Cara PBSI Mediasi Kevin Sanjaya-Herry IP: Ngobrol, Makan, Selesai

ADVERTISEMENT

Cara PBSI Mediasi Kevin Sanjaya-Herry IP: Ngobrol, Makan, Selesai

Mercy Raya - Sport
Jumat, 30 Sep 2022 20:10 WIB
JAKARTA, INDONESIA - JUNE 10: Marcus Fernaldi Gideon (L) and Kevin Sanjaya Sukamuljo of Indonesia celebrate the victory in the Mens Doubles quarter finals match against Goh Sze Fei and Nur Izzuddin of Malaysia on day four of the Daihatsu Indonesia Masters at Istora Senayan on June 10, 2022 in Jakarta, Indonesia. (Photo by Shi Tang/Getty Images)
Kevin Sanjaya bersama Marcus Gideon, pasangannya di ganda putra. Foto: Getty Images/Shi Tang
Jakarta -

Kevin Sanjaya Sukamuljo dan pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi sudah "berdamai". Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna membeberkan proses mediasinya.

Kevin dan Herry IP menyita perhatian publik, khususnya pecinta bulutangkis, lantaran konflik keduanya yang muncul ke permukaan. Persoalan mereka pun sempat ditanggapi PBSI sebagai rumor, kendati baik Herry maupun Kevin sama-sama mengakui ada masalah di antara keduanya.

Herry menyebut Kevin sudah tak mau dilatih lagi olehnya. Sementara Kevin buka-bukaan tentang kondisinya sejak awal masuk Pelatnas. Dari mulai dianaktirikan hingga dijelek-jelekkan oleh pelatihnya tersebut dan puncaknya di Indonesia Open 2022.

Menyadari kondisi yang semakin tidak kondusif, PBSI pun melakukan penyisiran akar persoalan dari kedua belah pihak. Termasuk melakukan mediasi.

"Apa yang kami dilakukan di sini tidak ada hal-hal yang istimewa. Kami lakukan secara kekeluargaan karena hubungannya yang sangat baik, seperti orang tua dan anak. Itu lah yang kami kembangkan sekarang," kata Agung dalam jumpa pers Jumat (30/9/2022).

"Tapi kemudian karena ada masalah di publik, saya pribadi secara khusus melihat, mengevaluasi dulu satu per satu secara khusus kepada mereka dan mereka kita dorong ketemu. Kemudian saya lihat satu-satu, saya minta Pak Alex Tirta lihat bicara dengan teman-teman yang dari ganda. Bicara dari hati ke hati saja, dari situ kami tahu masalahnya. Masalahnya sederhana. Jadi masalah kemudian karena ada sedikit 'slek'. Manusia biasa, ya, bukan karena sengaja. Kemudian kami luruskan, kami panggil saja bicara dari hati ke hati."

"Pertemuannya tak kami hitung. Kami panggil saja, tetapi dalam seminggu kami yang bekerja, saya dan teman-teman pengurus. Kami mendapatkan informasi ternyata bukan masalah besar serius, tapi masalah komunikasi saja dan bukan salah mereka juga."

"Sebenarnya karena intensitas kegiatan kita banyak sehingga masing-masing ada kelelahan, ada ungkapan kekecewaan, bisa dari mana-mana dan sayangnya kekecewaan itu sempat secara tak sengaja tereksploitasi. Dan karena masalahnya bukan masalah besar, menyelesaikannya juga tidak serius-serius amat. Tinggal diajak ngobrol, ngomong, makan, selesai deh urusannya. Begitu gambarannya," tuturnya.

(mcy/krs)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT