Ducati kembali gagal merengkuh gelar juara dunia di MotoGP 2021. Ada beberapa seri yang dianggap kurang maksimal, tapi tak ada penyesalan menuju MotoGP 2022.
Ducati masih belum bisa mengakhiri puasa gelar sejak terakhir kali mengantarkan Casey Stoner jadi juara dunia 2007. Tapi musim lalu mereka tampil lebih kompetitif bersama dua jagoan baru, Francesco Bagnaia dan Jack Miller.
Bagnaia yang sebenarnya diproyeksikan jadi pebalap kedua, malah tampil apik dan bertarung ketat dengan rider Yamaha Fabio Quartararo. Akan tetapi jatuhnya Bagnaia di MotoGP Emilia Romagna mengakhiri persaingan dengan dua seri tersisa.
Baca juga: Quartararo Sempat Stres Jadi Penerus Rossi |
Bagnaia harus puas finis kedua di klasemen kejuaraan dunia dan Miller di urutan keempat. Direktur Keolahragaan Ducati Paolo Ciabatti sendiri tak menganggap momen jatuhnya Bagnaia di Emilia Romagna sebagai penyebab utama kegagalan tim.
Ada beberapa seri di mana hasilnya di bawah potensi, misal saat jatuh di MotoGP Italia, lalu finis ke-11 di MotoGP Styria karena balapan sempat dihentikan, dan finis ke-14 di MotoGP Inggris.
Baca juga: Apa Iya Motor Honda Dibangun untuk Marquez? |
"Ada beberapa balapan di mana saya merasa kami kehilangan sejumlah poin-poin kunci, yang seharusnya menjaga persaingan dengan Fabio terbuka sampai seri terakhir. Saya akan bilang pada dasarnya di Mugello, restart balapan di Austria, dan Silvestone," ungkap Paolo Ciabatti dikutip Crash.
"Saya tak merasa kami kehilangan kans saat jatuh di Misano, karena saat itu situasinya ya harus habis-habisan, kami butuh menang. Dan saya rasa Pecco menjalani balapan yang fantastis. Rasanya saat itu Marc (Marquez) juga sudah memutuskan puas dengan posisi kedua."
"Tapi tentu saja kemudian Pecco membuat kesalahan kecil dan jatuh, persaingan pun berakhir. Tapi kami puas. Kami merasa kami punya para pebalap untuk bisa mencoba memenangi kejuaraan musim depan," imbuhnya.