Cerita Qatar Gelar Piala Dunia 2022: Indonesia Mundur hingga Isu Suap

Cerita Qatar Gelar Piala Dunia 2022: Indonesia Mundur hingga Isu Suap

Yanu Arifin - Sepakbola
Rabu, 09 Nov 2022 14:20 WIB
TOPSHOT - Qataris gather at the capital Dohas traditional Souq Waqif market as the official logo of the FIFA World Cup Qatar 2022 is projected on the front of a building on September 3, 2019. (Photo by - / AFP)        (Photo credit should read -/AFP via Getty Images)
Foto: AFP via Getty Images/-

Isu Suap

Dalam proses selanjutnya, lima negara bersaing menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Australia, Qatar, Jepang, Korea Selatan, dan AS bisa maju ke fase berikutnya persaingan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 2 Desember 2010 di Zurich, markas FIFA, sebanyak 22 Exco FIFA berkumpul bersiap menggelar pemungutan suara. Sebelumnya, ada dua Exco FIFA ditangguhkan sebelum pemungutan suara, karena diduga terlibat suap terkait voting.

Dalam proses voting, yang dikritik media serta pundit karena disebut 'berisiko tinggi', Qatar akhirnya memenangkan bidding. Negara Timur Tengah itu merebut 14 suara, mengalahkan AS, yang cuma mendapat 8 suara. Jepang, Australia, dan Korea Selatan gagal bersaing dalam prosesnya.

ADVERTISEMENT

Setahun berselang, isu dugaan suap dalam proses bidding tuan rumah Piala Dunia 2022 makin santer disuarakan. Keterlibatan dua Exco FIFA dalam pusaran masalah itu menimbulkan keraguan pada hasil voting yang memenangkan Qatar.

Mantan Presiden FA, David Triesmann, menyebut ada skandal dalam proses pemilihan tuan rumah Qatar. Dalam protesnya, Trieman menyebut menemukan fakta bahwa banyak pihak disuap untuk memenangkan Qatar.

Presiden FIFA yang menjabat, Sepp Blatter, juga kemudian membuka opsi pemungutan suara ulang terkait itu. Tudingan itu sempat dibantah Pemerintah Qatar.

Kemudian, ada bocoran dokumen menyatakan sebaliknya. Salah satu perusahaan media pemerintah Qatar disebut menyuap FIFA untuk memenangkan status tuan rumah. Dana senilai 880 juta dolar disebut dikucurkan untuk memenangkan Qatar. Klaim itu kemudian dibantah FIFA.

Selain isu suap, Qatar juga sempat disorot karena isu pelanggaran hak asasi manusia. Banyak laporan soal pekerja migran yang tewas dalam mempersiapkan venue Piala Dunia. Isu cuaca dan aturan ketat Qatar soal kebebasan berekspresi, termasuk minum alkohol serta LGBT, juga menjadi sorotan hingga saat ini.

Pada akhirnya, Piala Dunia 2022 tetap digelar di Qatar. Ajang itu akan digelar kurang dari dua pekan ini, setelah melewati proses yang panjang dan berliku-liku.


(yna/raw)

Hide Ads