Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Tactics

    Efektivitas Penguasaan Bola untuk Menang

    Abimanyu Bimantoro - detikSport
    Jakarta -

    Di musim lalu tim-tim juara di liga Eropa tercatat memiliki persentase penguasaan bola yang lebih tinggi dibanding rival-rivalnya. Poin lebihnya adalah, ball possession tidak sekadar memegang bola dengan bertele-tele.

    Barcelona, yang meraih treble winners, menjadi juara dengan gaya mereka yang memainkan ball possession tinggi untuk melakukan serangan. Barca tidak membiarkan lawan-lawan mereka berlama-lama memegang bola. Mereka akan langsung melakukan pressing ketat kepada lawan sesaat setelah lawan menguasai bola.Dengan begitu, lawan tidak akan bisa menyerang gawang mereka dan mereka kembali siap untuk menyerang gawang lawan.

    Hal ini terlihat dari apa yang mereka catatkan di semua laga yang mereka ikuti. Di La Liga, tercatat rata-rata Barcelona menguasai bola hingga 69,7%. Angka ini merupakan angka yang paling tinggi di La Liga. Sedangkan di Liga Champions rata-rata penguasaan bola Barcelona mencapai 60,6%. Angka tersebut hanya kalah dari Bayern Munich yang memiliki penguasaan bola mencapai 64%.

    Sepakbola modern memang lebih menekankan pada permainan pressing untuk membuat lawan tidak bisa lama menguasai bola. Dalam perkembangan sepakbola saat ini, mempersempit ruang gerak lawan akan membuat gawang menjadi lebih aman. Karena itu, melakukan pressing dan merebut posisi menjadi satu hal yang dilakukan sebagian besar klub untuk memenangkan pertandingan.

    Karena itulah kemudian mulai terbagi dua kubu antara klub kuat dan klub lemah. Meski juga tidak mutlak seperti ini, namun tim yang lebih kuat akan cenderung melakukan pressing dan menguasai bola lebih lama ketimbang yang lemah. Dan jika yang lemah berada pada level permainan yang cukup jauh, mereka akhirnya memilih untuk menumpuk pemain di area pertahanan sendiri untuk mempersempit ruang yang harus mereka tutup.

    Fenomena seperti ini setidaknya terlihat dari hasil yang ditunjukan pada liga-liga terbesar Eropa seperti Inggris, Italia, Spanyol, dan Jerman. Jika kita lihat rata-rata penguasaan bola Chelsea mencapai 55%, Juventus mencapai 57%, dan Bayern Munich mendapai 70,2%. Hal tersebut menunjukan bahwa tim-tim juara dari keempat liga tahun ini cenderung memiliki penguasaan bola lebih tinggi dari lawannya.

    Namun, benarkah penguasaan bola masih dianggap penting saat ini? Apakah sebagian besar tim besar saat ini masih beranggapan bahwa menguasai bola adalah cara terbaik untuk memenangkan pertandingan? Dan apakah pola permainan ini masih akan terus ditunjukkan hingga musim depan?

    Kecenderungan seperti ini sebenarnya sudah dibantah Atletico Madrid di musim 2013/2014. Pada musim itu mereka berhasil menjadi juara La Liga dan menjadi runner-up Liga Champions tanpa memainkan penguasaan bola yang tinggi. Pada musim itu, rata-rata penguasaan bola Atletico hanya mencapai 48,9% di La Liga. Angka ini menempatkan mereka di posisi ke-10 dibandingkan penguasaan bola klub-klub La Liga musim itu.



    Hanya saja, Atletico juga tidak membiarkan begitu saja lawan-lawannya menguasai bola dan menciptakan peluang. Prinsip Atletico di musim tersebut adalah lawan boleh banyak menguasai bola, namun penguasaan bola tersebut tidak akan berbuah peluang menciptakan gol. Hal ini terbukti dengan jumlah tendangan ke gawang mereka yang hanya 9,1 per pertandingan. Hanya Barcelona yang memiliki angka lebih rendah dari Atletico pada musim tersebut.

    Saat lawan menguasai bola di area pertahanan Atletico, mereka langsung melakukan pressing tinggi sehingga lawan tidak bisa mengalirkan bola dan menciptakan peluang mencetak gol. Mereka pun tercatat sebagai klub yang paling banyak melakukan tekel berhasil dalam satu musim. Tercatat mereka melakukan 24,6 kali per game. Dan hasilnya, gawang mereka pun menjadi gawang yang paling sedikit kemasukan di musim itu. Total dalam satu musim Atletico hanya kemasukan 26 gol.

    Namun hasil berbeda diraih Atletico pada musim 2014/2015. Padahal mereka masih memainkan cara yang sama dan tetap menunjukan performa yang sama pula. Catatan statistik mereka tetap menunjukkan sebagai tim yang sedikit mendapatkan ancaman dari lawan dengan hanya 8,6 kali per pertandingannya. Lagi-lagi hanya Barcelona yang memiliki catatan lebih sedikit dari ini. Jumlah tekel yang dilakukan oleh pemain-pemain Atletico pun tetap yang tertinggi. Mereka mencatatkan 23,3 kali per pertandingan, dan menunjukkan bahwa pressing yang mereka lakukan saat bertahan tetap sama baiknya dengan musim sebelumnya.

    Lalu apa yang membuat Atletico tidak mampu mengulang prestasi yang sama dengan sebelumnya?

    Catatan yang berbeda dari Atletico musim ini dan musim sebelumnya terletak pada tingkat efektivitas pada penguasaan bola yang mereka lakukan. Atletico memang tidak membuat penguasaan bola dianggap penting dalam permainan mereka. Karena itu, dalam setiap pertandingannya mereka tidak akan banyak memainkan penguasaan bola.

    Namun, penguasaan bola yang tidak banyak itu justru menjadi hal yang penting bagi Atletico karena dalam penguasaan bola yang sedikit itu mereka harus bisa menciptakan gol. Dan di sinilah terjadi penurunan pada permainan Atletico.

    Pada musim 2013/2014 Atletico mencatatkan 189,2 operan per satu gol yang mereka ciptakan. Namun pada musim ini mereka membutuhkan 219,9 operan untuk menciptakan satu gol ke gawang lawan. Catatan ini serupa dengan apa yang terjadi pada musim 2012/2013 saat mereka juga tidak berhasil mencatatkan prestasi. Pada musim itu mereka membutuhkan 220 operan per satu gol yang mereka ciptakan.

    Dan ternyata, pola ini tidak hanya terjadi pada Atletico Madrid. Dalam hal ini Barcelona juga memiliki catatan yang serupa. Dalam 3 tahun terakhir, mereka juga menunjukan peningkatan dalam efektivitas penguasaan bola yang mereka lakukan.



    Catatan musim 2012/2013 menunjukkan, Barcelona membutuhkan 242 operan per satu gol yang mereka ciptakan. Di musim berikutnya mereka membutuhkan 240 operan untuk satu gol. Sedangkan pada musim lalu, ketika mereka berhasil meraih treble, angka ini membaik dengan menjadi hanya 228 operan per satu gol.

    Selain di Spanyol, efektivitas penguasaan bola ini juga terlihat di Inggris. Juara Liga Inggris, Chelsea, tercatat sebagai tim dengan penguasaan bola paling efektif dibandingkan klub-klub Inggris lainnya. Chelsea hanya membutuhkan 267 operan per satu gol yang mereka cetak di Liga Inggris musim ini.

    Hal ini menunjukan bahwa perkembangan saat ini mengarahkan pada pentingnya efektivitas dalam melakukan penguasaan bola. Bukan sekadar melakukan penguasaan bola yang bertele-tele. Baik klub yang memainkan penguasaan bola tinggi seperti Barcelona, atau klub yang cenderung membiarkan lawan menguasai bola seperti Chelsea dan Atletico, efektivitas saat mereka memiliki penguasaan bola untuk menghasilkan gol lah yang menentukan apakan mereka bisa memenangkan pertandingan atau tidak.



    ====

    * Penulis adalah editor dari @panditfootball, beredar di dunia maya dengan akun @aabimanyuu
    ** Foto-foto: AFP

    (roz/a2s)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game