Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Pratinjau Monaco vs Juventus

    Monaco vs Juventus: Main Cepat vs Main Lambat

    Pandit Football Indonesia - detikSport
    Foto: Getty Images Foto: Getty Images
    Jakarta - Liga Champions 2016/2017 memasuki babak semifinal. Pada Kamis (6/5/2017) dinihari WIB, Juventus yang lolos setelah mengalahkan Barcelona, akan dijamu perwakilan Prancis, AS Monaco. Monaco sendiri ke babak semifinal setelah menyingirkan Borussia Dortmund.

    Musim ini, Monaco memang tampil di luar ekspektasi. Di Ligue 1, saat artikel ini dibuat, mereka tengah memimpin klasemen dengan keunggulan tiga poin atas Paris Saint-Germain serta punya satu laga sisa lebih banyak. Dengan Juventus yang juga tampil superios sepanjang musim ini, laga nanti diprediksi akan berjalan cukup menarik.

    Melihat pendekatan strategi kedua kesebelasan sepanjang musim ini, sebenarnya keduanya cukup sama. Serangan balik cepat merupakan senjata andalan kedua kesebelasan. Namun menghadapi Monaco, tampaknya Juventus akan menerapkan pendekatan strategi yang berbeda.

    Monaco Andalkan Kecepatan Para Pemainnya

    Monaco memiliki lini serang tajam di Eropa musim ini. Pelatih Monaco Leonardo Jardim memang berhasil membuat skuat berjuluk Les Monegasques ini menjadi mesin gol. Dari 34 laga di Ligue 1, mereka sudah berhasil mencetak 95 gol. Di Eropa, jumlah gol tersebut mengungguli Real Madrid (92 gol) dan hanya kalah dari Barcelona yang sudah mencetak 104 gol di La Liga yang sudah menjalani pekan ke-35.

    Di Liga Champions sendiri, kran gol Monaco cukup mengalir deras. Dari 14 laga yang sudah mereka jalani sejak babak kualifikasi, total 27 gol telah mereka ciptakan. Yang perlu menjadi catatan, dalam empat pertandingan terakhir, atau setelah Liga Champions musim ini memasuki fase gugur, Monaco selalu mencetak tiga gol di setiap laganya.

    Jardim sendiri mengandalkan formasi dasar 4-4-2. Duet Kylian Mbappe dan Radamel Falcao di lini depan merupakan lumbung gol bagi Monaco. Jika ditotal, keduanya sudah mencetak 43 gol musim ini. Di Liga Champions, masing-masing sudah mengoleksi lima gol.

    Dalam formasi 4-4-2, Mbappe dan Falcao berbagi peran di lini depan. Mbappe adalah penyerang yang lebih aktif bergerak ke segala sisi mengikuti arah serangan Monaco, sementara Falcao lebih banyak bergerak di sekitara kotak penalti.

    Mbappe, pemudia berusia 18 tahun yang cukup sensasional ini, memiliki kecepatan dan kemampuan penempatan posisi yang mumpuni. Selain itu lawan pun akan cukup kesulitan merebut bola dari kakinya karena Mbappe punya kemampuan melindungi bola yang mumpuni.

    Falcao sendiri memerankan target man dalam skema permainan Jardim. Ia bisa menjadi pemantul di depan kotak penalti, dan menjadi penyelesai akhir umpan-umpan yang mengarah ke kotak penalti lawan dari kedua sayap Monaco yang sangat agresif. Berkat peran Mbappe yang mengacaukan pertahanan lawan dengan pergerakannya, tugas Falcao di lini depan menjadi lebih mudah.

    Pelatih Juventus Massimilliano Allegri menyebut gaya permainan skuat asuhan Jardim tersebut sebagai Total Football ala Belanda di masa lalu. Skema ini tak jauh berbeda dengan strategi yang membuat Leicester City berhasil menjuarai Liga Primer Inggris musim 2015/2016. Maka nanti, Juventus akan menghadapi serangan-serangan cepat melalui permainan direct Monaco.

    Sebenarnya tidak hanya Falcao dan Mbappe yang menjadi juru gedor Monaco. Jika keduanya mengalami kebuntuan, Jardi punya supersub bernama Valere Germain. Germain sendiri awalnya merupakan pemain yang diplot sebagai tandem Falcao sebelum akhirnya digusur Mbappe pada pertengahan musim.

    Germain memiliki gaya permainan tak jauh berbeda dengan Mbappe. Penyerang Prancis berusia 27 tahun ini punya kecepatan yang membuat lawan kewalahan. Total, Germain sudah mencetak 14 gol dari 42 penampilan sejauh ini.

    Sementara itu para gelandang Monaco pun cukup produktif. Ada nama-nama seperti Thomas Lemar, Fabinho, Bernardo Silva, sampai Guido Carillo. Di lini belakang, Monaco pun punya Kamil Glik yang bisa menjadi pemecah kebuntuan melalui tandukan-tandukannya memanfaatkan sepak pojok atau tendangan bebas. Monaco memang punya banyak cara untuk mencetak gol, yang terbukti mereka sudah mencetak lebih dari 100 gol pada musim ini.

    Modal Juventus Menjalani Leg Pertama

    Keberhasilan Juventus menyingkirkan Barcelona membuat kesebelasan berjuluk Si Nyonya Tua ini mulai disegani oleh banyak kesebelasan besar Eropa. Karena tak hanya tajam di lini depan, skuat besutan Allegri ini punya lini pertahanan yang tak mudah ditaklukkan.

    Tak hanya di kandang, di tandang pun Juve punya pertahanan yang cukup kokoh. Tengok bagaimana Barcelona tak mampu mencetak gol ke gawang Gianluigi Buffon meski mereka tampil di Camp Nou yang menjadi tempat pembantaian Paris Saint-Germain.

    Dari 22 laga tandang, Juve juga hampir selalu berhasil mencetak gol. Hanya melawan Barcelona saja Si Nyonya Tua tak mampu mencetak gol di kandang lawan. Sisanya, 38 gol berhasil dilesakkan Juve saat bertandang ke gawang lawan. Setidaknya ini bisa menjadi modal baik Juventus untuk mencuri gol tandang di kandang Monaco, Stade Louis II.

    Pada laga ini, Juventus sendiri tak akan diperkuat salah satu pemain andalannya, yakni Sami Khedira, karena akumulasi kartu. Maka kemungkinan Claudio Marchisio yang akan menemani Miralem Pjanic sebagai double pivot dalam skema 4-2-3-1 andalan Allegri.

    Melawan Monaco, Juventus tampaknya akan coba memanfaatkan absennya salah satu pemain kunci Monaco, Djibril Sidibe. Bek kanan berusia 24 tahun ini merupakan pemain kunci Monaco di sisi kanan pertahanan. Agresivitasnya dalam menyerang pun bisa diandalkan, salah satunya kala Monaco menyingirkan Manchester City.

    Sisi kanan Monaco bisa semakin melemah karena pemain yang seharusnya menjadi pengganti Sidibe, Almamy Toure, juga diragukan tampil pada laga ini karena cedera. Karena Fabinho, yang bisa ditempatkan di pos bek kanan, sudah menjadi sosok penting di lini tengah Monaco, kemungkinan besar Nabil Dirar-lah yang akan menghuni sisi kanan Monaco.

    Dirar sendiri berposisi asli sebagai winger kanan, terbilang jarang ditempatkan sebagai bek kanan. Maka bukan tak mungkin Juventus akan menyerang lewat area ini.
    Juve memaksimalkan serangan lewat kiri bukan tak mungkin karena mereka memiliki Mario Mandzukic yang diplot sebagai wide target man. Mandzukic akan disokong oleh Alex Sandro yang menempati pos bek kiri. Bek asal Brasil ini memiliki kemampuan menyerang sama baiknya dengan bertahan. Situs statistik whoscored sendiri memberikan penilai tertinggi untuk Alex Sandro di skuat Juventus.

    Menghadapi Monaco yang memainkan sepakbola direct, menarik menantikan respons Allegri. Karena gaya permainan Monaco berbanding terbalik dengan apa yang ditunjukkan oleh Barcelona. Blaugrana mengedapankan permainan possession.

    Dalam konferensi pers jelang laga ini, Allegri sendiri mengatakan bahwa ia menyiapkan anak asuhnya dengan permainan yang lebih possession, tidak ingin terpancing oleh tempo cepat yang diinginkan oleh Monaco. Maka bisa atau tidaknya Allegri membuat anak asuhnya nyaman dengan permainan possession akan cukup menentukan hasil laga dinihari nanti.

    Monaco vs Juventus: Main Cepat vs Main Lambat




    (krs/nds)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game