Jakarta - Sevilla tampil gemilang untuk melakukan comeback saat menjamu Liverpool. Sevilla mengikuti jejak comeback-comeback cemerlang lainnya di Eropa.
Sevilla dan Comeback-Comeback Top Lainnya di Eropa

Sebelum menderita kepahitan di Sevilla, Liverpool pernah memberikan kepahitan. 'Si Merah' pernah mencatatkan comeback bersejarah kala membalikkan ketertinggalan 0-3 dari AC Milan di final Liga Champions 2004/2005. Liverpool menyamakan skor di waktu normal, lalu menang lewat adu penalti. (Foto: Mike Hewitt/Getty Images)
Barcelona musim lalu juga menampilkan comeback gemilang, dalam pertemuan dua leg melawan Paris Saint-Germain. Kalah 0-4 di leg pertama, Blaugrana membalikkan keadaan lewat kemenangan 6-1 di Camp Nou pada leg kedua. (Foto: Laurence Griffiths/Getty Images)
Mundur ke musim 2014/2015, kala Bayern Munich lolos dari situasi sulit saat menghadapi Porto di perempatfinal. Kalah 1-3 di leg pertama, Bayern bangkit dan menepis keraguan dengan kemenangan 6-1 di leg kedua. (Foto: Mike Hewitt/Getty Images)
Chelsea terancam tersingkir di babak 16 besar Liga Champions musim 2011/2012 usai kalah 1-3 dari Napoli di leg pertama. Tapi penunjukkan manajer baru, Roberto Di Matteo, membangkitkan tim, hingga mampu membalikkan keadaan lewat kemenangan 4-1. (Foto: Clive Rose/Getty Images)
Lebih dari sedekade lalu, Deportivo La Coruna pernah menunjukkan mental baja saat melawan AC Milan. Kalah 1-4 di San Siro pada leg pertama perempatfinal musim 2003/2004, Deportivo menggila Deportivo dengan mencetak empat gol untuk menang 4-0 di leg kedua. (Foto: Jamie McDonald/Getty Images)
Musim 1998/1999 adalah musimnya Manchester United. Mereka pertama kali menunjukkan mental juara saat bertemu Juventus di semifinal. MU diimbangi Juventus 1-1 di Old Trafford dan dalam posisi tertinggal menatap leg kedua. MU juga mengawali leg kedua dengan buruk, setelah tertinggal 0-2 di awal-awal. Tapi mereka lantas mencetak tiga gol untuk membalikkan keadaan. (Foto: Ross Kinnaird /Allsport/ Getty Images)
MU melanjutkan kegemilangannya di final musim 1998/1999. 'Setan Merah' tertinggal 0-1 dari Bayern Munich sampai masuk masa injury time. Saat itulah MU bangkit dan mencetak dua gol balasan untuk merebut gelar juara. (Foto: Ben Radford /Allsport/ Getty Images)
Mundur lebih jauh lagi ke era 1980-an, Bayer Leverkusen mencatatkan comeback bersejarah di final Piala UEFA (kini Liga Europa) yang saat itu digelar dua leg. Leverkusen kalah 0-3 dari Espanyol di pertemuan pertama, tapi mampu menyamakan kedudukan di pertemuan kedua. Leverkusen akhirnya jadi juara usai menang lewat adu penalti. (Foto: Allsport UK /Allsport/ Getty Images)
Real Madrid juga punya kisah comeback, yakni pada musim 1985/1986 silam. Los Blancos saat itu terancam tersingkir di babak ketiga Piala UEFA dari Borussia Moenchengladbach usai kalah 1-5 di leg pertama yang digelar di Jerman. Namun pergantian pelatih jadi titik balik Madrid, yang menang 4-0 di Santiago Bernabeu pada leg kedua dan lolos. (Foto: internet)
Kisah comeback lainnya dari Piala UEFA, kali ini melibatkan Partizan Beograd dan Queens Park Rangers di musim 1984/1985. QPR mendapatkan bekal bagus menatap leg kedua dengan kemenangan 6-2. Tapi rupanya itu tak cukup, karena Partizan menang meyakinkan 4-0 di leg kedua dan lolos dari babak 16 besar. (Foto: kicktv)