Maroko dan Spanyol akan kembali bertemu di Piala Dunia 2022, kali ini di babak 16 besar. Di tepi Selat Gibraltar, ada sebuah kota kecil di mana nuansa gabungan dua negara begitu terasa.
Ceuta, demikian nama kota itu, terletak di pantai utara Afrika, namun merupakan daerah otonomi Spanyol sejak 1580. Meski Bahasa Spanyol merupakan satu-satunya bahasa resmi di sana, namun penggunaan Arab Maroko juga menonjol.
Penduduk Ceuta yang mencapai sekitar 85 ribu orang pun bercampur antara orang Spanyol dan Maroko. Islam dan Kristen menjadi agama yang banyak dianut, dan di sana mereka hidup harmonis sehari-hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu penduduk di sana, Sulaika Hosain, mengaku dirinya adalah orang Spanyol, namun kakeknya merupakan orang Maroko. Siapa yang ia dukung?
"Saya orang Spanyol dan ingin Spanyol menang, tapi saya mendukung Maroko. Saat Maroko bermain, ada sesuatu dalam diri saya yang tergerak," ujar Hosain kepada Associated Press, dikutip The Guardian.
"Biarkan mereka menang, sehingga orang-orang bisa bilang, 'Ternyata Maroko bukan cuma tempat orang miskin'," jelas wanita 26 tahun itu saat ditemui di tempat kerjanya.
Buat orang-orang seperti Hosain yang tinggal atau bekerja di Ceuta, mereka tak mempermasalahkan siapa yang akan memenangkan laga tersebut. Semua sama saja. Siapapun yang menang, tak akan ada kericuhan.
"Maroko tampil bagus, tapi sewaktu bertemu Spanyol mereka akan terhalang tembok dan laga dipastikan selesai. Itu saja," celetuk Mohamed Laarbi, pengelola bar yang juga menggelar nonton bareng.
"Bola ya bola, politik ya politik. Kami akan bertanding sepakbola dan bersenang-senang, namun ada rasa saling menghormati. Itulah yang terpenting. Kami bertetangga, dan harus hidup seperti bersaudara," ujar Mohamed Et Touzani, seorang penata rambut di Ceuta.
![]() |
Maroko dan Spanyol memang memiliki hubungan yang rumit. Maroko sendiri tak mengakui secara resmi Ceuta adalah wilayah Spanyol, bahkan sempat membuka gerbang perbatasan antara Ceuta dan wilayah Maroko.
Namun kedua negara tidak saling bermusuhan dan tetap memiliki hubungan diplomatik. Bahkan imigran Maroko merupakan yang terbesar di Spanyol, mencapai 800 ribu orang.
Beberapa pemain Maroko di Piala Dunia 2022 juga bermain di Spanyol, seperti Yassine Bounou dan Youssef En-Nesyri di Sevilla, Abde Ezzalzouli (Osasuna), dan Jawad El Yamiq (Real Valladolid). Achraf Hakimi, bek andalan Singa Atlas, diketahui lahir di Madrid.
Maroko vs Spanyol akan berlangsung di Education City Stadium malam ini, Selasa (6/12) pukul 22.00 WIB. Siapapun yang menang, Ceuta rasanya akan tetap berpesta.
(adp/aff)