Liga Indonesia: Persib 1-0 Persipura
Respons Tepat Djanur Menangkan Persib Saat Hadapi Pressing Persipura

Meski Persib menang, sebenarnya kubu tamu yang justru tampil lebih membahayakan sepanjang pertandingan. Namun berkat sebuah serangan di babak kedua, Persib berhasil mendapatkan penalti setelah Shohei Matsunaga dijatuhkan di kotak terlarang.
Kedua kesebelasan pada laga ini tidak bermain dengan pemain U-23 andalan mereka yang dipanggil timnas. Tuan rumah tidak diperkuat Gian Zola dan Febri Hariyadi sementara di kubu tamu Marinus Manewar absen. Di Persib, Gian Zola dan Febri digantikan Agung Mulyadi dan Ahmad Baasith. Sementara di kubu Persipura, Marinus digantikan oleh Prisca Womsiwor. Meski begitu, kedua kesebelasan tetap mengandalkan formasi andalan masing-masing, yakni 4-2-3-1 vs 4-3-3.
![]() |
Pressing Persipura Buat Peran Cole Tidak Maksimal
Meski bermain di kandang lawan, Persipura yang bermain dengan pola 4-3-3 sangat meladeni Persib dengan permainan terbuka. Bahkan pressing dengan garis pertahanan tinggi diterapkan sejak menit pertama. Saat para pemain belakang Persib menguasai bola, para pemain terdepan Persipura langsung memberikan tekanan bahkan dengan tekel-tekel agresif. Jarak antarpemain pun terbilang rapat karena baris pertahanan Persipura pun naik hingga setengah lapangan.
![]() |
Skema yang diterapkan Persipura ini dimaksudkan untuk mengganggu build-up serangan Persib. Saat membangun serangan, Persib memang biasanya melakukan umpan-umpan pendek sejak dari kiper. Dari para pemain belakang, diteruskan ke sayap atau ke tengah sebelum akhirnya ke kotak penalti.
Pressing Persipura sendiri berlaku sangat efisien. Dengan kecepatan para pemainnya, setiap pemain Persib yang menguasai bola langsung mendapatkan tekanan. Tekanan inilah yang membuat para pemain belakang tidak leluasa mengalirkan operan ke tengah.
Bahkan karena tekanan ini, Persib pun lebih banyak bermain dengan umpan-umpan panjang pada laga ini. Dari Henhen Herdian, Vladimir Vujovic, Achmad Jufriyanto, dan Supardi, bola lebih banyak langsung dikirimkan pada Agung, Carlton Cole, dan Atep, tiga pemain terdepan Persib.
Bola sebenarnya lebih sering diarahkan pada Cole. Dengan postur tubuhnya yang tinggi Persib berharap bisa menjaga penguasaan bola lewat kemampuan duel udara Cole.
Namun yang terjadi Cole tak berkutik. Dikawal ketat oleh Ricardo Salampessy dan Dominggus Fakdawer secara bergantian, penyerang asal Inggris ini kesulitan mendapatkan bola. Walhasil para pemain sayap pun kurang mendapatkan suplai.
Pergerakan Cole yang lambat juga membuat umpan-umpan terobosan dari lini belakang atau lini tengah menjadi tidak efisien. Cole beberapa kali kalah cepat dengan Salampessy maupun Fakdawer untuk menyambut bola daerah. Pada babak pertama, tak ada satupun tembakan on target dari Persib. Memang tak ada peluang yang berarti dari skuat asuhan Djajang Nurjaman tersebut di 45 menit pertama.
Hal ini berbanding terbalik dengan Persipura. Pressing yang mereka terapkan seringkali membuat mereka mendapatkan bola di area permainan Persib. Hanya saja, dengan Persib yang masih membentuk pola pertahanannya karena gagal menyerang, para pemainnya belum meninggalkan posisinya saat akan menyerang, membuat jarak antarpemain Persib cukup rapat di area pertahanan, khususnya di area kotak penalti. Ini yang membuat Persipura lebih banyak melepaskan tembakan jarak jauh pada laga ini.
Skema seperti ini hampir berjalan sepanjang pertandingan. Persib tertekan, sementara Persipura mendominasi. Di akhir laga, Persib hanya menguasai 32% bola, sementara Persipura 68%. Hal ini tak mengherankan karena Persib sendiri hanya mencatatkan 63% akurasi operan ketika Persipura berhasil mendominasi dengan 82% akurasi operan. Persipura juga berhasil melepaskan 18 tembakan, sementara Persib hanya lima kali saja.
Respons Djanur di Babak Kedua Berbuah Hasil
Sepanjang babak pertama, Persipura yang dilatih Liestiadi berada di atas angin. Persib tak berkutik, sementara Persipura menciptakan peluang demi peluang. Namun berkat pergantian pemain yang dilakukan Djanur usai turun minum, Persib mengubah peruntungan mereka di babak kedua.
Usai turun minum, Djanur langsung mengganti tiga pemainnya. Agung, Baasith, dan Cole ditarik keluar, digantikan oleh Fulgensius Billy, Michael Essien, dan Shohei Matsunaga. Tiga pergantian pemain ini tidak mengubah pola 4-2-3-1 yang menjadi andalan Djanur selama ini.
Jika melihat tiga pemain Persib yang masuk pada babak kedua, gaya permainan ketiganya cukup berbeda dengan ketiga pemain yang digantikan. Baasith bertipe gelandang perebut bola, sementara Essien gelandang yang bisa mengalirkan umpan-umpan jauh. Agung punya teknik baik, tapi Billy punya keunggulan dari segi kecepatan. Sedangkan Cole yang lambat digantikan Shohei yang cepat.
Hadirnya Essien diharapkan agar Persib bisa memiliki banyak opsi pemain sebagai pemberi umpan-umpan panjang. Mantan gelandang Chelsea ini pun bermain sebagai gelandang serang, menggantikan peran yang sebelumnya dimainkan Raphael Maitimo.
Namun yang paling berpengaruh adalah kehadiran Shohei sebagai ujung tombak Persib pada laga ini. Kecepatannya, bersama Billy, menjadi ancaman tersendiri bagi lini pertahanan Persipura. Bersama Billy, Shohei kerap terperangkap offside ketika hendak menyambut umpan Essien.
Pada babak kedua Persipura memang tidak mengubah pola permainan pressing yang sedari babak pertama mereka sudah terapkan. Garis pertahanan tinggi masih diperagakan, dikombinasikan dengan jebakan offside. Padahal pada babak kedua, Persib punya para pemain depan yang unggul dalam hal kecepatan.
Petaka pun terjadi pada menit ke-56. Persipura yang awalnya berusaha memberikan pressing pada lini pertahanan Persib yang sedang membangun serangan, harus kelabakan menghadapi kecepatan Shohei. Lewat umpan panjang dari Henhen, Shohei berhasil mendorong bola hingga ke kotak penalti yang kemudian dilanggar oleh Salampessy. Padahal pada situasi tersebut, Shohei dikejar oleh dua pemain. Kecepatan Shohei yang membuatnya tak terhentikan.
![]() |
Proses ini tentu buah dari pergantian pemain yang dilakukan Djanur usai turun minum. Jika pada kesempatan tersebut Persib masih diisi oleh Cole, kemungkinan besar serangan Persib tersebut akan kembali gagal, seperti yang sudah terjadi pada babak pertama karena Cole merupakan penyerang yang lambat. Sementara itu Shohei punya kecepatan mumpuni yang kemudian menaklukkan dua bek Persipura, Salampessy dan Fakdawer.
Usai gol ini, Persipura sebenarnya memiliki beberapa peluang, khususnya setelah Ferinando Pahabol masuk menggantikan Prisca Womsiwor. Salah satunya adalah ketika Boaz Solossa mendapatkan peluang di kotak penalti, yang jarang didapatkan pada laga ini, memanfaatkan kombinasi Pahabol-Pae. Namun tendangan Boaz pada situasi tersebut tipis melenceng di samping gawang Persib yang dijaga Deden Natshir.
Kesimpulan
Persipura memang mendominasi laga ini. Sang pelatih, Liestiadi Sinaga, bahkan mengatakan cukup puas dengan permainan anak asuhnya. Persipura tampil menekan sepanjang pertandingan meski di kandang lawan, bahkan 18 tembakan berhasil mereka ciptakan.
Namun Djanur merespon permainan pressing Persipura dengan cepat dan tepat. Usai turun minum ia memasukkan dua pemain yang bertipikal pelari cepat, Billy dan Shohei, menggantikan Cole dan Agung. Juga Essien yang menggantikan Baasith. Hasilnya lewat sebuah serangan balik, mengandalkan kecepatan Shohei, Persib berhasil mendapatkan penalti yang kemudian menjadi gol penentu hasil akhir laga ini.
(krs/fem)