Pepe, si Anak Mami dengan Tiga Trofi Liga Champions

Pepe, si Anak Mami dengan Tiga Trofi Liga Champions

Mohammad Resha Pratama - Sepakbola
Jumat, 26 Feb 2021 20:45 WIB
CARDIFF, WALES - JUNE 03:  Pepe of Real Madrid celebrates with The Champions League trophy during the UEFA Champions League Final between Juventus and Real Madrid at National Stadium of Wales on June 3, 2017 in Cardiff, Wales.  (Photo by Matthias Hangst/Getty Images)
Pepe, pemain ganas yang ternyata anak mami (Getty Images/Matthias Hangst)
Oporto -

Pepe dikenal sebagai pesepakbola brutal yang sarat prestasi. Tapi, siapa sangka kalau dia masih jadi anak mami sampai usia remaja.

Pepe adalah bek tengah yang tak pandang bulu di atas lapangan. Dia selalu menghantam lawan-lawan yang mengarah ke lini pertahanan, bahkan jika harus bermain kasar.

Maka wajar jika Pepe banyak dikritik orang karena permainan keras menjurus kasar tersebut. Selama kariernya, Pepe punya 153 kartu kuning dan 12 kartu merah, enam di antaranya adalah langsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan Pepe juga tak segan-segan menyikat lawannya jika dirasa sulit dihentikan. Lionel Messi kerap jadi korban kala Pepe masih memperkuat Real Madrid.

Tapi, karena gaya bermain tanpa kompromi itulah Pepe selalu jadi andalan dan punya banyak trofi di klub maupun timnas. Pepe adalah salah satu dari sedikit pemain yang punya tiga trofi Liga Champions, semua bareng Madrid.

ADVERTISEMENT

Itu belum menyertakan gelar juara LaLiga, Liga Portugal, dan juga Piala Eropa. Punya karier cemerlang dan penuh kontroversi, Pepe ternyata punya cerita unik sekaligus menyedihkan semasa kecil.

Karena kesulitan ekonomi semasa hidup di Macelo, Brasil, Pepe harus berbagi tempat tidur dengan orang tua serta tiga saudarinya. Bahkan Pepe masih tidur ditemani ibunya hingga umur 17 tahun.

"Sebelum saya datang ke Portugal, saya masih tidur dengan ibu saya di usia 17 tahun, jadi bayangkan saja (bagaimana masa kecil saya)," ujar Pepe dalam wawancara dengan Tribuna Expresso.

"Hei man, saya dulu sudah tinggi besar dan saya masih tidur dengan orang tua, jadi bayangkan saja ayah saya pasti tidak ingin tidur bareng," sambungnya,

"Ini menarik tapi; suatu hari saya bicara dengan ibu saya dan dia bilang bahwa saya suka memainkan rambutnya, lalu mengambilnya, dan saya bilang kepadanya bahwa saya mungkin akan lama berada jauh darinya."

"Lalu bagaimana mungkin anak yang masih tidur dengan ibunya hingga umur 18 tahun, bisa memenangi tiga trofi Liga Champions (sambil tertawa). Jujur, saya tidak pernah membayangkannya," tutup Pepe.

(mrp/cas)

Hide Ads