Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Match Analysis

    Liga Inggris: Man United 1-1 Liverpool

    Umpan-umpan Panjang yang Menyelamatkan Wajah MU di Old Trafford

    Ardy Nurhadi Shufi - detikSport
    Foto: Reuters / Phil Noble Foto: Reuters / Phil Noble
    Jakarta - Manchester United gagal melanjutkan rentetan sembilan kemenangan saat menjamu Liverpool pada pekan ke-21 Liga Primer 2016/2017. Pada laga yang digelar Minggu (16/1/2016), kedua kesebelasan harus puas berbagi satu poin setelah bermain imbang 1-1.

    Liverpool mampu unggul terlebih dahulu melalui sepakan penalti James Milner setelah bola mengenai tangan Paul Pogba di kotak penalti. Namun tujuh menit jelang waktu normal berakhir, Zlatan Ibrahimovic menyelamatkan muka kubu tuan rumah melalui tandukannya.

    Hasil imbang ini sebenarnya cukup adil bagi kedua kesebelasan. Liverpool yang sedang tumpul di lini depan menunjukkan bahwa lini serang mereka sedang bermasalah. Sementara itu United yang sebenarnya tampil dominan memiliki sejumlah peluang emas sepanjang pertandingan.

    Umpan-Umpan Panjang yang Menyelamatkan Wajah Manchester United di Old TraffordFoto: Pandit Football Indonesia


    Dari susunan pemain, Zlatan Ibrahimovic yang sempat mengalami cedera kembali diandalkan di lini depan sejak menit pertama. Sementara itu di kubu Liverpool, Nathaniel Clyne absen dan digantikan Trent Alexander Arnold. Philippe Coutinho yang digadang-gadang akan bermain sejak menit pertama baru masuk pada babak kedua.

    Liverpool Kuasai Lini Tengah

    Pada babak pertama, meski Manchester United lebih banyak menguasai bola, sebenarnya jalannya pertandingan dikendalikan oleh Liverpool. Hal ini terlihat dari United yang cukup sulit menciptakan peluang pada 45 menit pertama: United empat tembakan sementara Liverpool lima tembakan.

    [Baca Juga: Live Report: Manchester United vs Liverpool]

    United tampak kalah di lini tengah. Trio gelandang United yang dihuni oleh Paul Pogba, Ander Herrera, dan Michael Carrick selalu kalah duel dalam perebutan bola. Carrick dan Herrera hanya sekali melakukan percobaan tekel, namun keduanya gagal merebut bola. Berbeda dengan Emre Can dan Jordan Henderson yang langsung mencatatkan lima tekel berhasil dari tujuh kali percobaan.

    Lini tengah Liverpool memang sangat agresif pada laga ini. Setiap kali pemain United menguasai bola dan memasuki area middle third, gelandang-gelandang Liverpool langsung melancarkan pressing dan tekel agresif untuk mengganggu aliran serangan United.

    Tak hanya gelandang, trio lini depan Liverpool yang diisi Roberto Firmino, Divock Origi dan Adam Lallana pun memiliki peranan penting dalam memberikan pressing terhadap lini pertahanan United. Apalagi Lallana tampak memiliki peran khusus pada laga ini, ia ditugaskan untuk selalu mengganggu dan membayangi pergerakan Carrick dan Pogba, dua gelandang United yang kerap menjadi pembangun awal serangan United. Liverpool bahkan seolah menggunakan formasi 4-4-2 berlian atau 4-1-2-1-2 pada laga ini.

    Lallana tampil begitu mobile pada laga ini. Saat Liverpool tak menguasai bola, ia selalu berada di area tengah Liverpool, menjaga pemain United yang akan menjadi target operan pemain belakang yang sedang menguasai bola. Ini membuatnya mencatatkan tiga intersep dan tiga tekel berhasil, torehannya sama dengan torehan Dejan Lovren. Padahal Lallana merupakan penyerang pada laga ini, sementara Lovren memang bertugas sebagai pemain belakang.

    Tak hanya Lallana saja, Origi dan Firmino pun cukup agresif dalam melakukan perebutan bola. Firmino mencatatkan empat tekel berhasil dari lima percobaan, sementara Origi melakukan dua tekel berhasil dari tiga kali percobaan. Tak seperti Lallana yang melakukan tiga intersep, keduanya tak sekalipun mencatatkan intersep.



    Namun secara keseluruhan, gegenpressing Liverpool berjalan cukup baik dan membuat United tak nyaman dalam membangun serangan. Lini tengah United pun terlihat tak berkutik pada laga ini, khususnya pada babak pertama. Carrick bahkan langsung ditarik keluar oleh Jose Mourinho selepas turun minum.

    Perubahan Strategi Mourinho

    Strategi gegenpressing Liverpool yang diusung Juergen Klopp membuat Manchester United frustasi pada babak pertama. Namun Mourinho melakukan perubahan strategi pada babak kedua yang kemudian berujung gol penyama kedudukan yang diciptakan Ibrahimovic.

    Pada babak pertama, United yang kesulitan membangun serangan mencoba memanfaatkan kecepatan Anthony Martial dan Henrikh Mkhitaryan dalam menembus pertahanan Liverpool. United sendiri mencoba melakukan pressing di garis pertahanan lawan pada laga ini. Beberapa peluang pun tercipta melalui serangan balik cepat ataupun kesalahan yang dilakukan pemain Liverpool.

    Pogba, Mkhitaryan dan Martial mencatatkan peluang emas dari sodoran-sodoran umpan terobosan. Hanya saja peluang-peluang United tersebut selalu bisa digagalkan Simon Mignolet yang mengawal gawang Liverpool.

    Klopp menyadari bahwa lini pertahanannya cukup rentan. Kemudian pada babak kedua ia cenderung memaksimalkan sisi kiri untuk melancarkan serangan. Kehadiran Alexander-Arnold yang masih minim pengalaman tak ingin membuat Klopp menyesalinya, caranya dengan tidak menginstruksikan Alexander-Arnold untuk terlibat dalam serangan-serangan Liverpool. Pemain berusia 18 tahun tersebut difokuskan untuk menjaga pertahanan, apalagi lawan yang dihadapinya adalah Martial. Karenanya tak heran Liverpool lebih banyak menyerang lewat sisi kiri.

    Umpan-Umpan Panjang yang Menyelamatkan Wajah Manchester United di Old TraffordFoto: Pandit Football Indonesia

    Grafis operan Liverpool (via: Squawka)


    United sendiri, meski Alexander-Arnold bisa menjadi titik lemah Liverpool, tetap menyerang melalui kedua sayap. Tak hanya Martial, Mkhitaryan yang berada di sisi kanan pun cukup sibuk pada laga ini. United bahkan bisa dibilang lebih memiliki peluang berbahaya ketika menyerang melalui sayap.

    Namun peluang-peluang melalui umpan-umpan bawah ini gagal membuat Liverpool memungut bola dari gawangnya. Peluang tercipta, namun Mignolet selalu berhasil membendung serangan Liverpool. Sementara peluang United sangatlah minim pada laga ini.

    Mourinho lantas memasukkan Wayne Rooney usai turun minum, menggantikan Carrick yang tak berkutik sepanjang babak pertama. Setelah itu, giliran Juan Mata yang dimainkan mengganti Martial. Sepuluh menit kemudian Fellaini dimasukkan untuk menggantikan Matteo Darmian.

    Pada babak kedua, United tak lagi hanya bertumpu pada empat pemain saja saat menyerang. Pada babak pertama, United seringkali kalah jumlah di lini pertahanan Liverpool karena hanya menempatkan Pogba, Martial, Mkhitaryan dan Ibrahimovic saat menyerang. Pergantian pemain yang dilakukan pun membuat United memiliki banyak opsi untuk memberikan bola ke area pertahanan Liverpool.

    Bahkan United menaikkan garis pertahanan mereka. United mulai mempraktikkan umpan—umpan panjang, khususnya setelah Fellaini masuk. Selain itu, umpan-umpan silang pun mulai lebih sering dikirim ke kotak penalti, ini juga yang menjadi alasan Mkhitaryan mengisi pos bek kiri setelah Fellaini masuk.

    Strategi ini cukup wajar mengingat Liverpool sebenarnya cukup rentan dalam perihal bola-bola udara. Liverpool berada di urutan ke-15 rataan jumlah keberhasilan duel udara terbanyak di Liga Primer dengan 15,1 kali per pertandingan. Dalam 763 kali duel udara, 438 kali Liverpool kalah duel.

    Inilah yang coba dimanfaatkan United setelah Fellaini masuk. Fellaini menjadi pemain pertama yang dituju melalui umpan panjang, kedua baru Ibrahimovic. Lini pertahanan Liverpool pun mulai goyah karena pressing yang mereka lancarkan tak lagi seagresif pada babak pertama.

    Fellaini dan Rooney yang membantu penyerangan juga membuat United setidaknya selalu menempatkan tiga pemain di kotak penalti untuk menyambut bola umpan silang atau umpan panjang. Belum lagi Pogba yang juga kerap merangsek ke kotak penalti. Mata, Herrera, Valencia dan Mkhitaryan menjadi pemain yang menyuplai para pemain depan tersebut dengan umpan silang dan panjang. Hal ini berbeda dengan babak pertama yang lebih banyak menggunakan umpan terobosan.

    Umpan-Umpan Panjang yang Menyelamatkan Wajah Manchester United di Old TraffordFoto: Pandit Football Indonesia

    Grafis umpan panjang MU setelah Fellaini masuk (via: Squawka)


    Perubahan ini pun kemudian membuahkan hasil. Ketika Valencia mengirimkan umpan silang, di kotak penalti Liverpool terdapat empat pemain; Pogba, Ibrahimovic, Fellaini dan Rooney. Bola mengarah pada Rooney, yang kemudian ia mengirimkan umpan silang pada Fellani, tandukan Fellaini membentur mistar gawang. Setelah itu bola kembali ke kaki Valencia, yang kemudian mencetak asis untuk gol Ibrahimovic.

    Kesimpulan

    Liverpool sebenarnya tampil tak terlalu impresif di lini serang. Gol mereka pun diciptakan lewat tendangan penalti, yang artinya skema open play mereka agak bermasalah. Meskipun begitu, Liverpool berhasil menciptakan lini pertahanan yang kokoh, dengan memaksimalkan mobilitas Lallana, untuk membuat United kesulitan membangun serangan.

    Strategi Klopp tersebut direspon positif oleh Mourinho. Umpan-umpan terobosan pada babak pertama yang tak membuahkan hasil diubah menjadi umpan-umpan panjang pada babak kedua. Inilah yang kemudian membuat Liverpool terpaksa kebobolan dan gagal membawa pulan tiga poin dari Old Trafford. (din/cas)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game