Apakah Matteo Darmian Pas untuk 'Setan Merah'?

Kabar bahwa Manchester United hampir pasti mendapatkan Matteo Darmian mengemuka. Lalu, apakah Darmian cocok untuk menjadi bek kanan anyar 'Setan Merah'?
Pencarian United akan seorang bek kanan menunjukkan bahwa sektor tersebut menjadi salah satu titik lemah tim. Dahulu, United punya Gary Neville yang bisa dibilang cukup seimbang dalam menjaga pertahanan sekaligus naik membantu serangan. Bersama David Beckham, Neville terbiasa menjadi sumber United untuk melepas umpan.
Dalam penuturan Neville sendiri, seperti apa pun permainan United berevolusi, mereka tidak akan pernah lepas dari ciri khas: melakukan serangan dari sayap dan melepaskan umpan silang.
Apa yang diucapkan Neville ada benarnya. Penerus Beckham, Cristiano Ronaldo, punya tipikal permainan yang berbeda. Tidak seperti Beckham yang lebih sering melepaskan umpan silang, Ronaldo diberkahi kaki lincah dan kemampuan menggiring bola. Dengan adanya dia di sisi kanan, United jadi tidak melulu melepaskan umpan silang, tetapi juga bisa melakukan tusukan dengan dribel dari sisi sayap.
Jika Ronaldo terbiasa melakukan dribel dan menusuk melalui sisi sayap, siapa pun yang berada di belakangnya --entah itu Neville ataupun Wes Brown-- biasanya lebih sering berperan melepaskan umpan silang. Walaupun, baik Neville ataupun Brown, juga bisa melakukan tusukan tiap kali melihat ruang yang ada.
Karakteristik permainan seperti itulah yang membuat United selalu membutuhkan kehadiran seorang winger ataupun fullback mumpuni --yang bisa bertahan dan menyerang sama baiknya-- di dalam tim. Pengganti Neville dan Brown, Rafael da Silva, punya kemampuan bagus dalam melakukan dribel ataupun melepaskan umpan. Ini membuatnya selalu jadi pilihan utama di posisi bek kanan.
Namun, nasib Rafael berubah ketika Louis van Gaal datang. Kendatipun menyukai sepakbola menyerang, Van Gaal selalu berusaha untuk meminimalisir risiko yang bisa diterima timnya. Sang meneer dikabarkan tidak suka melihat Angel Di Maria terlalu sering kehilangan bola ketika melakukan dribel. Menurutnya, lawan berpotensi melakukan serangan balik lewat bola yang hilang dari kaki Di Maria.
Untuk alasan memperkecil risiko jugalah dia akhirnya menepikan Rafael. Meskipun piawai dalam membantu serangan, Rafael relatif sering melakukan pelanggaran di daerah pertahanan sendiri.
Tanpa Rafael, Van Gaal pun berpaling kepada Antonio Valencia. Pemain asal Ekuador ini memang pernah dimainkan sebagai bek kanan pada era Sir Alex Ferguson, dan dia cukup baik memainkan peran tersebut. Masalahnya, Valencia adalah winger konservatif. Gerakannya ketika berusaha menaklukkan lawan mudah terbaca.
Selain itu, Valencia juga buruk dalam melepaskan umpan. Dalam catatan Squawka, dari 1.380 operan/umpan sukses yang dilepaskannya pada musim kemarin, hanya 75 di antaranya merupakan umpan silang sukses. Ketidakseimbangan Valencia dalam bertahan dan menyerang membuatnya diperkirakan tak akan lagi dimainkan sebagai bek kanan utama musim depan.
Maka, beralihlah Van Gaal kepada Matteo Darmian. Sebelumnya, United dan Van Gaal disebutkan memiliki dua opsi: Darmian dan Nathaniel Clyne. Namun, laporan dari Manchester Evening News menyebutkan kalau Van Gaal lebih memilih Darmian ketimbang Clyne. Nama yang disebut terakhir pun akhirnya bergabung ke Liverpool dengan nilai transfer 12,5 juta poundsterling.
United sendiri dikabarkan Sky Sports sudah menyetujui nilai 12,7 juta pounds --tak jauh beda dengan nilai transfer Clyne-- dengan Torino untuk menggaet Darmian. Dengan penilaian sebagai salah satu pemain paling apik di Serie A saat ini, Darmian pun jadi buah bibir. Selain dibidik United, La Gazzetta dello Sport juga menyebut, dia diincar oleh Bayern Munich dan Napoli. Pertanyaannya, apakah Darmian pas dengan karakteristik yang dibutuhkan Van Gaal dan United?
Darmian kini berusia 25 tahun --satu tahun lebih tua dari Rafael dan empat tahun lebih muda daripada Valencia. Selain bisa dimainkan sebagai bek kanan, dia juga bisa dimainkan sebagai bek kiri dan bek tengah. Berbeda dengan Valencia yang hanya bisa menggunakan kaki kanan, Darmian punya kedua kaki yang sama baiknya. Darmian juga disebut punya kemampuan bertahan dan menyerang sama oke.
Dalam catatan Squawka, dia juga disebut sebagai pemain kreatif yang tak lelah untuk naik-turun sepanjang pertandingan. Dia juga bisa menjadi pemain pertama yang menerima bola ketika timnya melakukan serangan balik. Di luar itu, dia juga disebut punya intelejensia bagus dan pintar membaca permainan. Hal inilah yang membuat Bayern mengincarnya; tipikal dan karakteristiknya disebut mendekati Philipp Lahm.
Namun, jika dibandingkan dengan Valencia, kepiawaian Darmian dalam melepaskan umpan silang juga minim. WhoScored menyebut, umpan silang jadi salah satu kelemahannya. Jika dilihat, rata-rata umpan silang yang dilepaskan Darmian musim kemarin pun relatif rendah, hanya 0,4 per laga. Sementara, Valencia sendiri punya rata-rata 0,7 umpan silang per laga.
Untuk ukuran operan sukses pun, Valencia masih unggul. Ia punya persentase operan sukses sebesar 89,5%, sementara Darmian hanya 77,7%. Jika Valencia berhasil melepaskan 1.380 operan sukses, Darmian hanya melepaskan 623 operan sukses. Tapi, banyaknya operan sukses yang dilakukan Valencia sedikit banyak juga dipengaruhi gaya main United yang mengandalkan penguasaan bola banyak-banyak.
Darmian unggul dalam hal peluang yang dia kreasikan. Jika Valencia hanya menciptakan 26 peluang, Darmian menciptakan 39 peluang sepanjang musim kemarin. Dengan catatan itu, Darmian menempati posisi kedua dalam hal menciptakan peluang terbanyak di Torino, di bawah Omar El Kaddouri (69) dan sama dengan torehan Fabio Quagliarella (39).
Lalu, mengapa Darmian dibidik? Jawabannya bisa mengacu pada keinginan Van Gaal untuk meminimalisir risiko hingga sekecil mungkin.
Selain dinilai punya intelejensia bagus, Darmian juga dinilai lebih cermat dalam bertahan. Jika Valencia 1 kali melakukan defensive error sepanjang musim kemarin, Darmian nihil melakukan kesalahan dalam bertahan. Darmian juga tercatat rata-rata melakukan 0,9 foul per laga, lebih sedikit dari Valencia yang melakukan 1,2 foul per laga.
Jika Valencia tercatat menerima 4 kartu kuning sepanjang musim kemarin, Darmian hanya menerima 2 kartu kuning.
Jika jadi bergabung, kemampuan Darmian akan dinilai pada beberapa pekan awal Premier League. Namun, mengingat kedua pemain punya karakteristik yang berbeda, bisa jadi Valencia akan tetap dipertahankan oleh Van Gaal. Terutama ketika United membutuhkan "otot" untuk menghadapi lawan-lawan yang kerap mengandalkan adu fisik di Premier League.
====
*penulis adalah wartawan detikSport, beredar di dunia maya dengan akun @Rossifinza.