PSSI menghentikan Liga 1 hingga waktu yang tak ditentukan. Mereka harus berfokus menyelesaikan tragedi GBLA dengan tewasnya suporter Haringga Sirila di Stadion Gelora Bandung lautan Api, Minggu (23/9).
Langkah itu diambil PSSi merespons instruksi Menpora Imam Nahrawi untuk menyetop liga selama dua pekan.
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, mengatakan klub harus menanggung pembengkakan biaya dengan dihentikannya liga. Sebagai gambaran, jika disetop selama dua minggu, klub harus menyiapkan dana untuk operasional sebulan. Biaya tersebut untuk kontrak pemain, catering, transportasi, dan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dampak dihentikannya Liga 1 walau hanya dua minggu, cukup lumayan berat. Yang harusnya berhenti 9 Desember itu artinya harus perpanjang kontrak pemain dan ofisial selama sebulan, karena tidak bisa itungan minggu," kata Yoyok di kantor DPD Demokrat Jateng, Jalan Karangrejo, Semarang, Kamis (27/9/2018).
Ia menjelaskan, dalam sebulan, PSIS mengeluarkan biaya Rp 900 juta untuk pemain. Jika ditambah catering, transportasi, dan lainnya, dalam sebulan total manajemen mengeluarkan Rp 1,2 miliar.
"Jadi membengkak Rp 1,2 miliar," dia menegaskan.
Pemain Tetap Berlatih
Meski demikian, Yoyok tidak mempermasalahkan soal ditundanya Liga 1 karena memang sudah diputuskan. Dia berharap penghentian liga bisa dimaksimalkan oleh PSSI agar peristiwa serupa tak terjadi lagi.
Saat ini para pemain fokus untuk latihan dan mempersiapkan pertandingan berikutnya melawan Persela.
"Pemain sekarang semua masih di Magelang, masih latihan. Pemain nantinya akan diliburkan 3 hari. Minggu depan isi dengan uji coba agar mental tanding terjaga. Latihan lakukan terus," dia menjelaskan.
Simak Juga 'PSSI Resmi Bekukan Liga 1 Entah Sampai Kapan':
(fem/fem)