Sempat Ada Keributan
Kendati secara penyelenggaraan sukses, faktanya sebelum laga final digelar ada dua tim yang sempat bersitegang di hotel, tempat tim-tim FIBA Asia menginap. Tim Yordania melalui pelatihnya mengklaim mendapat serangan dari tim Lebanon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak Panpel sendiri sempat mengonfirmasi persoalan tersebut. Mereka menyebut keributan terjadi lantaran salah satu pemain Lebanon mengalami peristiwa kurang menyenangkan yang dilakukan oleh salah satu pemain Yordania di lift salah satu lantai tempat penginapan.
Pemain bersangkutan kemudian memberi tahu rekannya yang tengah makan di lantai dasar. Para pemain ini kemudian bergegas naik menuju lantai tempat rekannya tersebut mendapatkan peristiwa tidak menyenangkan.
Dalam perjalanan menuju lantai tersebut, sejumlah pemain Lebanon kemudian bertemu delegasi Yordania dan terjadi kericuhan.
"Tentu yang bisa jawab tidak bisa saya, tapi panitia. Tapi tentu kami dari FIBA, tadi juga sempat dirapatkan bagaimana hal ini jadi perhatian penting buat FIBA. Apalagi FIBA memang menganut fairness dari pertandingan. Dan tentu tingkatannya antara panitia dan FIBA. Tak bisa pada saya sendiri," kata Erick Thohir menanggapi hal tersebut.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana FIBA Asia Cup 2022 Junas Miradiarsyah, secara terpisah mengatakan telah melaporkan situasi tersebut kepada FIBA, sembari melakukan langkah-langkah antisipatif.
"Benar ada kericuhan yang terjadi melibatkan tim Yordania dan Lebanon. Meski ini terjadi di luar lapangan, penanganan keamanan di lokasi sebagai LOC langsung mengambil langkah-langkah responsif dan antisipatif dengan berkoordinasi dengan pihak kepolisian demi menjadikan kondisi kembali kondusif. Sebagai LOC, kami juga melaporkan kejadian ini kepada FIBA," kata Junas.
(mcy/cas)