FIFA memberi angin segar kepada Israel agar bisa menggelar ajang Piala Dunia. Bagaimana caranya?
Presiden FIFA, Gianni Infantino, membuat kunjungan resmi pertamanya ke Israel pada Senin (11/10) waktu setempat. Kedatangan itu dalam rangka menghadiri undangan peresmian Friedman Center for Peace through Streght, sebuah lembaga buatan mantan dubes Israel era Donald Trump, David Friedman.
Dalam acara itu, Infantino mengatakan ada peluang Israel bisa menggelar Piala Dunia. Salah satu cara yang membuka jalan adalah berkat normalisasi hubungan beberapa negara dengan Israel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun lalu, AS menjadi inisiator agar beberapa negara mau menormalisasi hubungan dengan Israel, yang dikenal dengan Perjanjian Abraham. Uni Emirat Arab, Sudan, Maroko, dan Bahrain resmi mengakui Israel.
Perjanjian Abraham itu dinilai FIFA bisa membantu Israel menggelar Piala Dunia. Ia bahkan mengatakan, bisa saja Israel menggelarnya bersama Palestina.
"Mengapa kita tidak bisa memimpikan Piala Dunia di Israel dan tetangganya?" kata Infantino, dilansir Times of Israel..
"Dengan Kesepakatan Abraham, mengapa kita tidak melakukannya di sini di Israel, dengan tetangganya di Timur Tengah dan Palestina?" katanya.
Kabar itu direspons baik Menteri Olahraga dan Kebudayaan Israel, Chili Tropper. Ia memang berharap ada acara besar bisa digelar di Israel.
"Keinginannya adalah membawa acara olahraga internasional besar ke Israel," kata Troper.
Israel sendiri baru sekali tampil di Piala Dunia, yakni pada 1970. Ketika itu, mereka bermain mewakili konfederasi Asia atau AFC, sebelum terasingkan karena tak diakui berbagai konfederasi. Pada 1991, Israel akhirnya gabung UEFA.