Di sebuah artikel Daily Mail, misalnya. "Idrissa Gueye tak bisa dipaksa memakai jersey pelangi," sebut kolumnis kondang Martin Samuel di awal judul tulisannya.
"Ia adalah seorang Muslim dari sebuah negara yang mayoritas meyakini bahwa homoseksualitas adalah hal keliru."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Martin Samuel menambahkan, apa yang dilakukan Idrissa Gueye itu tidak otomatis membuatnya menjadi sosok yang tidak menghargai perbedaan. Tindakannya semata berdasar keyakinan agama.
"Bukan berarti Gueye berprasangka dan intoleran, ia adalah Muslim. Gueye dari Senegal yang 97,2 persen populasinya adalah Muslim. 97 persen masyarakat Senegal percaya gaya hidup homoseksual tak dapat diterima."
"Orang berbeda-beda dan, menurut pandangan pribadi, kita seharusnya selalu berusaha memahami dan menerima perbedaan yang ada," sebut Martin Samuel dalam petikan kolomnya tersebut.
![]() |
Piers Morgan, selebritas Inggris, melontarkan dukungan serupa terhadap pilihan Idrissa Gueye lewat kolomnya di The Sun.
Morgan menegaskan dirinya mengapresiasi pesepakbola yang berani memproklamirkan dirinya gay tapi di saat yang sama "aku akan membela pemain yang tidak mau memakai pelangi".
"Aku tidak tahu apakah Gueye seorang homophobia. Tapi secara publik ia tidak pernah mengatakan hal yang mengindikasikan dirinya seperti itu," tulis Morgan.
"Kalau Gueye secara publik mengomel panjang lebar soal kefanatikan homophobia, barulah itu akan jadi hal mengerikan dan ia layak dihukum. Tapi ia sama sekali tidak melakukan hal tersebut."
"Dan ia seharusnya tidak boleh dipaksa untuk mempromosikan sesuatu yang secara personal mungkin tidak ia setujui, atau malah dapat hukuman lantaran ia sekadar menggunakan haknya untuk berpendapat dengan tidak memakai jersey pelangi," tuturnya.
(krs/krs)