Review Tengah Musim
Pembawa Perubahan Bernama Tuchel
 Reuters/Ina Fassbender
		Reuters/Ina Fassbender
    Tahun lalu Borussia Dortmund menghabiskan jeda paruh musim di zona degradasi. Liburan tidak pantas mereka jalani. Kali ini berbeda; Dortmund mengakhiri putaran pertama di peringkat kedua. Para pemain, termasuk pelatih kepala – terutama pelatih kepala – pantas menerima dan menikmati jeda.
Dortmund begitu kacau di putaran pertama musim lalu hingga kebangkitan di putaran kedua pun hanya mampu membawa Dortmund mengakhiri musim di peringkat ketujuh; tepat di luar zona Europa League dan di belakang kesebelasan saingan, Schalke 04. Karena VfL Wolfsburg selaku peraih tiket Europa League via jalur juara DFB-Pokal sudah lolos ke Champions League via peringkat Bundesliga, Dortmund mendapat hak memasuki Europa League dari putaran ketiga.
Sepanjang musim lalu Dortmund hanya berhasil mengumpulkan 46 angka dari 13 kemenangan dan tujuh hasil imbang. Dortmund kalah sebanyak 14 kali dan sepanjang musim kesebelasan berjuluk die Schwarzgelben ini hanya berhasil mencetak 47 gol.
Jürgen Klopp mundur di akhir musim. Sang pengganti, Thomas Tuchel, membawa Dortmund mencetak jumlah gol yang sama dalam separuh musim saja. Dortmund pun sudah mengantungi 12 kemenangan; satu kemenangan lebih sedikit dari total jumlah kemenangan musim lalu, dan masih ada 17 pertandingan tersisa untuk melampauinya.
Sangat mungkin musim ini Dortmund melampaui catatan mereka musim lalu karena Tuchel telah mengubah Dortmund menjadi mesin pencetak gol – Dortmund adalah kesebelasan paling produktif di putaran pertama musim ini. Dengan sendirinya Dortmund menjadi mesin peraih kemenangan.
Untuk sepuluh pemain yang pergi – Kevin Kampl, Mitchell Langerak, Miloš Jojić, Kevin Grosskreutz, Jeremy Dudziak, Zlatan Alomerović, Oliver Kirch dilepas permanen; Sebastian Kehl pensiun; Ciro Immobile dan Jakub Błaszczykowski dipinjamkan – Tuchel membawa lima pemain. Roman Bürki dan Julian Weigl langsung menjadi andalan sementara Gonzalo Castro, Joo-Ho Park, dan Adnan Januzaj tetap mendapat kesempatan bermain dalam kebijakan rotasi Tuchel. Jumlahnya sedikit namun mereka jelas berguna. Para pemain yang bergabung dengan Dortmund musim ini adalah pemain-pemain yang Tuchel butuhkan.
Bürki langsung menggeser Roman Weidenfeller sebagai penjaga gawang utama. Sementara itu Weigl, walau berusia muda dan didatangkan dari divisi kedua, menjadi pemain yang tidak tergantikan. Bersama İlkay Gündoğan dirinya memastikan bola tetap mengalir dalam penguasaan para pemain Dortmund.
Begitu banyak keterlibatan Weigl dalam permainan sehingga pada pertandingan melawan Eintracht Frankfurt (pekan ke-16) Weigl menorehkan rekor; 189 sentuhan dalam satu pertandingan Bundesliga yang merupakan terbanyak dalam sejarah. Bahkan Xabi Alonso yang jauh lebih berpengalaman pun belum berhasil menorehkan catatan semacam itu.
Selain membawa pemain baru yang ia butuhkan, Tuchel pun mengubah pemain lama menjadi pemain baru. Matthias Ginter, seorang gelandang sepanjang kariernya, Tuchel pindahkan ke posisi full-back kanan. Kini Ginter mengaku bahwa dirinya seorang bek kanan.
Tidak hanya mengubah, Tuchel juga menyempurnakan. Pierre-Emerick Aubameyang menjalani musim tersuburnya di bawah arahan Tuchel. Dari 23 pertandingan di segala kompetisi, 24 gol telah dicetaknya.
Aubameyang bukan satu-satunya. Semua pemain Dortmund merasakan hasil kerja Tuchel. Pemahaman taktik mereka kini lebih baik. Para pemain Dortmund pun sekarang lebih paham penguasaan bola dan positioning.
Berubah Tanpa Memaksa
Thomas Tuchel membawa perubahan tanpa memaksa. Ia tidak menghapus peninggalan Jürgen Klopp. Tuchel tetap mempertahankan serangan cepat yang menjadi ciri khas Klopp. Gegenpressing pun tidak dilupakan sepenuhnya walau Tuchel membawa pendekatan tanpa bola yang berbeda. Hal baru lainnya yang Tuchel bawa adalah positioning dan penguasaan bola.
Dortmund yang dulu selalu kerepotan berhadapan dengan kesebelasan yang tidak bermain terbuka sekarang mampu membongkar pertahanan lawan yang rapat. Sementara Klopp hanya mengarahkan para pemainnya ketika tidak menguasai bola, Tuchel mengatur sedemikian rupa siapa-berdiri-di-mana-dan-melakukan apa ketika Dortmund menyerang.
Tuchel pun membuat lawan kesulitan dengan kemampuannya mengubah susunan pemain dan taktik ketika pertandingan sedang berjalan. Dengan positional play Tuchel membuat para pemain Dortmund terus menguasai bola dan dengannya pula para pemain Dortmund menciptakan peluang demi peluang.
Kedua bek sayap memainkan peran penting dalam serangan Tuchel. Keduanya berada dekat garis tepi untuk memperlebar area permainan. Cara ini menempatkan lawan di posisi dilematis: ikut bermain melebar berarti membuka celah di tengah, sedangkan bermain rapat berarti membebaskan Dortmund menyerang lewat sayap.
Jika Dortmund melihat peluang menyerang lewat sayap mereka langsung melancarkan serangan secepat mungkin. Jika serangan lewat satu sisi gagal, Dortmund memindahkan serangan ke sisi lain lewat İlkay Gündoğan. Pergantian arah serangan dilakukan dengan cepat dan tidak jarang lawan
ketinggalan langkah. Assist cutback, karenanya, menjadi pemandangan biasa jika menyaksikan pertandingan Dortmund musim ini.
Positioning Tuchel membuat susunan pemain Dortmund kaya akan pola segitiga dan berlian yang sangat berguna dalam penguasaan bola. Sangat berguna sehingga bahkan, ketika Dortmund ditekan saat bola dalam penguasaan bek tengah pun, tidak perlu semua pemain Dortmund yang lain turun untuk membantu. Cukup Julian Weigl dan Gündoğan saja.
Taktik Tuchel, walau demikian, tetap menyimpan kekurangan. Bek sayap yang memainkan peran penting dalam serangan seringkali menjadi titik lemah Dortmund. Bahkan Hannover 96, yang kalah 2-4 ketika berhadapan dengan Dortmund, berhasil mencetak kedua gol mereka dengan menyerang lewat sisi kiri pertahanan Dortmund yang ditinggalkan Marcel Schmelzer.
Bayern Munich juga mengalahkan Dortmund dengan skor telak 5-1 dengan mengeksploitasi garis pertahanan tinggi yang Dortmund mainkan. Sepanjang putaran pertama Dortmund kebobolan sebanyak 23 kali namun kebobolan bukan masalah karena dengan mengantungi lebih dari satu cara mencetak gol, Dortmund cukup kompeten mencetak dua gol untuk setiap satu gol yang bersarang di gawang mereka.
Selisih delapan angka dengan Bayern membuat Dortmund secara matematis masih mungkin menjadi juara. Namun mengingat Bayern begitu dominan musim ini, target juara Bundesliga sedikit kurang realistis walau tentu saja tidak mustahil.
Dortmund hanya perlu terus mempertahankan level permainan yang mereka tunjukkan sepanjang putaran pertama. Menang saja memang tidak cukup jika Bayern juga terus menang. Namun itu tentu lebih baik ketimbang Bayern terus menang sedangkan Dortmund angin-anginan. Setidaknya, hal tersebut bisa membuat Bayern berhati-hati sepanjang musim.
====
*penulis biasa membahas sepakbola Jerman di situs @panditfootball, beredar di dunia maya dengan akun @nurshiddiq.


 
     
 
            
 
		 
		 
		




