Sleman - Suporter PSS Sleman masih lelancarkan aksi protes kepada manajemen. Spanduk kecaman terpasang di area Stadion Maguwaharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
Hingga Minggu (19/1/2020), suporter PSS terus melancarkan protesnya. Aksi itu buntut dari tidak diperpanjangnya kontrak pelatih Seto Nurdiantoro, yang kini posisinya digantikan oleh Eduardo Perez.
Suporter yang sudah terlanjur cinta kepada kinerja Seto bahkan memasang spanduk bertuliskan "In Seto We Trust". Spanduk tersebut dipasang oleh kelompok suporter Slemania.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, suporter juga meminta manajemen PSS dibenahi. spanduk kritikan bakal terus dipasang sampai tuntutan dipenuhi.
Foto: Jauh Hari Wawan S |
"Yang jelas, spanduk itu akan dipasang di situ (kantor PT PSS) sampai tuntutan kami direspon oleh manajemen," ujar Presidium Slemania Asep Handi Kurniawan saat dihubungi, Minggu (19/1/2020).
"Kami ingin Seto yang putra daerah dan prestasinya sudah terbukti kembali melatih PSS. Kami juga ingin manajemen untuk berbenah," sambungnya.
Dari pantauan detikcom, selain spanduk berukuran jumbo, ada dua karangan bunga yang dikirim oleh suporter. Kantor PSS juga ditaburi bunga.
Asep juga menjelaskan bahwa dalam waktu dekat Slemania bakal melakukan rapat. Dia tak mau suporter bertindak gegabah.
"Kami tidak mau gegabah dulu, kami menunggu teman-teman Slemania dan dalam waktu dekat kami akan melakukan rapat besar untuk menentukan sikap dan langkah selanjutnya," bebernya.
Sementara itu, kelompok suporter Brigata Curva Sud (BCS) telah memberikan ultimatum kepada manajemen klub agar segera memenuhi delapan tuntutan yang diajukan.
Di antaranya, program pembinaan dan akademi usia muda PSS, mess untuk pemain, lapangan untuk berlatih, membenahi marketing dan business development, memanfaatkan media klub sebagai pusat informasi dan publikasi, menghapus peran dan posisi ganda di tubuh manajemen.
Selain itu penyelenggaraan pertandingan yang profesional, penyelenggara pertandingan dinilai gagal mengelola dengan baik, dan standar operasional prosedur (SOP) yang jelas dalam perusahaan.
"Ini delapan tuntutan dari kami (BCS) yang sudah kami suarakan sejak tahun lalu," kata Manajer Publikasi BCS, Andrean.
Pria yang akrab disapa Aan itu mengatakan suporter benar-benar dibuat kecewa oleh sikap manajemen. BCS berpendapat manajemen klub telah gagal merangkul pihak-pihak yang berkompeten dan berprestasi.
"Tuntutan kami jelas, delapan tuntutan tahun lalu segera direalisasikan dan deretan nama yang tidak berprestasi, sekarang tinggal pilih, keluarkan semua yang tidak berkompeten atau kami yang keluar dari tribune selamanya atau boikot semua pertandingan PSS Sleman," ujarnya.
CEO PT PSS, Fatih Chabanto, hingga saat ini belum bisa dimintai tanggapan terkait protes yang dilakukan suporter. Fatih juga tak merespons telepon dan pesan dari detikcom.