Piala AFF: Ajang Pembuktian Indonesia di Tengah Segala Prahara

Serangkaian uji tanding yang dilakukan pun sekaligus merupakan bagian persiapan timnas Piala AFF 2016. Beruntung Indonesia tetap berhak tampil di ajang dua tahunan tersebut, bahkan tanpa melalui babak kualifikasi.
Dengan empat uji tanding yang telah dilakoni timnas serta pemusatan latihan sekitar tiga bulan, ini menunjukkan bahwa Indonesia cukup serius menghadapi Piala AFF 2016. Maklum, selain Piala AFF 2016 menjadi ajang kembalinya timnas Indonesia berkompetisi, Indonesia belum sekalipun meraih juara Piala AFF meski empat kali melangkah ke final.
Lantas, bagaimana peta kekuatan timnas Indonesia di Piala AFF 2016 ini? Apakah mampu menaklukkan lawan-lawannya di Grup A, yakni Thailand, Filipina dan Singapura?
Keterbatasan Riedl Memilih Pemain
Ketika hukuman terhadap Indonesia dicabut FIFA, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) langsung menunjuk Alfred Riedl sebagai pelatih timnas. Perlu digarisbawahi, Riedl sebelumnya sudah dua kali menjadi pelatih timnas Indonesia, pada 2010/2011 dan 2013/2014. Maka ini merupakan ketiga kalinya Riedl menangani Indonesia di Piala AFF.
Pada 2010, Riedl nyaris mengantarkan Indonesia menjadi juara Piala AFF. Namun sayangnya, pada babak final, Indonesia takluk dari Malaysia dengan agregat 2-4, dengan isu suap membumbui kekalahan timnas kala itu.
Riedl kembali menangani Indonesia di Piala AFF pada 2014. Namun tak seperti pada kesempatan pertamanya, pelatih asal Austria tersebut gagal memberikan prestasi yang lebih baik. Indonesia bahkan harus tersingkir lebih dini karena hanya mampu menempati peringkat ketiga ketika tergabung satu grup dengan Vietnam, Filipina, dan Laos.
Kembali dipercaya menangani skuat timnas Indonesia pada Piala AFF 2016, harapan masyarakat Indonesia pada Riedl jelas semakin meninggi. Apalagi dengan pengalaman Riedl yang tidak hanya lama berkecimpung di sepakbola Indonesia, tapi juga sepakbola Asia Tenggara, Riedl mungkin sudah tahu betul peta kekuatan negara-negara Asia Tenggara.
[Baca Juga: Menerima Nasib dan Memenuhi Takdir dengan Piala AFF]
Hanya saja Riedl memiliki masalah yang cukup pelik kali ini. Karena pada Piala AFF 2016 ini, meski memiliki persiapan lebih lama dibanding tahun 2014 lalu, mantan pelatih yang pernah menukangi timnas Vietnam dan Laos ini tak leluasa dalam pemilihan pemain.
Hal ini dikarenakan masih berjalannya Indonesia Soccer Championship 2016 yang jadwalnya enggan terganggu. Dengan klub-klub yang masih berkompetisi, akhirnya Riedl hanya boleh memanggil maksimal dua pemain per klub.
Aturan dua pemain per klub ini tentunya membuat Riedl tak bisa memanggil setiap pemain terbaik yang cocok dengan skema yang ia siapkan. Di Arema Cronus dan Persib Bandung yang dihuni oleh banyak pemain berlabel timnas misalnya, Riedl tetap hanya bisa memilih dua pemain saja per klub.
Karenanya tak heran banyak wajah-wajah baru dalam skuat timnas. Sebelum 23 pemain untuk Piala AFF 2016 diumumkan, nama-nama seperti Indra Kahfi, Dedi Gusmawan, Ichsan Kurniawan, Irsyad Maulana, Septian David, Adam Alis, dan Putu Gede mendapatkan kesempatan untuk berlaga pada uji tanding atau sekadar ikut pemusatan latihan timnas sebelum dicoret.
Sementara untuk Yanto Basna, Fachrudin, Benny Wahyudi, Andritany Ardhyasa, Lerby Eliandri, dan Abduh Lestaluhu yang juga sebelumnya kurang mendapatkan jam terbang banyak di timnas, memiliki kans untuk menghuni skuat utama di Piala AFF 2016 nanti.
Skuat Indonesia kali ini juga akan kembali diperkuat Andik Vermansyah dan Stefano Lilipaly yang bermain di luar Indonesia. Sebelumnya, Irfan Bachdim yang bermain di Consadole Sapporo (Jepang) pun sempat menghiasi skuat timnas, sebelum dicoret karena mengalami cedera.
Skema Pressing yang Bisa Menjadi Bumerang
Dalam menghadapi Piala AFF 2016, Riedl memiliki empat kesempatan untuk menjajal skema permainan yang ia siapkan dalam uji tanding. Dari empat laga tersebut, Indonesia menorehkan satu kemenangan, dua kali imbang, dan satu kekalahan.
Dari empat laga uji tanding pun tampaknya sudah cukup tergambarkan siapa-siapa saja yang akan menghuni susunan pemain utama Indonesia di Piala AFF 2016 nanti, setidaknya untuk menjalani laga pertama menghadapi Thailand.
![]() |
Indonesia akan menggunakan formasi dasar 4-4-2, sebagaimana yang diperagakan dalam empat pertandingan uji tanding. Untuk sejumlah posisi, Riedl tampaknya telah menemukan pemain yang akan menjadi pemain utama.
Dari grafis di atas juga terlihat bagaimana Riedl cukup mengandalkan Irfan Bachdim untuk berduet dengan kapten tim, Boaz Solossa. Mantan penyerang Persema Malang tersebut absen pada laga menghadapi Myanmar pun lebih karena mendapatkan cedera, sehingga kemudian digantikan Lerby.
Namun sialnya, penyerang berusia 26 tahun tersebut tidak akan menghuni lini depan timnas Indonesia di Piala AFF 2016 nanti karena mendapatkan cedera yang mengharuskan dirinya dicoret.
Cederanya Irfan ini memang bisa dibilang menjadi bencana bagi Riedl. Pemain keturunan Belanda ini merupakan penyerang yang cocok berduet dengan Boaz serta mampu menjalankan instruksi Riedl dengan baik, khususnya saat melakukan pressing.
Dalam skema permainan Riedl sekarang ini, Indonesia akan lebih mengutamakan skema pressing yang dilakukan sejak di lini pertahanan lawan. Indonesia akan berusaha merusak skema penyerangan lawan ketika pemain bertahan lawan menguasai bola. Inilah yang terus dimantapkan Indonesia seminggu menjelang laga pertama menghadapi Thailand berlangsung.
Namun anehnya, skema ini tak terlihat pada empat pertandingan Indonesia dalam uji tanding. Para pemain Indonesia lebih sering bermain dengan garis pertahanan rendah ketika tak menguasai bola, atau setidaknya hanya melakukan pressing ketika bola serangan lawan memasuki area final third.
Jika skema pressing memang akan dipraktikkan, entah sepanjang gelaran Piala AFF 2016 atau pun hanya satu-dua pertandingan, Indonesia patut waspada akan kebugaran dan stamina pemain. Karena yang terlihat, pada babak kedua biasanya para pemain Indonesia mulai menurunkan intensitas serangan maupun pressing yang merupakan bagian dari tergerusnya stamina pemain. Laga melawan Vietnam di Hanoi menjadi bukti di mana Indonesia yang sempat unggul dua kali kecolongan dua gol di babak kedua.
[Baca Juga: Indonesia vs Thailand di Laga Pertama, Ini Jadwal Piala AFF 2016]
Selain harus terbiasa dengan pressing, para pemain Indonesia juga harus beradaptasi dengan formasi dasar 4-4-2. Formasi ini cukup memakan waktu bagi para pemain Indonesia untuk bisa beradaptasi, karena mayoritas klub di Indonesia menggunakan tiga gelandang tengah dengan pemain sayap yang lebih menyerang dan membantu satu penyerang.
"Saya lebih enak main di 4-2-3-1. Kalau 4-4-2 (Riedl), wing lebih bekerja keras untuk bertahan," tutur Zulham Zamrun ketika kami tanyai langsung.
Sementara itu dari empat pertandingan uji tanding, Indonesia justru terlihat begitu andal dalam serangan balik. Kecepatan Boaz Solossa dan Andik bisa dimanfaatkan dalam membangun serangan cepat. Pada laga melawan Malaysia dan dua kali menghadapi Vietnam, skema serangan balik berhasil membuahkan gol.
Hanya saja dengan absennya Irfan, segala kemungkinan bisa terjadi. Bukan tak mungkin Riedl tiba-tiba mengubah formasi dasar 4-4-2 andalannya menjadi 4-3-3 atau 4-2-3-1 ketika pertandingan berlangsung. Apalagi jika melihat skuat yang ada saat ini, ditambah penyerang seperti Lerby dan Ferdinan, yang terbiasa bermain sebagai satu penyerang tengah.
***
Persiapan Indonesia dalam menghadapi Piala AFF 2016 sebenarnya terbilang berjalan dengan baik. Hanya saja cedera Irfan Bachdim bisa membuat skema yang sudah disiapkan sebelumnya berantakan, terlebih penggantinya, Muchlis Hadi, belum teruji di level timnas senior.
Masalah tersebut seolah menambah panjang masalah timnas Indonesia pada Piala AFF 2016 ini. Ditambah dengan keterbatasan pemanggilan pemain, bisa dibilang Indonesia tidak tampil dengan skuat terbaiknya, yang membuat Indonesia semakin saja menjadi kuda hitam di Grup A Piala AFF 2016 ini.
Meskipun begitu, semoga Indonesia bisa mematahkan prediksi. Ya, semoga timnas Indonesia bisa memberikan kejutan pada lawan-lawan kuat macam Thailand dan Filipina sebagai pembuktian bahwa Indonesia merupakan salah satu negara kuat di Asia Tenggara, dan meraih prestasi tertinggi di Piala AFF 2016 di tengah segala kerinduan masyarakat Indonesia terhadap prestasi.
Ayo Indonesia!
====
*penulis adalah editor situs @panditfootball, beredar di dunia maya dengan akun @ardynshufi. (din/rin)