Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Tactics

    Cara Menghentikan Leicester Mencetak Gol

    Fransetya Vady Aditya - detikSport
    REUTERS REUTERS
    Jakarta -

    Pertandingan Leicester City menghadapi Manchester City tengah malam nanti semestinya menghadirkan pertandingan yang menarik. Bagaimana tidak? Keduanya merupakan kesebelasan tersubur di Premier league dengan 37 gol. Kesebelasan yang hampir mendekati jumlah gol keduanya hanyalah Everton dengan 32 gol.

    Namun, ada hal yang menarik soal Leicester. Dari 18 pertandingan yang telah dilakoni, hanya pada satu pertandingan mereka tak mencetak gol, yakni pada pekan lalu saat dikandaskan Liverpool 0-1. Di sisi lain, capaian gol Manchester City terbilang tidak stabil.

    Mereka pernah sekali mencetak enam gol ke gawang Newcastle United, lalu sekali mencetak lima gol ke gawang AFC Bournemouth (dan Crystal Palace di ajang Piala Liga). Namun, di sisi lain, mereka pernah tak mencetak gol saat ditahan imbang Manchester United dan tim juru kunci Aston Villa, serta dikalahkan tim semenjana Stoke City.

    Catatan gol City menyebar di 13 pemain dengan Sergio Aguero sebagai pencetak gol terbanyak dengan tujuh gol. Sementara itu keran gol Leicester City berpusat pada Jamie Vardy dan Riyad Mahrez, sementara pemain lainnya seolah asal lewat belaka.

    Dari catatan gol tersebut, semestinya mudah menghentikan Leicester City: matikan Vardy dan Mahrez. Namun, anehnya, sejumlah kesebelasan masih tidak mampu membendung Vardy dan Mahrez mencetak gol dalam setiap pertandingan. Padahal, teorinyanya mudah.

    Untuk menghentikan Leicester mencetak gol, perlu diperhatikan dari bagaimana cara mereka mencetak gol.

    Dari dalam Kotak Penalti


    [Gambar 1 Daerah arah tendangan yang membuat Leicester City mencetak gol . Sumber: Squawka]

    Catatan gol Leicester memang unik. Dari 37 gol, semuanya didapatkan dari upaya di dalam kotak penalti. Artinya, untuk menghentikan Leicester mencetak gol, tim lawan hanya perlu memasang sebanyak mungkin pemain di dalam kotak penalti demi menghadang Vardy dan Mahrez masuk ke dalamnya.

    Sialnya, hal ini gagal diaplikasikan. Ini tak lain karena Leicester justru mampu mencetak gol saat lawan menyerang. Akibatnya, lini pertahanan menjadi longgar dan para pemain Leicester pun bisa masuk ke dalam kotak penalti untuk mencetak gol. Kalau tidak percaya, coba tanyakan pada Manchester United. Bagaimana mereka menjadi saksi kehebatan Vardy yang mencetak gol dalam 11 pertandingan beruntun.

    Waspadai Gelandang Leicester

    Dari semua gelandang Leicester, barangkali hanya Mahrez dan N'Golo Kante yang biasa berlama-lama dengan bola. Sementara itu, Daniel Drinkwater, Andy King, dan Marc Albrighton, terkesan sering cepat-cepat mengirimkan umpan panjang.

    Drinkwater menjadi pemain nonkiper dengan umpan panjang terbanyak di Leicester dengan rata-rata 4,1 umpan per pertandingan. Umpan ini pula yang membuatnya memberikan tiga assist buat Vardy dan Mahrez.

    Salah satu cara agar Vardy tidak mengulang proses golnya yang lewat serangan balik cepat, amat perlu untuk menghentikan gelandang Leicester berlama-lama dengan bola. Pressing ketat bisa dilakukan agar mereka terus menerus melakukan kesalahan dan gagal mengirimkan umpan pada Vardy.

    Sialnya, bukan cuma para gelandang yang mesti diwaspadai, tetapi juga Christian Fuchs yang posisi aslinya sebagai full-back kiri dan Leonardo Ulloa yang berposisi sebagai penyerang. Fuchs sudah mengirimkan satu assist, sementara Ulloa dua assist.

    Salah satu momen saat gelandang Leicester dimatikan adalah saat menahan imbang Manchester United. Vardy justru mendapatkan umpan matang dari Fuchs yang bergerak ke sisi kanan hingga lebih dari tengah lapangan, padahal posisi aslinya di sebelah kiri.



    Cekal Albrighton!

    Ini merupakan salah satu prinsip dasar untuk mengalahkan Leicester. Pemain penting yang berkontribusi untuk gol Leiceseter selain Vardy dan Mahrez adalah Marc Albrighton. Saat ini, mantan pemain Aston Villa ini telah melepaskan enam assist, terbanyak kedua setelah Mahrez dengan tujuh assist.

    Rata-rata umpan kunci Albrighton pun terbilang banyak dengan dua key passes dalam satu pertandingan. Ia pun menjadi pengirim umpan silang terbanyak buat Leicester.

    Albrighton yang berkaki alami kanan, bermain di sisi kiri. Salah satu kelebihannya adalah masuk ke area tengah di belakang penyerang. Pergerakan di sisi kiri ini membuatnya mengirimkan dua assist untuk gol Vardy dan Mahrez kala menghadapi Sunderland pada pekan pertama. Ia pun mencetak gol dari perebutan bola di dalam kotak penalti.

    Peran Albrighton memang kentara dalam setiap kemenangan Leicester. Untuk menghentikannya memberi peluang, Anda bisa memberikan pressing ketat kepadanya, sehingga ia tak berperan begitu banyak dalam pertandingan. Selain itu juga, paksa ia untuk selalu bergerak melebar dan menggunakan kaki kirinya, kakinya yang lemah.

    Saat dikalahkan Liverpool misalnya, selain tak bisa mencetak gol, jumlah umpan sukses Albrighton pun terbilang buruk. Presentase umpan suksesnya hanya 37,5% dari 16 umpan yang ia lepaskan!

    Pressing Liverpool pula yang membuat para pemain Leicester banyak melakukan kesalahan individual. Akibatnya mereka sering kehilangan penguasaan bola dan gagal untuk pertama kalinya menciptakan gol.



    Jangan Puas Diri

    Ini adalah salah satu peringatan dini sebelum menghadapi Leicester. Mengapa? Karena Leicester bisa dengan tiba-tiba mencetak gol untuk membalikkan keadaan. Dari 18 pertandingan, enam di antaranya Leicester tertinggal terlebih dahulu. Dari enam pertandingan tersebut, empat di antaranya berakhir seri, dan dua lainnya berakhir untuk kemenangan Leicester. Hebat?

    Tottenham menjadi kesebelasan pertama yang merasakan hal ini. Gol Dele Alli dibalas satu menit kemudian oleh tendangan Mahrez. Sepekan berselang, giliran AFC Bournemouth yang harus puas dengan hasil imbang 1-1.

    Kemampuan Ranieri memberi arahan pada anak asunya kian meningkat pada pekan selanjutnya kala menghadapi Aston Villa. Leicester awalnya tertinggal dua gol terlebih dahulu. Namun, hanya dalam tempo 18 menit, mereka berhasil membalikkan keadaan.

    Hal serupa juga terjadi saat Leicester ditahan imbang 2-2 oleh Stoke pada pekan selanjutnya. Kebobolan dua gol terlebih dahulu tidak membuat Leicester menyerah. Mereka justru dapat mencetak dua gol dalam tempo sama: 18 menit.

    Skenario yang sama pun terjadi kala dijamu Southampton. Ketinggalan dua gol, Leicester kembali mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2.

    Sementara itu pada akhir Oktober, Leicester sempat tertinggal 0-1 dari West Bromwich Albion. Lalu, dalam tempo 20 menit, mereka mampu mencetak tiga gol untuk memenangkan pertandingan dengan skor 3-2.

    Baca juga: Cara Membobol Gawang Leicester City

    Kesimpulan

    Dari paparan di atas, cara termudah menghentikan Leicester adalah dengan parkir bus. Penguasaan bola yang superior saja tidak cukup untuk menghentikan Leicester mencetak gol. Meski Everton, Chelsea, dan Manchester United unggul lebih dari 60% penguasaan bola, mereka tetap saja tak bisa menang dari Leicester. Memaksa Leicester beroperasi di depan luar kotak penalti berarti memperkecil peluang The Foxes untuk mencetak gol.

    Jika ada sektor yang patut diwaspadai, mereka adalah para gelandang Leicester. Pasalnya, Jamie Vardy tak akan seganas ini kalau tidak disokong umpan-umpan dari N'Golo Kante dan Marc Albrighton. Namun, jangan lupakan pula kalau Leicester punya Fuchs yang punya visi bermain yang tak kalah baik.

    Satu hal yang mesti diambil pelajaran adalah jangan sekali-kali menganggap enteng apalagi sudah mencetak gol terlebih dahulu. Terbukti dari enam pertandingan di mana Leicester kebobolan terlebih dahulu, dua kali mereka menang dan empat kali seri.

    Capaian ini tentu amat istimewa terlebih kalau saya berikan satu rahasia: Leicester mencetak gol penentu pada babak kedua!

    Ya, ini artinya Ranieri seolah hanya mengamati pada babak pertama, lalu meracik strategi melawan taktik musuh pada babak kedua. Tentu ini bukan kebetulan karena dari 37 gol, 23 di antaranya dicetak pada babak kedua.

    Melihat catatan impresif semacam ini, tentu sulit, meskipun bukan menjadi misi yang mustahil (mission impossible) untuk menghentikan Leicester mencetak gol.


    ====

    * Akun twitter penulis: @Aditz92 dari @panditfootball

    (a2s/din)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game