Gelaran Euro 2020 memang berlangsung meriah. Namun, terselip kekhawatiran WHO setelah muncul ratusan kasus baru virus corona di penjuru Eropa.
Euro 2020, yang digelar sejak 11 Juni lalu, kini sudah mencapai babak perempatfinal. Beberapa negara yang menjadi tuan rumah bisa menggelar pesta sepakbola benua biru itu dengan meriah.
Hal itu membawa kekhawatiran baru. Sebab, pelan-pelan muncul kasus baru penyebaran virus corona di Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir BBC, WHO mencatat ada peningkatan kasus sebesar 10 persen, setelah dua bulan turun. Kekhawatiran kian menjadi, sebab varian delta virus corona juga mulai terdeteksi.
Di antaranya di Kopenhagen, Denmark, dan orang-orang Skotlandia dan Finlandia yang menyaksikan langsung pertandingan Euro 2020 di London, Inggris.
Sorotan sempat terlihat di Hongaria dan London, saat stadion bisa dipenuhi penonton. Sebanyak 60 ribu orang bisa datang langsung ke stadion.
Namun setelahnya, Rusia mencatat rekor kematian akibat virus untuk hari ketiga berturut-turut pada hari Kamis. Sementara di Inggris, infeksi juga melonjak di tengah gencarnya program vaksin.
Terakhir di Skotlandia, yang mengatakan lebih dari 1.200 kasus terdeteksi dan berkaitan dengan gelaran Euro 2020. Di antaranya, lebih dari 300 kasus terkait laga Inggris vs Skotlandia.
Direktur WHO Eropa, Hans Kluge, mengingatkan pentingnya menjaga disiplin di tengah pandemi. Jika tidak, ia menilai gelombang kasus baru virus corona bakal muncul.
"Akan ada gelombang baru di kawasan Eropa WHO kecuali kita tetap disiplin," direktur badan PBB Eropa Hans Kluge memperingatkan.
Kluge juga mengkritisi sikap UEFA, yang mengizinkan stadion Wembley dipenuhi penonton untuk semifinal dan final. Sebelumnya, UEFA memang menyatakan bahwa 60 ribu penonton bisa menyaksikan langsung pertandingan di stadion.
"Saya tidak bisa menjelaskan mengapa UEFA tidak bisa berpikir sehat. Saya pikir itu karena faktor komersil," katanya.
(yna/krs)