Masukkan kata pencarian minimal 3 karakter
Searching.. Please Wait
    Tactics

    Membedah Pola Permainan Manchester United

    Ammar Mildandaru P. - detikSport
    Foto: Reuters / Lee Smith Foto: Reuters / Lee Smith
    Jakarta - Manchester United berhasil melakukan sapu bersih dengan empat kemenangan di awal musim. Tiga kemenangan beruntun didapat dari Liga Primer Inggris, dan satu sisanya saat menang di ajang Community Shield saat mengalahkan juara bertahan Liga Primer, Leicester City.

    Hasil tersebut jelas merupakan hal yang positif menjelang jeda internasional pekan lalu. Karena setelah itu 'Setan Merah' akan menghadapi lawan berat, derby menghadapi Manchester City serta pertandingan Liga Europa melawan Feyenoord. Meski begitu, bukan berarti Man United sekarang sudah dalam kondisi sempurna. Masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki Mourinho jika ia ingin mengangkat piala pada akhir musim nanti.

    Mourinho tak melakukan transfer apapun pada pekan terakhir penutupan bursa transfer akhir Agustus lalu. Paul Pogba menjadi pemain terakhir yang ia datangkan ke Old Trafford; setelah Eric Baily, Henrikh Mkhitaryan, dan Zlatan Ibrahimovic.

    "Saya memiliki 23 pemain dalam skuat dan, pada prinsipnya, tak ada seorang pun yang akan pergi dan tidak akan ada yang datang," kata Mourinho pada konferensi pers menjelang pertandingan melawan Hull City (27/8).

    "Ini lebih dari cukup dan jika Anda memiliki masalah atau kesempatan maka saya memiliki beberapa pemain muda di akademi, saya akan lebih senang untuk memberikan kesempatan pada mereka," tambahnya.

    Dari pernyataan di atas menurut Mourinho, ia terdengar sudah puas dengan skuat Man United yang dipunyai saat ini. Untuk itu manajer asal Portugal tersebut hanya tinggal menemukan strategi jitu untuk menghadapi kompetisi ke depan.

    Jika melihat para pemain yang diturunkan di tiga laga terakhir. Susunan pemain inti United sebenarnya sudah terlihat jelas. Meski tak menutup kemungkinan untuk melakukan beberapa perubahan karena ia masih memiliki pemain yang tak kalah hebat di bangku cadangan.



    *Pogba baru bermain saat ia resmi berseragam Man United, yakni melawan Southampton dan Hull City. Di laga sebelumnya melawan Bournemouth, posisi ini diisi oleh Ander Herrera.

    Poros Ganda Fellaini-Pogba

    Di formasi dasar 4-2-3-1, dua pemain di tengah atau biasa disebut poros ganda adalah kunci permainan. Di skema Mourinho posisi tersebut ditempati oleh Paul Pogba dan Marouane Fellaini. Jika diibaratkan sebagai kendaraan mereka adalah mesin utama.

    Tugas utama keduanya sebenarnya hampir sama yakni memenangi bola di lini tengah, sehingga tim dapat menguasai jalannya pertandingan. Hanya saja perannya yang kemudian dibagi-bagi.

    Fellaini yang punya keunggulan secara fisik, berperan sebagai ball-winning midfielder. Konsentrasinya lebih ke pertahanan, di antaranya adalah melakukan duel-duel dengan pemain lawan atau mencegah serangan balik lawan. Maka dari itu, di bawah kendali Mourinho kita jarang melihat ia berada di area sepertiga akhir, kecuali di situasi bola mati.

    Perannya tersebut juga ia kuasai dengan baik. Fellaini bermain lebih disiplin dan rapi menjaga areanya agar tidak ditembus oleh lawan. Sikutan-sikutan kasar yang identik dengan pemain asal Belgia tersebut pada musim lalu juga belum tampak sejauh ini.

    Sedangkan pemain termahal dunia saat ini, Paul Pogba, punya peran lebih kompleks. Tugasnya hampir sama dengan Fellaini, hanya saja ia lebih dikonsentrasikan ke lini serang. Selama ini peran seperti itu banyak dikenal dengan istilah gelandang box-to-box. Pemain berusia 23 tahun itu memang punya kemampuan untuk itu. Tak heran kemudian Mourinho begitu berhasrat mendatangkannya di bursa transfer kali ini meski merogoh kocek yang luar biasa dalam.

    Bahkan di skuat United sekarang peran ini bakal sulit digantikan. Pogba bisa mencetak gol, memberi umpan, memenangi duel udara, hingga menggiring bola melewati 1-2 lawan. Berdasarkan kemampuannya itu Man United bisa menyerang lebih direct, tak lagi berputar-putar seperti saat era seorang meneer Belanda musim lalu.

    Pada saat mendapatkan bola di tengah, Pogba dapat melewati lawan atau memenangi duel lainnya. Sehingga ia punya opsi terbuka terhadap gawang, untuk kemudian menembak atau memberi umpan tanpa banyak halangan ke sepertiga akhir. Hal semacam ini yang tak dipunyai pemain Man United lain (musim lalu), sehingga pilihannya hanya memberi umpan ke sayap, bahkan ke belakang.

    Mencari Variasi Lain Serangan dari Lini Tengah

    Seperti yang sudah disebutkan di atas, meski skema utama Man United sudah terbentuk namun Mourinho tetap membutuhkan variasi. Variasi ini diperlukan jika ada pemain yang absen atau dalam situasi taktikal berdasarkan lawan di lapangan.

    Ujian seperti ini bahkan langsung muncul selepas lawan melawan Hull City, sang manajer konfirmasi bahwa Fellaini menderita cedera punggung yang serius. Tetapi kabar baiknya bagi Setan Merah, ia dikabarkan sudah dalam kondisi siap tempur melawan Man City akhir pekan nanti.

    Pada saat bertemu Hull juga taktik Mourinho tersebut diuji. Man United menghadapi lawan yang dalam kondisi pincang, yakni hanya punya 14 pemain dalam kondisi fit. Maka tak heran kemudian Hull yang meski berstatus tuan rumah bermain sangat bertahan.

    Hampir sepanjang pertandingan anak asuh Mike Phelan ini hanya menyisakan satu orang penyerang di depan. Bahkan untuk sekadar melakukan serangan balik saja mereka kesulitan karena dengan mudah dihalau pertahanan United.

    Di laga ini salah satu kelemahan Man United juga mulai terlihat. Mereka masih kesulitan menghadapi lawan yang menggunakan taktik bertahan semacam Hull tersebut. Penetrasi yang dilakukan belum berhasil menciptakan banyak peluang matang di kotak penalti.



    Grafis model serangan Manchester United

    Cara menyerang seperti ini memungkinkan Valencia dan Luke Shaw yang menjadi full-back bisa aktif menyerang. Namun sayangnya Juan Mata dan Martial yang berada di sayap depannya belum bisa menjadi ancaman berarti bagi gawang lawan. Nama pertama memang sudah menyumbangkan satu gol bagi Setan Merah, hanya saja pemain asal Spanyol ini harus berada dalam situasi bebas yang pasti tak terjadi di setiap saat.

    Sedangkan masalah yang ada bagi Martial adalah posisinya yang seolah berbenturan dengan pemain lain. Akibatnya ia terkesan menjadi tidak berkontribusi terhadap tim. Luke Shaw yang naik saat menyerang dan Pogba hingga sepertiga akhir, ditambah dengan Rooney dan Mata yang juga beroperasi di daerah tersebut, membuat posisi Martial menjadi terkurung. Dia jelas tak mungkin ditugaskan sebagai winger murni.

    Posisi ideal sebenarnya memintanya untuk naik sejajar atau masuk ke kotak penalti menemani Ibrahimovic. Hanya saja opsi ini tak dipilih oleh Mourinho, bisa jadi karena ia menghkhawatirkan serangan balik lawan lewat sisi yang ditinggalkan tersebut. Karena saat menyerang hanya tersisa Fellaini dan dua bek saja di belakang.

    Memanfaatkan Kedalaman Skuat 'Setan Merah'

    Jika ditelaah, apa yang dikatakan Mourinho mengenai komposisi skuat yang memuaskan, ada benarnya. Bayangkan saja, di posisi belakang misalnya, masih ada nama Chris Smalling dan Phil Jones. Kemudian di full-back nama Matteo Darmian dan Marcos Rojo juga tak bisa dipandang sebelah mata, dan perlu diingat mereka hanyalah pemain cadangan. Juga sebagai pelapis David de Gea, Sergio Romero masih punya nama besar karena ia adalah kiper utama tim nasional Argentina.

    Di lini tengah, komposisinya lebih mengerikan lagi, bahkan bisa dibillang Man United dalam kondisi surplus pemain. Ander Herrera, Michael Carrick, Bastian Schweinsteiger, dan Morgan Schneiderlin siap mengisi barisan penunjang di tengah. Untuk sektor gelandang serang dan sayap masih menyisakan nama-nama seperti Memphis Depay, Ashley Young, Jesse Lingard, hingga Henrikh Mkhitaryan.

    Terakhir di ujung tombak, Mourinho tak perlu pusing karena masih ada pemain muda ajaib Marcus Rashford. Meski masih berusia 18 tahun ia sudah membuktikan kapasitasnya sebagai penyerang yang bisa mencetak gol dari segala posisi.

    Perlu diingat, nama-nama di atas bukanlah pemain yang sering menghuni starting XI Man United asuhan Mourinho. Banyaknya nama-nama alternatif ini membuat Mourinho seharusnya masih punya banyak alternatif strategi untuk menghadapi lawan-lawan yang berbeda. Meski pola permainannya terlihat rigid, namun ia bisa dengan mudah mengganti pola permainan berdasarkan situasi lapangan secara langsung.

    Masih dari contoh pertandingan melawan Hull City di pekan ketiga Liga Inggris lalu. Saat itu manajer asal Portugal tersebut langsung memasukkan Rashford dan Mkhitaryan ketika situasi deadlock. Dampaknya langsung terasa, aliran bola berubah lebih cair hingga akhirnya gol tunggal menit akhir membuat Man United bisa meraih kemenangan.

    ***

    Akhir pekan ini, Manchester United akan menghadapi rival sekotanya Manchester City (10/9). Melihat peta persaingan sementara ini laga tersebut menjadi penting sebagai jalan meraih gelar juara. Mourinho bisa saja mengganti pakem bermainnya nanti. Sesuatu yang tak sulit karena sekali lagi, ia punya banyak pasukan yang siap di daftar pemain yang ada.

    ====

    *dianalisis oleh @mildandaru dari @panditfootball.

    (roz/roz)
    Kontak Informasi Detikcom
    Redaksi: redaksi[at]detik.com
    Media Partner: promosi[at]detik.com
    Iklan: sales[at]detik.com
    More About the Game