10 Kabar Duka Dunia Olahraga 2020: Kobe, Maradona, Sampai Rossi

10 Kabar Duka Dunia Olahraga 2020: Kobe, Maradona, Sampai Rossi

Kris Fathoni W - Sepakbola
Senin, 28 Des 2020 19:45 WIB
BEIJING, CHINA - NOVEMBER 26:  A staff arranged a photo in the Argentine Embassy for Mourning Diego Maradona on November 26, 2020 in Beijing, China.Diego Maradona, considered one of the biggest football stars in history, died at 60 from a heart attack on Wednesday in Buenos Aires.   (Photo by Di Yin/Getty Images)
10 Kabar Duka Dunia Olahraga 2020: Kobe, Maradona, Sampai Rossi. (Foto: Getty Images/Di Yin)
Jakarta -

Dunia olahraga di 2020 bukan cuma terimbas pandemi. Ada juga selubung duka, seiring berpulangnya sejumlah nama populer dan legenda. Berikut di antaranya.

Kobe Bryant

Legenda basket AS dan LA Lakers ini tewas dalam sebuah kecelakaan helikopter pada bulan Januari lalu. Kepergian Black Mamba sontak mengejutkan dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 26 Januari lalu Kobe Bryant dan putrinya Gianna (13 tahun) ada di dalam helikopter bersama tujuh orang lain. Helikopter itu mengalami kecelakaan fatal dekat Calabasas, California. Semua orang di helikopter itu tewas.

Kobe Bryant tutup usia di umur 41 tahun. Ia meninggalkan istri, Vanessa, dan tiga putri.

ADVERTISEMENT

Dalam kariernya, Kobe Bryant lima kali memenangi gelar NBA (2000, 2001, 2002, 2009 and 2010) bersama Lakers yang ia bela pada periode 1996-2016. Ia juga membantu Timnas Basket AS meraih dua medali emas Olimpiade, pada 2008 dan 2012.

Lukman Niode

Pada 17 April, dunia olahraga Indonesia mendapat kabar duka. Perenang legendaris Lukman Niode meninggal dunia akibat menderita masalah pada paru-parunya. Ia menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Pelni, Jakarta Barat, dalam usia 56 tahun.

Sepanjang kariernya sebagai atlet renang, Lukman memang telah memberikan sumbangsih prestasi untuk Indonesia. Ia merupakan peraih dua medali emas SEA Games 1983 di Singapura, serta pernah tampil dalam ajang Olimpiade 1984 di Los Angeles, Amerika Serikat.

Setelah pensiun, Lukman Niode tetap aktif berkarier di bidang olahraga. Terakhir, ia tercatat menjabat sebagai Wakil IV Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Pusat.

Norman Hunter

Di antara korban akibat pandemi virus Corona adalah legenda Leeds United, Norman Hunter. Mantan pemain timnas Inggris, yang masuk skuad juara Piala Dunia 1966, meninggal dunia akibat COVID-19 pada 17 April.

Norman Hunter meninggal dunia di usia 76 tahun. Ia sempat dirawat di rumah sakit setelah didiagnosis positif virus Corona, sampai akhirnya mengembuskan napas terakhirnya.

Jack Charlton

Satu lagi sosok juara Piala Dunia 1966, Jack Charlton, menambah kabar duka di dunia sepakbola. Ia meninggal dunia pada 10 Juli, di usia 85 tahun.

Selain membantu Inggris juara dunia, Charlton juga mengantar Leeds United menjuarai titel liga tahun 1969. Sebelum meninggal dunia, mendiang terus berjuang menghadapi beberapa kondisi kesehatan antara lain dementia.

Alfred Riedl

Publik sepakbola Indonesia turut berduka seiring kabar meninggal dunianya Alfred Riedl pada tanggal 7 September 2020. Ia tutup usia di umur 70 tahun, akibat penyakit kanker.

Semasa hidupnya, Riedl amat akrab dengan persepakbolaan Indonesia. Ia lebih dari sekali menangani Timnas Indonesia, tepatnya pada 2010, 2013, dan 2016. Selain masa baktinya yang panjang, ia juga terkenal sebagai pelatih tegas.

Ricky Yacobi

Kabar duka lain di dunia sepakbola Indonesia adalah ketika Ricky Yacobi meninggal dunia pada 21 November. Ia mengembuskan napas terakhir di lapangan sepakbola, di usia 57 tahun.

Ricky Yacobi, yang semasa bermain tampil sebagai striker, pernah membantu Timnas Indonesia merebut medali emas SEA Games 1987 untuk pertama kalinya. Ia juga pernah berkarier di luar negeri, membela klub Jepang, Matsushita FC.

Di dunia sepakbola Indonesia, November juga jadi bulan yang benar-benar kelabu. Pada 9 November, eks kiper Persija Jakarta Daryono meninggal dunia. Pada tanggal 28 November, Yusuf Luluporo yang merupakan legenda sepakbola Barito Putera juga tutup usia.

[Berikutnya: RIP Maradona sampai Paolo Rossi]

Maradona

Mendekati akhir tahun, dunia sepakbola kembali berduka. Pada 25 November terbetik kabar meninggalnya Diego Armando Maradona, legenda sepakbola asal Argentina.

Di usia Maradona yang 60 tahun, kepergiannya menghentak dunia. Dalam duka, publik mengenang kiprahnya bersama Boca Juniors, Newell's Old Boys, Barcelona, Sevilla, dan Napoli. Takkan ada pula yang lupa aksinya bersama timnas Argentina di Piala Dunia 1986.

Dalam kariernya semasa bermain, Maradona mencetak tak kurang dari 312 gol dalam 588 penampilan level klub. Termasuk 115 gol dalam 259 laga bersama Napoli, yang dibantunya dua kali menjuarai Serie A.

Di timnas Argentina, Maradona tampil dalam empat Piala Dunia. Puncaknya tentu saja adalah pada 1986, lewat gol ikonik 'Tangan Tuhan'. Ia mencetak 34 gol dalam 91 penampilan bersama La Albiceleste.

Papa Bouba Diop

Selang beberapa hari usai kepergian Maradona, ada pula mantan pesepakbola yang tutup usia yakni Papa Bouba Diop. Ia mengembuskan napas terakhir pada 29 November, di usia 42 tahun.

Mantan bintang Senegal itu akan senantiasa dikenang sebagai pencetak gol kemenangan timnas negaranya atas Prancis di laga Grup A Piala Dunia 2002 di Seoul. Senegal menang 1-0.

"FIFA berduka atas meninggalnya legenda Senegal Papa Bouba Diop. Yang pernah jadi pahlawan Piala Dunia, akan senantiasa jadi pahlawan Piala Dunia," cuit FIFA di Twitter.

Paolo Rossi

Juga dalam hitungan hari setelahnya, kabar duka kembali datang. Paolo Rossi, legenda sepakbola Italia, meninggal dunia pada 9 Desember.

Rossi, yang ikut membantu Italia menjuarai Piala Dunia 1982, tutup usia di umur 64 tahun. Kepergian mantan bintang Juventus dan AC Milan itu turut membuat markas Federasi Sepakbola Italia (FIGC) sempat mengibarkan bendera setengah tiang sebagai salah satu bentuk penghormatan buat peraih Ballon d'Or 1982 tersebut.

Gerard Houllier

Duka hadir lagi bulan Desember ini seiring kabar meninggalnya Gerard Houllier. Ia tutup usia pada 14 Desember, di umur 73 tahun.

Semasa hidupnya, Houllier antara lain dikenal sebagai mantan pelatih timnas Prancis dan manajer Liverpool. Bersama Liverpool itu pula Houllier sukses menyabet Charity Shield 2001, Piala FA 2001, Piala Liga Inggris 2001 dan 2003.

Sebelum meninggal dunia, Gerard Houllier sudah sempat menjalani operasi jantung. Masalah kesehatan pula yang telah memaksanya pensiun melatih pada tahun 2011.


Hide Ads